
Nasional
Pertemuan Dubes AS dan PKS untuk Anies?
Hingga kini PKS belum mendeklarasikan Anies secara resmi.
JAKARTA – Kedatangan duta besar Amerika Serikat (dubes AS) ke kantor PKS dinilai tak sekadar kunjungan biasa. Pertemuan itu dinilai tak terlepas dari konstelasi politik di Tanah Air, khususnya Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. "Titik temu" keduanya dalam situasi politik saat ini diyakini berkaitan dengan pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, kunjungan dubes AS ke PKS untuk meyakinkan dukungan kepada Anies. Kecil kemungkinan pertemuan karena silaturahim biasa jika mengingat sikap politik PKS yang selama ini dikenal “jauh” dengan politik AS.
Menurut Dedi, menjadi relevan jika pertemuan dikaitkan dengan dukungan PKS untuk Anies. “Umum diketahui jika Anies sejauh ini dekat dengan Amerika, selain latar pendidikan, juga pergaulan global Anies, sehingga Amerika bisa saja punya kepentingan untuk yakinkan PKS jika Anies sosok yang tepat untuk diusung,” ujar Dedi melalui pesan singkatnya, Kamis (16/2).

Dedi menilai ada dua alasan pertemuan PKS dan dubes AS untuk Indonesia. Pertama, kata Dedi, AS menilai perlu meyakinkan PKS karena meskipun telah menegaskan dukungannya terhadap mantan gubernur DKI Jakarta tersebut, hingga kini PKS belum mendeklarasikannya secara resmi.
Menurut dia, sosok Anies menarik karena mengelaborasi latar belakang yang dekat dengan politik Amerika Serikat. Di sisi lain, Anies juga dikenal dekat dengan kelompok Islam setelah maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
“Satu sisi, ia dikenal dekat dengan kelompok Islam politik, hal ini yang membuat PKS merasa satu gerakan dengan Anies. Tetapi, sisi lain, Anies juga tokoh egaliter kaum plural, dan ini yang menjembatani Anies dekat dengan politik Amerika,” ujarnya.
Dedi menilai, pendekatan AS ini bisa jadi upaya mendorong pemimpin Indonesia selanjutnya lebih dekat dengan politik AS. “Apalagi sejak Presiden Jokowi memimpin, Indonesia cenderung dekat ke Cina, rival ekonomi politik Amerika,” ujarnya.
Alasan kedua, lanjut Dedi, bisa jadi karena pergeseran politik PKS. Ada kejenuhan PKS yang selama ini tak kunjung naik dari partai papan tengah. “Bahkan, dalam skema partai afiliasi Islam, PKS tetap berada di bawah PKB yang menguasai pemilih Islam. Dengan dalih ini, bukan tidak mungkin PKS mulai membuka diri meskipun orientasi kekuasaannya tetap merujuk pada pengusungan Anies Baswedan,” ujarnya.
Kantor DPP PKS mendapatkan kunjungan Dubes AS untuk Indonesia Sung Yong Kim pada Rabu (15/2). Dubes Sung mengatakan, kunjungannya ke PKS untuk menegaskan komitmen Pemerintahan AS dalam mengedepankan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM). Sung mengatakan, ia melakukan diskusi terbuka mengenai sejumlah hal yang berkaitan dalam memperdalam hubungan AS dan Indonesia.
“Dalam diskusi tadi dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu, kami membicarakan tentang bagaimana cara kedua negara memperdalam hubungan kita untuk menjawab tantangan-tantangan permasalahan global yang ada di dunia,” kata Sung.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan, kunjungan itu adalah sebagai bentuk silaturahim. Syaikhu mengatakan, sebagai salah satu partai politik di Indonesia, PKS mendorong kemitraan strategis antara kedua negara.
View this post on Instagram
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, tidak tertutup kemungkinan pertemuan tersebut merupakan kode dukungan AS terhadap posisi Anies Baswedan yang didukung Koalisi Perubahan, salah satunya PKS.
“Pastinya bicara tentang bagaimana positioning PKS yang mendukung Anies untuk maju di pilpres karena bisa saja negara-negara barat, terutama AS, memberikan kode dengan Anies karena Anies itu adalah notabenenya lulusan Amerika,” kata Adi.
Selain itu, pertemuan itu menjadi ramai karena selama ini sikap politik PKS dinilai bertentangan dengan kebijakan AS. “PKS itu suka kritis, suka protes dengan kebijakan-kebijakan Amerika, terutama yang terkait dengan pembebasan Palestina. Jadi, tidak mengherankan kunjungan Kedubes AS ke PKS kemarin menjadi ramai,” ujar Adi.
Anggota DPR dari Fraksi PKS, Johan Rosihan, mengatakan, partainya sudah berencana melakukan deklarasi capres bersama Koalisi Perubahan pada 23 Februari 2024. Sebab, sinyal sudah disampaikan Majelis Syura bahwa pilihan jatuh ke Anies Baswedan.
Namun, kata Johan, di rapat-rapat pleno DPP PKS, mereka masih menganalisis. Artinya, PKS memang terus mencoba memasangkan satu tokoh dengan tokoh lain sehingga masih terbuka dan masih terdapat ruang untuk membangun komunikasi.
Kami bukan cuma capek di luar pemerintahan, capek terbelah.JOHAN ROSIHAN, Politikus PKS
Ia menekankan, jika dalam satu perbincangan ada titik temu mengusung satu orang yang sama, tentu kerja sama politik akan dapat segera dibangun. Tapi, sekalipun tidak ada titik temu, Johan mengajak untuk saling memahami posisi.
“Itulah pentingnya bertemu, tidak dianalisis ini sebagai gerakan apa, ini proses biasa saja. Mari nikmati prosesnya, kita berpemilu dalam rangka mencari sosok pemimpin bangsa yang betul-betul mencintai Indonesia, mengayomi Indonesia,” kata Johan.
Lantaran yang sedang dicari adalah calon-calon negarawan, maka dalam prosesnya harus saling bicara, harus banyak dialektika dan ditemui pasangan yang pas dalam kontestasi.
“Kami berharap tidak boleh ada lagi hanya ada dua calon. Kalau bisa, saya berharap ada tiga sampai empat calon supaya tidak terbelah bangsa kita. Capek kita terbelah. Kami bukan cuma capek di luar pemerintahan, capek terbelah,” ujar Johan.
Mengapa Harus Takut
Masihkah orang-orang beriman takut dengan ejekan orang-orang kafir?
SELENGKAPNYASemua Ada Ilmunya
Nabi SAW menyemangati umatnya agar tekun menuntut ilmu dan meraih keutamaannya.
SELENGKAPNYAPerjalanan Dajjal, dari Bermuda ke Pulau tak Berpenghuni
Awalanya ia dilahirkan di keluarga penyembah berhala
SELENGKAPNYA