
Ekonomi
Impor dan Operasi Pasar tak Kunjung Turunkan Harga Beras
Tambahan kuota impor bergantung kondisi panen.
JAKARTA -- Harga beras tak kunjung turun meskipun pemerintah sudah melakukan impor dan operasi pasar. Sampai saat ini, harga rata-rata beras masih di atas harga eceran tertinggi (HET).
Panel Harga Badan Pangan Nasional mencatat rara-rata nasional harga beras medium di tingkat eceran sebesar Rp 11.840 per kg, jauh di atas HET medium sebesar Rp 9.450 per kg-Rp 10.250 per kg. Harga beras medium tertinggi terdapat di Kalimantan Utara sebesar Rp 13.650 per kg dan harga terendah di Sulawesi Barat Rp 10.580 per kg.
Perum Bulog diketahui sudah merampungkan proses kedatangan beras impor sebanyak 500 ribu ton dan tinggal menunggu pendistribusian ke gudang. Meski impor telah dituntaskan, jumlah stok beras Bulog masih rendah di bawah 600 ribu ton. Opsi untuk menambah kuota impor beras pun mencuat.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan, pihaknya masih akan melihat situasi panen raya padi dalam negeri yang akan dimulai pada Maret. Curah hujan yang tinggi beberapa waktu terakhir menjadi perhatian pemerintah karena dapat berpengaruh terhadap hasil panen.
"Kita lihat panen tiga bulan ke depan seperti apa, mudah-mudahan baik karena ada yang terkena banjir," kata Arief kepada Republika, Senin (20/2).
Arief menyampaikan, harga beras dalam negeri akan turun apabila produksi bulanan di atas 2,5 juta ton rata-rata konsumsi domestik. Sebab, kata Arief, volume impor yang dibuka sebesar 500 ribu ton tidak berlebihan sehingga produksi saat panen raya bakal menentukan.
Deputi Bidang ketersediaan dan Stabilitasi Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa menambahkan, sejauh ini belum ada pembicaraan untuk menambah impor. Pemerintah akan memprioritaskan serapan dalam negeri untuk menambah cadangan beras di Bulog.
Adapun sejauh ini, ia mengakui rata-rata harga beras masih melebihi patokan harga eceran tertinggi (HET). "Namun, beras operasi pasar sedang banyak beredar sebagai pembanding atau alternatif bagi konsumen," kata Ketut.

Seperti diketahui, Badan Pangan telah menugaskan Bulog untuk mengelola stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 2,4 juta ton tahun ini. Jumlah tersebut mencapai dua kali lipat dari penugasan tahun lalu sebesar 1,2 juta ton. Pasokan tersebut digunakan untuk kebutuhan stabilisasi pasokan dan harga beras sekaligus sebagai stok akhir tahun yang disimpan sebagai cadangan awal 2024.
Sekretaris Perusaahaan Bulog Awaluddin Iqbal mengatakan, volume cadangan beras Bulog saat ini masih di bawah 600 ribu ton. Itu karena kebutuhan beras untuk operasi pasar cukup besar demi menstabilkan harga. Sejauh ini, kata Awaluddin, pemerintah masih meminta Bulog untuk fokus dan memprioritaskan penyerapan produksi dalam negeri dalam menambah cadangan beras.
Pergerakan harga
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, dalam sepekan terakhir terdapat sejumlah komoditas pokok yang terpantau mengalami kenaikan, antara lain, beras, bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit merah.
Berdasarkan pantauan di enam pasar tradisional di Kota Bandung per 16 Februari 2023, harga bawang putih naik menjadi Rp 29.000 per kilogram, sedangkan bawang merah menjadi Rp 40.000 per kilogram, sementara cabai rawit merah menjadi Rp 68 ribu per kilogram.
“Yang terpantau naik selain beras medium itu ada cabai rawit domba, bawang merah, bawang putih. Itu tiga komoditas yang terpantau mengalami kenaikan pada pekan kemarin,” kata Elly saat mengunjungi Pasar Murah di Gedung TP PKK Kota Bandung, Senin (20/2).

Sementara itu, harga beras medium terpantau bertengger di harga Rp 11.500 per kilogram, sedangkan beras premium berada di kisaran Rp 13 ribu per kg. Meski begitu, dia mengeklaim bahwa kenaikan ini tidak terlalu signifikan, hanya sedikit lebih tinggi dari harga acuan. "Naiknya tidak terlalu signifikan tapi memang sudah di atas harga acuan,” kata Elly.
Kendati demikian, ada beberapa komoditas, seperti daging ayam dan telur justru mengalami penurunan harga. Harga daging ayam, kata dia, turun menjadi Rp 35 ribu per kg, sedangkan telur ayam negeri menjadi Rp 28 ribu per kg.
Pada akhir 2022, Badan Pangan Nasional resmi menerbitkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen untuk komoditas kedelai, bawang merah, cabai rawit merah, cabai merah keriting, daging sapi/kerbau, dan gula.
Dalam aturan tersebut ditetapkan harga acuan kedelai lokal di produsen Rp 10.775 per kg dan harga acuan di konsumen Rp 11.400 per kg untuk kedelai lokal dan Rp 12 ribu per kg untuk kedelai impor. Sedangkan, harga acuan bawang merah di produsen terbagi ke dalam beberapa jenis.
Untuk konde basah Rp 18.500-Rp 20 ribu per kg, rogol kering panen Rp 25.000-Rp 30 ribu per kg, konde kering askip Rp 32.000 per kg. Untuk harga acuan bawang merah di tingkat konsumen, jenis rogol kering panen Rp 36.500-Rp 41.500 per kg.
Sementara untuk cabai, harga acuan cabai rawit merah di produsen Rp 25 ribu-Rp 31.500 per kg dan di konsumen Rp 40 ribu-Rp 57 ribu per kg. Cabai merah keriting di produsen Rp 22 ribu-Rp 29.600 per kg, di konsumen Rp 37 ribu-Rp 55 ribu per kg.
Siklus Kenaikan Harga Bahan Pokok Jelang Ramadhan
Sejumlah harga bahan pokok seperti cabai rawit bawang merah hingga kentang merangkak naik.
SELENGKAPNYAHeryanto dan Ivan Didakwa Suap Hakim MA Ratusan Ribu Dolar
Tanaka dalam dakwaan lain memberikan 110 ribu dolar Singapura kepada Gazalba Saleh.
SELENGKAPNYAHarumnya Amal Saleh
Amal saleh merupakan buah alami bagi iman dan gerakan yang didorong oleh adanya hakikat iman yang mantap di dalam hati.
SELENGKAPNYA