Tersangka Bripda Haris Sitanggang (HS), seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, turut dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2). | Republika/Ali Mansur

Nasional

Anggota Densus HS Cuci Bercak Darah di Masjid Usai Membunuh

Bripda HS kalah judi daring hingga Rp 90 juta.

OLEH ALI MANSUR

Cerita proses pembunuhan yang dilakukan Bripda Haris Sitanggang (HS) terhadap seorang sopir taksi daring, Sony Rizal Taihitu (59 tahun), menguak fakta baru. Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri itu disebut mencuci bercak darah di wajah dan jaketnya di toilet masjid setelah membunuh Sony.

“Jaket hoodie-nya langsung tersangka cuci di dalam toilet masjid, kemudian tersangka juga membersihkan darah yang ada di wajah tersangka,” kata penyidik yang memimpin rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online oleh anggota Densus 88, Kamis (16/2).

Sebelum mencuci bekas darah, Bripda Haris hendak langsung menaiki kendaraan umum setelah melakukan pembunuhan. Namun, ia kemudian mendengar suara azan dari masjid dan langsung mendatangi sumber suara. Karena kondisi di masjid masih ramai orang yang hendak shalat, tersangka pun menunggu.

“Setelah orang-orang sedang menjalankan ibadah shalat, situasi sudah sepi, lalu tersangka masuk ke dalam toilet masjid,” katanya.

photo
Tersangka Bripda Haris Sitanggang (HS), seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, turut dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online, digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2). - (Republika/Ali Mansur)

Setelah membersihkan bercak darah, tersangka langsung naik angkutan umum (angkot) menuju Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Setibanya di terminal, Bripda Haris masuk ke warung dan bercerita kepada penjaga warung seolah-olah tersangka habis dirampok.

“Tersangka bercerita kepada ibu penjaga warung seolah-olah tersangka habis dirampok. Ibu penjaga warung memberi satu buah kaos dan uang Rp 20 ribu untuk ongkos ke Bekasi Timur,” ujar dia.

Selanjutnya, Bripda Haris menumpang mobil pikap dan truk menuju rumah pamannya di Puri Persada Cibarusah. Setibanya di rumah, pamannya menanyakan tentang sepeda motor milik Bripda Haris. Bripda Haris menjawab sepeda motornya berada di Terminal Kampung Rambutan.

Namun, pamannya menaruh curiga dan meminta agar Bripda Haris bercerita jujur. “Tersangka bercerita habis merampok mobil dan orangnya ditusuk,” lanjut penyidik.

 
Tersangka bercerita kepada ibu penjaga warung seolah-olah habis dirampok.
 
 

Kalah judi

Bripda HS diketahui punya banyak masalah pribadi. Dia diketahui telah menghabiskan uang kakaknya senilai Rp 90 juta untuk bermain judi daring. Uang puluhan juta itu semestinya digunakan untuk membeli mobil.

Hal itu yang mendasari Haris berinisiatif mencuri mobil milik sopir taksi daring. Peristiwa pencurian yang disertai dengan pembunuhan itu terjadi di sekitar Perumahan Bukit Cengkeh, Cimanggis, Kota Depok, pada Senin (23/1) lalu.

Dari rekonstruksi itu, adegan dimulai pada 19 Januari 2023. Ketika itu, Haris dihubungi oleh kakaknya bahwa telah mentransfer Rp 20 juta untuk pembelian mobil Daihatsu Terios senilai Rp 90 juta. Kemudian, sisa uang akan ditransfer pada malam harinya. Haris pun menggunakan uang Rp 20 juta untuk bermain judi dengan harapan mendapatkan untung.

Namun, keuntungan tidak didapat, justru uang Rp 20 juta itu habis. Bahkan, uang Rp 70 juta yang sudah ditransfer oleh kakaknya juga ludes digunakan untuk judi daring. Pada akhirnya, Haris berniat untuk melakukan pencurian mobil. Sasaran yang ditargetkan oleh Haris adalah mobil taksi online.

“Tersangka berinisiatif melakukan pencurian mobil dengan target taksi online dan akan dijual di Jambi, dengan maksud uangnya akan dikembalikan ke kakaknya,” ujar penyidik dalam rekonstruksi di Polda Metro Jaya.

photo

Tersangka Bripda Haris Sitanggang (HS), seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, turut dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online, digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2). - (Republika/Ali Mansur)

Namun, Haris mengaku ke kakaknya bahwa dia akan pulang ke Jambi membawa mobil yang telah dibelinya. Sementara itu, Haris terus berkeliling mencari target. Sebelum membunuh korban sopir taksi daring bernama Sony Rizal Tahitoe, Haris sempat naik taksi daring untuk membegal, tetapi urung terjadi lantaran belum berani. “Tersangka keliling naik bus Transjakarta untuk mengamati dan mencari sasaran,” ujar penyidik.

Saat ini, Bripda HS ditetapkan sebagai tersangka. Akibat perbuatannya, tersangka Bripda HS dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun penjara.

Dalam rekonstruksi terungkap, Bripda HS membunuh Sony dengan cara menusuk menggunakan pisau. “Saat itu, tersangka menusukkan pisau yang tersangka bawa ke arah korban, namun tersangka tidak tahu ke mana arah tusukan itu, namun yang terakhir tersangka menusukkan ke kepala,” kata Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Tommy Haryono.

Upaya pencurian yang disertai dengan pembunuhan itu dimulai ketika Bripda Haris menumpang taksi online korban dari daerah Semanggi, Jakarta, menuju Perumahan Bukit Cengkeh, Depok. Karena pesanan tidak menggunakan aplikasi, korban dan tersangka menyepakati ongkos perjalanan sebesar Rp 90 ribu.

photo
Tersangka Bripda Haris Sitanggang (HS), seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, turut dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online, digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2). - (Republika/Ali Mansur)

“Pengemudi tersebut mengecek aplikasinya lalu berkata Rp 93 ribu, lalu tersangka menawar Rp 90 ribu dan akhirnya si pengemudi tersebut setuju dengan harga Rp 90 ribu tanpa menggunakan aplikasi,” ujar dia.

Dalam perjalanan, Haris meminta untuk turun sebentar guna meminjam uang ke temannya. Namun kemudian, dia mengatakan kepada korban bahwa temannya tidak ada. Lalu, dia meminta kepada korban agar berhenti jika ada mesin ATM. Padahal, di ATM miliknya sudah tidak ada uang. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan ke Bukit Cengkeh.

Kemudian, tersangka menodongkan sebilah pisau yang tersangka bawa ke arah korban tersebut sembari mengatakan bahwa dirinya adalah anggota kepolisian. Setelah terjadi perdebatan, Haris pun menyerang korban dengan menusuk korban menggunakan pisau.

Rusni Masna Asmita, istri dari Sony Rizal, menangis histeris dan pingsan setelah menyaksikan rekonstruksi pembunuhan suaminya. “Haris, tega sekali kamu menghabisi nyawa suamiku. Banyak kau bohong, suamiku baik, enggak mungkin hanya karena itu. Penjahat,” teriak Rusni sembari menangis.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kisah Hijrah Eks LGBT, Berjuang Kembali ke Fitrah

Karim juga memutus seluruh komunikasinya dengan teman-temannya sesama gay.

SELENGKAPNYA

Segudang Pekerjaan Rumah Menanti Erick Thohir

Erick diharapkan bisa melakukan pembenahan secara menyeluruh.

SELENGKAPNYA

Makna Isra Mi’raj di Mata Fisikawan

Perjalanan antargalaksi dapat ditempuh dengan waktu yang relatif singkat.

SELENGKAPNYA