
Wawasan
Kami Memperjuangkan Kebebasan dan Identitas Ukraina
Wawancara dengan Wakil Direktur Jenderal Institut Ukraina Alim Aliev
Invasi Rusia di Ukraina sudah berlangsung selama hampir satu tahun. Rusia masih terus membombardir Ukraina dan menargetkan infrastruktur penting. Sementara Ukraina meminta tambahan pasokan amunisi dan persenjataan dari sekutu Barat.
Di tengah perang yang terus berkecamuk, empat delegasi tokoh masyarakat sipil senior Ukraina berkunjung ke Indonesia pada 6-10 Februari 2023. Mereka berbagi pandangan mengenai invasi Rusia di Ukraina dan dampaknya bagi dunia internasional.
Dalam kesempatan ini, pada Selasa (7/2) wartawan Republika Ferry Kisihandi dan Rizky Jaramaya serta fotografer Putra M Akbar berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan Alim Aliev. Dia adalah wakil direktur jenderal Institut Ukraina yang mempromosikan Ukraina dan pakar hubungan bilateral melalui diplomasi publik dan budaya. Aliev merupakan seorang Muslim dari Tatar Krimea.
Mantan jurnalis ini aktif dalam isu hak asasi manusia, kurator bidang pendidikan, budaya, dan penelitian. Aliev juga pendiri lembaga swadaya masyarakat (LSM) Crimea SOS yang berkontribusi pada de-okupasi dan reintegrasi Krimea ke Ukraina. Aliev aktif di Dewan PEN Ukraina, yaitu LSM yang melindungi kebebasan bicara dan hak penulis.

Invasi Rusia di Ukraina sudah berjalan hampir satu tahun, bagaimana kondisinya sekarang?
Sekitar 10 juta orang Ukraina mengungsi ke negara lain, termasuk anak-anak dan perempuan karena serangan Rusia. Namun, banyak juga warga Ukraina yang menetap untuk berjuang. Jadi, warga Ukraina terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu warga yang bergabung dengan militer Ukraina (dan berada di garda depan) dan kelompok lainnya menjadi sukarelawan untuk membantu militer Ukraina dan bantuan kemanusiaan.
Kami tidak hanya memperjuangkan negara kami, tapi kami juga berjuang untuk kebebasan, identitas, dan martabat kami. (Presiden Rusia Vladimir) Putin mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu-kesatuan. Rusia tidak mengakui bahasa Ukraina. Ini adalah bentuk imperialisme Rusia. Mereka ingin mengolonisasi semua yang ada di Ukraina, termasuk budaya kami.
Bagaimana dengan pasokan makanan dan pasokan listrik selama invasi?
Selama hampir setahun ini, Rusia terus menyerang secara intens. Bahkan di sebuah kota kecil di Ukraina, sekitar 300 warga bersembunyi di basement sekolah untuk menghindari serangan Rusia. Namun, Rusia menyerang sekolah itu dan banyak warga sipil yang tewas serta mengalami luka-luka.

Selama Oktober sampai November, kami mengalami mati listrik hampir setiap hari. Di apartemen tempat saya tinggal tidak ada jaringan telepon, tidak ada jaringan internet, bahkan pemanas juga mati. Namun, ini bukan masalah utama. Rusia ingin membuat kami lelah. Kami harus berjuang dan kami harus menang.
Belum lama ini Uni Eropa dan Amerika Serikat mengirim lebih banyak amunisi, bahkan Jerman juga mengirim tank Leopard. Rusia mengecam pengiriman tank Leopard ini. Menurut Anda, apakah ini dapat meningkatkan eskalasi?
Kami mengapresiasi segala bentuk dukungan dalam bentuk bantuan militer maupun kemanusiaan. Namun, intinya adalah kami akan berjuang dengan bantuan (peralatan militer dari Barat) maupun tanpa (bantuan peralatan militer dari Barat) karena kami memperjuangkan identitas kami. Eskalasi mungkin akan meningkat dalam 15 atau 20 hari ke depan karena Rusia sangat gigih ingin menang ketika peringatan satu tahun invasi.
Sementara, kemampuan militer Ukraina sebelum invasi dan selama invasi sangat berbeda. Sekarang militer Ukraina sangat kuat. Selain itu, semua lapisan masyarakat bergabung dengan militer Ukraina, mulai dari umat Muslim, Kristen semua bersatu mempertahankan negara kami, termasuk profesor universitas, seniman, dan insinyur.

