
Muhibah
Pesantren Persis Tarogong: Tempat Nyantri Sambil Wirausaha
Program unggul kami adalah pendidikan akhlak karena visi kami membina insan berakhlak karimah.
Resmi berdiri pada 1980, Pesantren Persatuan Islam (Persis) Tarogong Garut bercita-cita menjadi miniatur masyakarat Islami. Juga lembaga pendidikan unggulan yang mencakup empat poin. Pertama, yaitu tumbuhnya ukhuwah, ta'awun, dan disiplin. Kedua, terbiasa menunaikan ibadah dan amal saleh. Ketiga, tegaknya amar makruf nahi mungkar. Keempat, ialah lingkungan yang nyaman, bersih, tertib, dan aman.
"Pesantren memiliki misi membina insan yang berakhlak mulia, ber-tafaqquh fiddin, dan menguasai iptek. Program unggul kami adalah pendidikan akhlak, karena visi kami membina insan berakhlak karimah," kata Mudir 'Am Pesantren Persis Tarogong, KH Mohammad Iqbal Santoso.
Pesantren memiliki misi membina insan yang berakhlak mulia, ber-tafaqquh fiddin, dan menguasai iptek.KH MOHAMMAD IQBAL SANTOSO Mudir 'Am Pesantren Persis Tarogong
Dalam satu dekade sejak 1980, pesantren mengalami perkembangan yang pesat. Luas tanah wakaf berkembang menjadi dua kali lipat. Sarana dan fasilitas meningkat signifikan. Jumlah ustaz-ustazah dan karyawan pun meningkat lebih dari tiga kali lipat.
Jenjang Mu'allimin atau Aliyah dibuka pada 1983 sehingga jumlah santri kian bertambah. Tercatat pada 1990, jumlah santri mencapai 1.378, termasuk 531 santri yang tinggal di asrama. Kemudian pada 1992, pesantren membangun masjid khusus santri putri, yaitu Masjid al-Amanah, disusul pembangunan asrama putri yang rampung pada 2000. Lokasi Pesantren terbagi menjadi kompleks putra dan kompleks putri, yang terpisahkan jalan raya.

Pada 1992, Raudhatul Athfal yang kini menjadi Taman Kanak-Kanak (TK) Persis Tarogong resmi berdiri. Pada 1998, berdiri sekolah dasar Islam terpadu (SDIT), yang kemudian menjadi SDIT Persis Tarogong I dan SDIT Persis Tarogong II sejak 2017.
Kiai Iqbal menyampaikan, akhlak menjadi pedoman utama karena misi Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak. Karena itu, Pesantren Persis Tarogong ini juga ingin menjabarkan visi-misi Rasulullah SAW, yaitu membina agar santri berakhlak mulia.
Misi selanjutnya, yaitu tafaqquh fiddin yang dengannya pesantren mengutamakan tahfiz atau hafalan Alquran. "Selain pembinaan karakter, juga ada hafalan Alquran. Di sini ada pondok tahfiz putra dan pondok tahfidz putri," ujarnya menjelaskan.
Selain pendidikan dakwah, pesantren juga mengembangkan sosial ekonomi masyarakat, salah satunya dengan mengembangkan usaha kopi untuk diekspor ke luar negeri. Usaha kopi ini diawali oleh alumni pesantren usai menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi negeri melalui beasiswa santri berprestasi dari Kementerian Agama pada awal 2000-an. Beasiswa ini mengharuskan para penerima kembali mengabdi untuk mengembangkan pesantrennya selama tiga tahun.
View this post on Instagram
"Saat mereka lulus pada 2007, ya kita bingung. Kemudian, bersama alumni kita mengembangkan kebun kopi dan mendirikan pabriknya. Usaha kopi ini dikelola oleh alumni lulusan beasiswa santri berprestasi itu. Ada yang dari IPB dan UGM jurusan pertanian. Alhamdulillah, berkembang dan tetap berjalan sampai sekarang," tutur dia.
Saat ini, Pesantren Persis Tarogong memiliki sekitar 8 hektare kebun kopi di Karangpawitan, Garut, yang berlokasi di dataran tinggi. Kopi yang ditanam berjenis arabika. Setelah diolah menjadi green bean, diekspor ke Jepang, Amerika, dan negara-negara di Eropa.
Kiai Iqbal mengungkapkan, kopi yang diekspor tidak hanya dari kebun milik pesantren, tetapi juga dari hasil panen masyarakat sekitar. "Kami juga punya tanggung jawab sosial ke masyarakat. Jadi, hasil panen petani sekitar juga kita bantu jual, tetapi harus kopi arabika," tuturnya.
Hasil usaha kopi yang dikembangkan Pesantren Persis Tarogong ini setiap tahunnya terus mengalami perkembangan. Sebagian hasil usaha tersebut juga digunakan untuk membantu menutup kebutuhan operasional pesantren. "Lumayan ada (untuk operasional pesantren) karena setiap tahun kita terus berkembang," kata dia.
Oase di Tengah Lahan Sawit
Industri kelapa sawit secara tidak langsung mengundang bencana banjir dan tanah longsor.
SELENGKAPNYAArsitek Mimar Sinan dan Karya pada Tiap Era Utsmani
Mimar Sinan mengalami empat masa kepemimpinan khalifah Daulah Utsmaniyah.
SELENGKAPNYASang Arsitek Kebanggaan Utsmani
Arsitek utama Kekhalifahan Utsmani ini memulai kiprahnya di militer Janissary.
SELENGKAPNYA