Bus melintas di Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/11). Ruas jalan tersebut kerap digunakan remaja menjalankan tantangan menyetop truk. | Republika/Putra M. Akbar

Nusantara

Tantangan Truk Maut Terus Makan Korban

Sejak 2020, belasan remaja telah menjadi korban kecelakaan lalu lintas karena aksi menghentikan truk secara paksa.

BOGOR — Tindakan sejumlah remaja yang beraksi nekat menyetop truk di jalan raya kembali memakan korban. Seorang remaja di berinisial M tewas setelah mencoba menghentikan paksa satu unit truk yang tengah melaju dari pintu keluar Tol Gunung Putri, Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Padahal, pihak Desa Gunung Putri menyatakan telah mengawasi agar remaja dan anak-anak tidak ada yang ikut-ikutan menghentikan truk secara paksa. Kades Gunung Putri, Damanhuri, mengakui, pihaknya selama beberapa bulan terakhir melakukan pengawasan melalui CCTV tol pada malam hari.

Namun, peristiwa tertabraknya M pada Sabtu (14/1) terjadi pada siang hari. “Biasanya kami kontrol malam hari, ternyata siang hari dilakukan kegiatan seperti itu. Akhirnya korban nyawa satu orang,” kata Daman ketika dikonfirmasi, Ahad (15/1).

Daman menjelaskan, pihaknya terus memantau dan mengontrol kegiatan di sekitar Exit Tol Gunung Putri. Dengan adanya kejadian ini, Pemerintah Desa Gunung Putri akan menambah CCTV untuk meningkatkan pengawasan di sekitar lokasi kejadian agar tidak terjadi kejadian serupa.

photo
Warga melihat angkot yang ringsek akibat ditabrak truk di Jalan Abdullah bin Nuh, Kota Bogor, Jawa Barat. Ruas jalan tersebut kerap digunakan remaja untuk menjalankan tantangan menyetop truk. - (ANTARA FOTO)

Diduga, kata dia, remaja tersebut mengadang dan menghentikan paksa truk untuk membuat konten. Dalam pantauannya, remaja yang terlibat biasanya berusia sekitar 12 hingga 15 tahun.

Menurut Daman, aksi yang dilakukan para remaja itu sangat berbahaya, bahkan hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Penyelenggara Desa Gunung Putri pun tak bisa tinggal diam dan akan terus melakukan pemantauan.

“Dua bulan terakhir ini kami sudah melakukan razia-razia di atas jam 00.00 WIB. Maka kami akan panggil (anak-anak tersebut), kami akan panggil, kami akan berikan pembinaan kemudian sebelum dikembalikan. Kami berikan sanksi untuk membuat jera,” ujarnya.

Ia menambahkan, korban M kemudian ditangani oleh Unit Laka Lantas Polres Bogor. Jasad M dikembalikan kepada keluarga seusai melalui sejumlah prosedur.

Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, Bripka Gilang, mengungkapkan, kecelakaan lalu lintas yang melibatkan remaja dan satu unit truk itu terjadi di Exit Tol Gunung Putri. Truk yang terlibat tersebut tengah melaju dari tol menuju arah Nambo.

Usai kejadian, korban yang meninggal dibawa ke Rumah Sakit MH Thamrin, Cileungsi. Saat ini, kata dia, pihaknya masih menyelidiki mengenai kebenaran alasan remaja yang terlibat menghentikan paksa truk memang untuk membuat konten.

“Untuk yang pasti, si anak tersebut memaksa memberhentikan kendaraan truk. Kalau untuk pembuatan konten, kita masih dalam penyelidikan,” ujar Gilang.

kejadian ini menambah panjang daftar remaja yang meninggal akibat ditabrak truk di Bogor. Sebelumnya, seorang remaja tewas karena menyetop truk demi konten media sosial, di Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor. Korban tewas karena sopir inisial AR (38 tahun) tidak menghentikan kendaraannya pada Kamis (5/1) malam.

Aksi sekelompok remaja dan anak-anak yang menghentikan paksa dan menumpang truk itu kembali marak di Kota Bogor. Sejumlah ruas jalan pun menjadi titik rawan aksi berbahaya itu.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bimo Teguh Prakoso menjelaskan, kelompok remaja ini menamakan dirinya sebagai Rojali atau Rombongan Jamaah Lieur, berarti 'bingung' dalam bahasa Sunda.

“Mereka membuat konten untuk diunggah melalui media sosial dengan mempertaruhkan nyawa dengan menghentikan truk yang sedang melaju secara tiba-tiba,” kata Bismo, Kamis (12/1).

 

 
Mereka membuat konten untuk diunggah melalui media sosial dengan mempertaruhkan nyawa menghentikan truk yang sedang melaju.
 
 

 

Bismo menyebutkan, sejumlah ruas jalan, baik jalan kota maupun jalan nasional, menjadi titik rawan maraknya Rojali. Di antaranya Jalan Sholeh Iskandar, Kecamatan Tanah Sareal, Jalan KS Tubun, Kecamatan Bogor Utara, Jalan Pahlawan Kecamatan Bogor Selatan, Jalan Abdullah bin Nuh, dan Jalan TB M Falak, Kecamatan Bogor Barat.

Sementara itu, berdasarkan data dari Satuan Lalu Lintas Polresta Bogor Kota, sejak 2020, belasan remaja telah menjadi korban kecelakaan lalu lintas karena aksi menghentikan truk secara paksa. Bismo memaparkan, pada 2020, ada tiga orang meninggal dunia, dua orang luka berat, dan tiga orang luka ringan. Kemudian, dia melanjutkan, pada 2021 terdapat tiga orang meninggal dunia. Pada 2022, terdapat dua orang mengalami luka berat.

Oleh karena itu, Bismo mengimbau orang tua dan masyarakat untuk berperan aktif mengawasi lingkungan sosial anak. Orang tua perlu menjaga agar anak tidak bergabung dengan kelompok yang melakukan kegiatan yang membahayakan keselamatan.

Bismo juga meminta orang tua dan masyarakat untuk mengawasi penggunaan media sosial pada anak-anak, terutama terhadap grup yang diikuti anak di media sosial. “Karena fenomena ini dimulai dari media sosial. Pengawasan terhadap saluran yang diikuti, terutama yang mengandung unsur kekerasan, pornografi, dan konten negatif lainnya,” katanya menegaskan.

Seragam Pegawai Muslimah

Seragam pegawai yang memenuhi aspek kesantunan memitigasi risiko penyimpangan moral.

SELENGKAPNYA

Memanfaatkan Waktu

Banyak keuntungan bagi orang yang menggunakan waktu untuk beribadah dan hal yang bermanfaat.

SELENGKAPNYA

Ujian Keimanan

Bernaung dengan keimanan dan berserah diri kepada-Nya merupakan landasan bersikap.

SELENGKAPNYA