
Peristiwa
Pemprov Jabar Tutup Sementara Masjid Al Jabbar
Pemprov Jabar menutup Masjid selama dua minggu untuk mengevaluasi operasional masjid Al Jabbar.
BANDUNG -- Sejak diresmikan beberapa waktu lalu Masjid Raya Al Jabbar di Bandung masih belum berhenti menarik perhatian publik. Pada awalnya publik terkagum-kagum melihat desain arsitektur yang tampak indah dengan tata cahaya menawan.

Desain dalam masjid pun tak kalah menarik. Hal ini yang membuat warga berduyun-duyun datang. Tidak hanya warga dari sekitar kota Bandung, namun kota-kota lain dari dalam hingga luar Jawa Barat.

Dari sekedar ingin suasana beribadah, menikmati keindahan suasana hingga membuat konten media sosial. Belakangan perhatian publik beralih kepada hal-hal lain di sekitar masjid.

Mulai dari keluhan warga sekitar yang harus menghadapi kemacetan. Antrean panjang harus dihadapi warga beberapa perumaha yang ada di sekitar masjid. Kondisi kemacetan semakin parah pada akhir pekan. Rekayasa lalulintas tida serta merta menyelesaikan masalah kemacetan ini.

Belum lagi masalah lalulintas selesai, giliran perilaku pengunjung menjadi bahan perbincangan di dunia maya. Pengunjung tidak menjaga ketertiban saat berkunjung ke kompleks masjid. Menggelar arena botram tidak pada tempatnya. Beberapa pengujung bahkan berenang di kolam yang ada di taman masjid.
Terakhir adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan. Tumpukan berbagai jenis sampah terongok, di sana-sini. Padahal tempat sampah ada tidak jauh dari tumpukan sampah tadi.

Pemprov Jabar pun menutup Masjid sementara selama dua minggu. Evaluasi dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya operasional masjid Al Jabbar. Penutupan masjid jadi momentum pengurus masjid dan pemprov Jabar membenahi masjid menjelang tibanya bulan suci Ramadhan 1446H.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.