Menurut Anda, sebenarnya apa akar permasalahan sampai meletusnya invasi Rusia ke Ukraina? Rusia merasa terancam karena Ukraina sebagai negara terdekat akan masuk NATO?
Rusia berupaya memainkan narasi bahwa ada keterlibatan NATO dalam invasi di Ukraina ini. Namun, bagi kami, warga Ukraina, itu bukan masalah utama. Rusia ingin membangun kekuasaan. Saya beri satu contoh, saya berasal dari Tatar Krimea dan saya Muslim.
Semua berawal dari pendudukan Rusia atas Krimea pada 2014. Rusia berupaya untuk menghancurkan identitas Tatar Krimea, dengan membunuh dan melakukan penangkapan secara masif. Rusia menghancurkan semua institusi yang ada di Krimea. Dan saat Rusia mengatakan bahwa mereka berperang melawan NATO, itu tidak benar.
Rusia melawan Ukraina karena dianggap memisahkan diri. Rusia mengatakan bahwa, "Kalian ikut dengan kami atau kami akan menghancurkan kalian". Jadi, alasan Rusia yang merasa terancam bahwa Ukraina akan masuk NATO itu bukan persoalan utama. Tentu saja, kami berkomunikasi dengan negara-negara NATO maupun negara-negara yang bukan anggota NATO.
Anda bersama dengan delegasi masyarakat sipil Ukraina berada di Indonesia selama satu pekan, apa yang ingin Anda sampaikan kepada Indonesia?
Rusia punya banyak sumber daya untuk propaganda. Oleh karena itu, penting bagi kami (delegasi masyarakat sipil Ukraina) untuk menyampaikan hal yang benar. Kami ingin membangun hubungan kolektif antara komunitas Ukraina dan Indonesia. Karena sangat penting untuk membangun koneksi di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, sosial, ekonomi, hingga budaya. Presiden Anda (Joko Widodo) juga telah berbicara dengan Presiden (Volodymyr) Zelenskyy dan ini sangat penting untuk membangun koneksi.
Apa yang Anda harapkan dari Pemerintah Indonesia?
Kami mengharapkan ada dukungan untuk komunitas Muslim Ukraina. Rusia selalu mengeklaim bahwa mereka mendukung umat Muslim, tapi itu tidak benar. Rusia justru menyiksa umat Muslim. Salah satu teman saya ditangkap dan dijebloskan ke penjara (oleh Rusia) atas tuduhan terorisme dan ekstremisme.
Rusia menuding komunitas Muslim Ukraina sebagai teroris dan ekstremis. Contohnya, sejak Rusia menduduki Krimea mereka melarang saya untuk bertemu dengan ibu saya dan keluarga saya selama sembilan tahun. Selama ini kami berkomunikasi lewat pesan singkat.

Namun, sebelum invasi tahun lalu, orang tua saya telah pindah dari Krimea ke Kiev. Kami juga mengharapkan Pemerintah Indonesia memberikan bantuan kepada anak-anak Ukraina, pendidikan, dan kesehatan. Saya baru beberapa hari berada di Indonesia, tapi saya merasakan dukungan yang sangat besar dari Indonesia untuk Ukraina dan saya sangat mengapresiasi.
Menurut Anda seberapa penting keterlibatan pemuka agama dan komunitas Muslim Indonesia terhadap krisis di Ukraina?
Ini sangat penting, terutama bagi organisasi Muslim Ukraina dan Indonesia untuk membangun koneksi serta kerja sama. Seorang mufti Ukraina yang terkemuka bergabung dengan paramedis untuk membantu tentara Ukraina dan mengobati warga sipil yang cedera.
Bagaimana keterlibatan umat Muslim Ukraina selama invasi Rusia ini?
Sangat banyak umat Muslim Ukraina yang bergabung dalam perang di garis depan. Ada juga sukarelawan dari negara-negara Arab yang bergabung dengan militer Ukraina.
Sangat banyak umat Muslim Ukraina yang bergabung dalam perang di garis depan.
Bagaimana kehidupan umat Muslim Ukraina selama perang?
Banyak Muslim yang bergabung di garis depan. Di Kota Mariupol kami punya satu masjid besar yang dihancurkan oleh Rusia. Kendati masjid kami sudah dihancurkan, kami tetap beribadah seperti biasa, kami bisa shalat di mana saja. Termasuk Muslim yang berada di garda depan, mereka juga tetap menjalankan ibadah.
Saya ingat ketika kami merayakan Idul Fitri, banyak orang datang berbondong-bondong ke masjid. Muslim dari Tatar Krimea dan komunitas Muslim Ukraina lainnya saling bercengkrama membangun silaturahim serta merayakan Idul Fitri bersama di Kiev. Departemen Keagamaan di bawah Kementerian Kebudayaan Ukraina rutin berkomunikasi dengan organisasi Muslim.

Banyak ulama Muslim Ukraina yang aktif bergerak di komunitas masyarakat. Sangat penting untuk berbagi nilai-nilai kami kepada masyarakat internasional. Solidaritas Muslim Ukraina sangat kuat. Beberapa hari lalu saya menghadiri pemakaman seorang Muslim dari Tatar Krimea. Pemakaman ini tidak hanya dihadiri oleh Muslim Tatar Krimea, tapi juga Muslim dari berbagai wilayah di Ukraina.
Menurut Anda, bagaimana menghentikan perang ini?
Saya harap perang ini segera berakhir. Bagi kami, kemenangan adalah ketika tentara terakhir Rusia keluar dari wilayah teritorial Ukraina, termasuk Krimea. Kemenangan bagi kami adalah tidak ada lagi pendudukan (Rusia) di wilayah teritorial Ukraina, termasuk di Krimea, Donetsk, dan wilayah lainnya. Invasi Rusia ini tidak hanya perkara saling bunuh, tapi mereka juga menghancurkan identitas dan kebudayaan Ukraina.
Benteng Kokoh Itu Pun Runtuh
Selama Kekaisaran Ottoman, kastil diperluas dan dibentengi saat Gaziantep tumbuh sebagai pusat militer, politik, dan budaya.
SELENGKAPNYAPanduan Memitigasi dan Menyelamatkan Diri dari Gempa
Hindari terburu-buru menuju pintu saat gempa karena orang lain mungkin melakukannya juga.
SELENGKAPNYA