Warga Palestina menunjukkan perlawnana selama bentrokan di tengah operasi Israel di Nablus, Tepi Barat, pada 22 Februari 2023. | EPA-EFE/ALAA BADARNEH

Nasional

Narasi Sayap Kanan Israel Dikecam

Komentar-komentar provokatif dikhawatirkan memicu kekerasan.

BRUSSELS – Kerusuhan dan pembakaran rumah-rumah serta kendaraan milik warga Palestina dinilai tak muncul dari ruang kosong. Ada narasi-narasi dari pihak pemerintahan sayap kanan Israel yang mendorong tindakan itu.

Sejumlah pihak menyayangkan komentar-komentar provokatif tersebut. Yang terkini, Uni Eropa mengecam pernyataan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang menyerukan agar kota Huwara di Tepi Barat “dimusnahkan”. 

Belum lama ini, puluhan pemukim Israel membakar setidaknya 30 rumah dan mobil milik warga Palestina di kota tersebut. “Komentar yang dibuat Smotrich tidak dapat diterima. Mereka menghasut untuk melakukan kekerasan tanpa pandang bulu dalam situasi yang sudah tegang,” kata Kantor Perwakilan Uni Eropa di Yerusalem dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/3), dikutip kantor berita Palestina WAFA

photo
Pasukan Israel saat melakukan penyerangan ke kamp pengungsi Aqabat Jaber dekat kota Jericho di Tepi Barat, Rabu, (1/3/2023). - (AP Photo/Majdi Mohammed)

Uni Eropa meminta Pemerintah Israel tak mengadopsi pernyataan Smotrich dan bekerja sama dengan semua pihak untuk meredakan ketegangan. “Komentar Smotrich berlawanan arah dan tidak dapat diterima serta tak dapat ditoleransi,” kata mereka. 

Uni Eropa pun mengaku prihatin dengan kekerasan yang meningkat di lapangan. “Langkah-langkah deeskalasi segera dibutuhkan,” kata mereka.

Pada Rabu (1/3) lalu, Smotrich mengatakan bahwa Israel harus “memusnahkan” Huwara. “Desa Huwara di Palestina harus dimusnahkan. Negara yang harus melakukannya, bukan warga negara,” ujar Smotrich.

photo
Tentara Israel dan pemukim Yahudi berdiri di samping bangunan Palestina yang rusak di kota Huwara, dekat Nablus di Tepi Barat, Senin (27/2/2023). - (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Pada Ahad (26/2) malam lalu, puluhan pemukim Israel membakar puluhan rumah dan mobil milik warga Palestina di Huwara. Aksi anarkistis itu terjadi setelah seorang warga Palestina membunuh dua pemukim Yahudi. Pemukim Israel dilaporkan membakar habis setidaknya 35 rumah. Sementara 40 rumah lainnya rusak sebagian. Lebih dari 100 mobil dibakar atau dihancurkan.

Menurut pejabat kesehatan Palestina, aksi amukan pemukim Israel di Huwara menewaskan seorang warga dan melukai hampir 400 lainnya. Dalam pidatonya di Sidang Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB ke-52 di Jenewa, Swiss, Senin (27/2), Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki menyinggung tentang insiden di Huwara.

“Anda telah melihat foto-foto mengerikan dari serangan oleh para pemukim Israel terhadap komunitas Palestina yang tak berdaya di Huwara, Burin, dan lainnya tadi malam,” ucapnya, dikutip WAFA.

Dia mengatakan, serangan pemukim teroris semacam itu dilakukan di bawah perlindungan pasukan Israel. “Ini bukan kampanye teror pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir dan bahwa warga Palestina membutuhkan perlindungan tetapi menolak untuk menawarkannya,” ujar Al-Maliki.

photo
Warga Palestina membantu seorang pemuda yang terluka dalam bentrokan dengan pemukim Israel di Desa Burin yang terletak di dekat Kota Nablus, Tepi Barat, pada 25 Februari 2023. - (Xinhua/Nidal Eshtayeh)

Al-Maliki menilai, Israel diberi status perlakuan luar biasa yang memungkinkannya terus melakukan kejahatan dengan impunitas lengkap. “Sementara itu rakyat Palestina diminta menahan diri, memiliki kesabaran yang tak terbayangkan oleh manusia, dan yang paling parah, diharapkan menahan diri untuk tidak mencari jalan keluar,” ucapnya.

Ia menyebut, selama setahun terakhir, Israel membunuh lebih banyak warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dibandingkan dalam kurun 16 tahun. "Sejak tahun ini dimulai, pasukan pendudukan Israel telah membunuh dan melukai ratusan warga Palestina, menghancurkan puluhan rumah, mengepung kota-kota dan kamp-kamp pengungsi; menghukum lusinan keluarga tak berdosa dan merampas hak-hak dasar tahanan Palestina termasuk akses yang layak ke air dan makanan,” kata Al-Maliki. 

Selain itu, Israel pun terus memperluas pemukiman kolonial ilegal di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem. Israel mengadopsi kebijakan dan praktik yang semakin memperkuat kolonisasi dan apartheid. “Dengan kata lain, Israel tidak melakukan upaya apapun untuk melakukan kejahatan tanpa hukuman,” ujar Al-Maliki. 

Sementara, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengangkat isu palestina dalam pertemuan menlu G20 di New Delhi, India, yang berlangsung Kamis (2/3) lalu. Menurutnya, dunia telah mengesampingkan penderitaan rakyat Palestina.

photo
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. - (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Dalam sesi pembahasan tentang kemanusiaan di pertemuan menlu G20, Retno menyoroti bagaimana perang dan konflik telah membawa masalah kemanusiaan luar biasa. Contohnya di Myanmar, Palestina, Afghanistan dan Ukraina. 

“Baik secara individu maupun kolektif, saya tekankan bahwa negara anggota G20 harus terus memfokuskan kerja nyatanya pada the wellbeing of the people. Saya sengaja memberikan satu contoh betapa dunia telah mengesampingkan penderitaan yang dialami oleh bangsa Palestina,” kata Retno, seperti diterangkan dalam siaran pers yang dirilis Kementerian Luar Negeri, Jumat (3/3). 

Menurut Retno, banyak sekali negara mengadopsi standar ganda dalam masalah Palestina. “Saya contohkan, dalam pembukaan pertemuan Dewan HAM (PBB) di Jenewa beberapa hari lalu, tidak ada satupun pembicara pada acara pembukaan menyinggung masalah Palestina. Saya juga menekankan pentingnya G20 dan dunia menghentikan ketidakadilan ini,” ucap Retno. 

Mencari HPP Gabah yang Berkeadilan

Badan Pangan telah menampung masukan dari berbagai pihak.

SELENGKAPNYA

Rufaidah, Perintis Keperawatan Islam

Di Arab dan Timur Tengah, sosok Rufaidah lebih masyhur dibandingkan Florence Nightingale.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya