|

Inovasi

Trauma Nyata karena Deepfake

Performa aktor bisa dengan mudah tergantikan oleh teknologi.

Beberapa waktu lalu, aktor Keanu Reeves menjadi salah satu dari sederet selebritas yang wajahnya kerap digunakan tanpa izin dalam berbagai manipulasi video dengan teknologi deepfake. Wajah Reeves bahkan pernah digunakan dalam video pornografi bertema The Matrix yang dibuat dengan teknologi tersebut. 


Tak ayal, Reeves menyebut deepfake sebagai teknologi yang menakutkan. Deepfake pada dasarnya merupakan teknologi berbasis kecerdasan buatan yang kerap dimanfaatkan untuk memanipulasi gambar hingga video. Dengan teknologi ini, wajah seseorang di dalam sebuah video bisa diganti menjadi wajah orang lain, termasuk wajah para selebritas.


Wajah Reeves pun kerap digunakan dalam banyak video palsu dengan memanfaatkan teknologi deepfake. Kabar buruknya, wajah Reeves sering kali digunakan dan disalahgunakan tanpa izin oleh para pengguna teknologi tersebut. "Deepfake itu menakutkan," kata sang aktor, seperti dilansir AceShowbiz.


Selain dapat menyalahgunakan wajah orang lain untuk kepentingan pribadi tanpa izin, bintang The Matrix tersebut menilai ada hal lain yang membuat deepfake menakutkan, khususnya bagi para aktor dan aktris. Menurut Reeves, kecanggihan deepfake bisa saja membuat aktor kehilangan agensi dan tergantikan perannya. "Yang membuat frustrasi mengenai ini adalah Anda akan kehilangan agensi," kata Reeves.


Pada tahun lalu misalnya, perusahaan telekomunikasi Rusia melakukan deepfake terhadap wajah aktor Bruce Willis dalam iklan mereka. Reeves menilai iklan tersebut mencerminkan betapa performa aktor bisa dengan mudah tergantikan oleh teknologi. "Itu menakutkan. Merupakan hal yang menarik untuk melihat cara manusia berurusan dengan teknologi-teknologi ini," ujarnya.


Secara umum, Reeves mengatakan, saat ini beragam bentuk teknologi telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Teknologi kini juga makin berperan dalam sektor edukasi, pengobatan, politik, hingga hiburan. "Teknologi juga memengaruhi cara kita berperan dan cara kita bekerja," ujar Reeves dalam sesi wawancara untuk Wired bersama dengan stuntman dan sutradara Chad Stahelski.


Dalam kesempatan tersebut, Reeves dan Stahelski juga turut berbincang mengenai film John Wick: Chapter 4 yang akan dirlis pada Maret 2023. Meski saat ini teknologi memudahkan penonton untuk menyaksikan film dari berbagai media atau gawai, ia menilai menonton film langsung di bioskop masih memiliki keunggulannya tersendiri. Salah satu dari keunggulan bioskop adalah skala layarnya. "Anda bisa melihat pertunjukan luar biasa dengan emosi dan alur cerita yang menyentuh Anda dari jarak dekat," ujar Reeves. 


Semua Bisa Jadi Korban

Tak hanya menimpa para artis, masyarakat umum pun bisa pula menjadi korban deepfake. Salah seorang streamer Twitch, QTCinderella pada 30 Januari 2023, mendapati kotak masuknya ramai dibanjiri dengan tangkapan layar video porno.

Dia mengenali wajah yang ada di tangkapan itu, wajah dirinya. Namun, itu bukan tubuhnya. Dia tidak pernah membuat film porno atau memvideokan dirinya sedang telanjang. Sontak QT terkejut, bingung, panik, dan sakit.

Akhirnya, dia memutuskan untuk membagikan perasaannya dalam siaran langsung dadakan kepada 800 ribu pengikutnya. “Saya ingin menunjukkan bahwa ini adalah masalah besar. Setiap wanita di situs web itu, merasakan trauma seksual,” kata QT yang enggan memberikan nama aslinya, dilansir USA Today, Kamis (16/2/2023).                                                         

Meskipun penggemar dan wanita lain telah menyuarakan dukungan mereka, QT juga menerima banyak pesan kebencian dan menyalahkan korban. Sebagian besar dari mereka adalah pria yang tidak mengerti bagaimana gambar palsu dapat menyebabkan kerugian yang nyata.

Ada juga mereka yang percaya bahwa ini adalah harga yang dibayar wanita untuk mendapatkan ketenaran di internet. “Saya tidak melakukan kesalahan apa pun. Kami sebagai wanita tidak melakukan kesalahan apa pun,” ujarnya.

Selain harus menanggung banyaknya kebencian terhadap dirinya, dia juga berjuang mengatasi rasa sakit. Sebab, foto-foto itu dikirim ke keluarganya. Dia harus menjelaskan berkali-kali dan mengklarifikasi hal tersebut kepada keluarganya. QT merasa itu sangat memalukan.

Pekerja sosial klinis berlisensi Jessica Klein mengatakan, sebuah gambar yang diubah atau tidak sudah cukup menciptakan trauma yang nyata bagi sebagian orang. Ini bisa menyebabkan korban mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Menurut studi yang diterbitkan dalam Fight the New Drug, serangan seksual dan pelecehan nonkonsensual berbasis gambar, bisa menyebabkan dampak efek kesehatan mental pada korban. “Sesuatu tidak perlu terjadi secara fisik pada tubuh Anda untuk menimbulkan trauma. Rasa aman Anda benar-benar hilang ketika tubuh Anda digambarkan dengan cara nonkonsensual untuk dilihat jutaan orang,” kata Klein.

QTCinderella menambahkan, seharusnya ada undang-undang yang mengatur hal ini. “Kami membutuhkan undang-undang federal. Kami membutuhkan sesuatu yang terjadi pada orang yang mengambil keuntungan dari orang lain dihukum,” katanya.

Saat ini, banyak negara bagian AS memiliki undang-undang yang melarang revenge porn atau penggunaan pornografi sebagai balas dendam dan gambar telanjang nonkonsensual. Namun, hanya tiga negara bagian yang secara khusus sudah menyertakan penyalahgunaan deepfake dalam aturannya, yaitu Kalifornia, Virginia, dan Texas. 

 

 

 
Penggunaan deepfake bisa menyebabkan korban mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD).
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat