
Khazanah
Kronologi UAH Jadi Pimpinan Majelis Tabligh Muhammadiyah
UAH adalah seorang pendakwah yang populer di ruang digital sekaligus kader asli Muhammadiyah.
JAKARTA – Pendiri Quantum Akhyar Institute, Ustaz Adi Hidayat (UAH), resmi masuk dalam jajaran pengurus Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. UAH bahkan dipercaya sebagai wakil ketua I Majelis Tabligh dalam kepengurusan periode 2022-2027.
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustaz Fathurrahman Kamal membenarkan bahwa UAH telah menjadi salah satu pimpinan dari Majelis Tabligh Muhammadiyah. Dia pun mengaku telah menghubungi langsung UAH untuk meminta kesediaannya masuk ke dalam kepengurusan.

"Betul, saya sendiri yang menghubungi beliau beberapa waktu lalu pas saat beliau sedang ada di Amerika waktu itu dan menjawab langsung WA saya, dan beliau juga mengisi form kesediaan itu. Jadi, itu valid, Ustadz Adi bergabung ke Majelis Tabligh PP Muhammadiyah," ujar Ustaz Fathurrahman saat dihubungi Republika, Selasa (28/2/2023).
Majelis Tabligh merupakan salah satu unsur pembantu pimpinan (UPP) yang ada di persyarikatan. UPP tersebut ditujukan untuk membantu pimpinan persyarikatan di tingkat masing-masing dalam melaksanakan program-program persyarikatan secara bertanggung jawab.
Dalam struktur UPP, majelis berfungsi dalam menentukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyelenggaraan amal usaha, program, dan kegiatan sesuai dengan kebijakan persyarikatan. Majelis juga berwenang mengarahkan, memutuskan, dan memberi tuntutan teknis operasional pelaksanaan program dalam bidangnya masing-masing.
Ustaz Fathurrahman menjelaskan, PP Muhammadiyah memasukkan UAH di kepengurusan PP Muhammadiyah periode sekarang karena UAH adalah seorang pendakwah yang populer di ruang digital sekaligus kader asli Muhammadiyah. "Saya kira beliau sosok anak muda yang sangat populer, smart, kemudian sangat open minded dan beliau secara terbuka di dalam kajian-kajiannya itu tidak pernah menutupi bahwa beliau itu memang lahir dari rahim Muhammadiyah," katanya.
Ustaz Fathurrahman mengatakan, UAH merupakan alumnus pondok pesantren Muhammadiyah yang ada di Garut, yaitu Pondok Pesantren Darul Arqam. Menurut dia, UAH juga telah mengakui identitasnya sebagai kader Muhammadiyah di publik yang kemudian dakwahnya diterima masyarakat luas. "Saya berpikir, beliau sangat jernih melihat persoalannya, bahwa untuk menyelesaikan persoalan umat yang sangat kompleks di Indonesia ini tentu tidak mungkin diselesaikan secara single fighter," ujar dia.
Secara pribadi, Ustaz Fathurrahman juga mengakui kualifikasi dan capaian UAH dalam dunia dakwah selama ini. Menurut dia, dakwah UAH juga sesuai dengan dakwah berkemajuan yang diusung Muhammadiyah. Menurut Ustaz Fathurrahman, sudah saatnya bagi UAH untuk kembali ke ibu kandungnya dengan ikut di dalam jajaran struktural.
"Walaupun selama ini beliau kan lebih menyampaikan pesan-pesan dakwahnya dan sangat berkemajuan minded dia," ucap dia.
Menjelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang digelar di Surakarta beberapa waktu lalu, menurut dia, UAH juga sudah secara terbuka menyampaikan minat untuk masuk ke struktur Muhammadiyah. Hal itu disampaikan dalam Tabligh Akbar Pra-Muktamar yang dihadiri ribuan orang.
"Tapi kan waktu itu tidak mungkin kalau misalnya masuk menjadi salah satu calon pimpinan yang di-endorse di muktamar karena prosesnya di Muhammadiyah panjang. Sehingga saya lihat PP Muhammadiyah sekarang ini memfasilitasi komitmen beliau yang telah disampaikan itu," kata Ustaz Fathurrahman.
Saat memberikan tausiyah dalam acara Tabligh Akbar Semarak Muktamar 48 Muhammadiyah 'Aisyiyah di Gedung Induk Siti Walidah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), belum lama ini, UAH menyampaikan bahwa dirinya siap dipanggil Muhammadiyah jika diperlukan. UAH menegaskan, kader Muhammadiyah harus siap ketika dipanggil. Kalau bangsa memanggil maka harus siap, kata dia. Apalagi jika Muhammadiyah memanggil, maka ia mengatakan harus siap juga. Ia menegaskan, kapan saja dibutuhkan dan kapan saja diperlukan, harus siap.
"Kalau bisa, jangan anaknya (kader Muhammadiyah, Red) yang minta, bapaknya (pengurus Muhammadiyah meminta, Red), siap, insya Allah, kami datang," ujar UAH.
Menanti Air Bersih yang tak Kunjung Mengalir
Sebulan bisa habis ratusan ribu sampai sejutaan kalau sama air buat minum. Lebih mahal biaya air daripada biaya ngontrak rumahnya.
SELENGKAPNYAAksi Pemukim Yahudi Dikecam
Berbagai pihak menyerukan penghentian kekerasan di Tepi Barat.
SELENGKAPNYAMenko Polhukam Tolak Permintaan Tebusan Separatis
Posisi kelompok separatis dan sandera disebut berpindah-pindah.
SELENGKAPNYA