Warga melintasi jalur trem di tengah gelapnya kota di Kiev, Ukarina. | EPA-EFE/ROMAN PILIPEY

Tajuk

Imbas yang Terus Dipikul Dunia

Kelangkaan pasokan energi dan terhambatnya rantai pasok pangan sebagai hal yang dirasakan.

Konflik Rusia dan Ukraina hingga kini belum juga reda apalagi berakhir. Dua belah pihak dan negara-negara pendukung masih belum mencapai kata sepakat untuk mengakhirinya. Jika tetap berlanjut, akhir tahun ini dan awal tahun depan konflik ini terus mewarnai dunia.

Belum ada tanda menggembirakan. Apalagi, serangan Rusia terhadap Ukraina sejak Februari lalu masih berlangsung. Pada Jumat (16/12), rudal-rudal Rusia menghantam infrastruktur pembangkit listrik di seantero Ukraina.

Beruntung dalam kurun 24 jam, listrik untuk menerangi enam juta jiwa berangsur pulih.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam video Sabtu (17/12) malam menegaskan, perbaikan dilakukan tanpa jeda. Para pejabat Ukraina yang dikutip Aljazirah mengeklaim, 70 rudal dikerahkan Rusia untuk menggempur Ukraina pada Jumat itu.

 

 
Belum ada tanda menggembirakan. Apalagi, serangan Rusia terhadap Ukraina sejak Februari lalu masih berlangsung.
 
 

 

Serangan ini muncul selang sekitar dua setelah AS mengungkapkan sedang memfinalisasi rencana mengirimkan Patriot, sistem pertahanan udara yang dikenal andal ke Ukraina. Pemerintahan Presiden Joe Biden sepertinya ingin memenuhi permintaan Ukraina.

Namun, jumlah yang kelak diterima Ukraina belum diungkapkan. Kremlin yang dikutip BBC pada Rabu (14/12) menyampaikan pernyataan lugas soal ini. Patriot bakal menjadi target yang sah bagi serangan Rusia.

Maka itu, ketika perseteruan Rusia-Ukraina masih saja terjadi, imbasnya kepada dunia tak bisa dilepaskan. Dunia bakal terus memikul imbas tersebut. Dua hal yang selama ini dirasakan, yaitu soal kelangkaan pasokan energi dan terhambatnya rantai pasok pangan.

Beragam forum internasional digunakan untuk mengucilkan dan menekan Rusia untuk menghentikan aksinya. Juga embargo ekonomi dikerahkan. Namun, negara ini rupanya teguh pendirian. Belum bersedia menarik diri dari keputusannya semula.

 

 
Dua hal yang selama ini dirasakan, yaitu soal kelangkaan pasokan energi dan terhambatnya rantai pasok pangan.
 
 

 

Bahkan, kian memperkuat aliansi dengan para sekutunya. Sedangkan dampak yang terjadi hingga kini, dirasakan pula oleh negara di sekitar, terutama negara-negara Eropa yang bergantung pada pasokan migas Rusia.

Negara lain yang jauh dari wilayah sengketa juga terdampak akibat terganggunya rantai pasok pangan dan kelangkaan pasokan energi. Tak heran jika pengamat dan lembaga ekonomi, memasukkan sengketa ini sebagai salah faktor penyumbang muramnya ekonomi dunia 2023.

Jadi, yang dibutuhkan saat ini, kesadaran semua negara dunia segera mengakhiri sengketa Rusia-Ukraina. Jika tidak, kesengsaraan ekonomi bakal terus dirasakan. Bukan hanya bagi dua negara berseteru, melainkan juga negara lainnya.

 

 
Semua negara sudah tahu dampak negatif sengketa. Mestinya, negara adidaya segera melepas ego untuk tetap mempertahankan konflik ini.
 
 

 

Beruntung jika negara tersebut masuk kategori kaya, bayangkan jika mereka negara yang masuk kelompok menengah bahkan miskin. Maka itu, kelangkaan pasokan energi dan pangan bakal menguras anggaran belanja mereka. Jika tak cukup, rakyat negara itu menjadi korban.

Semua negara sudah tahu dampak negatif sengketa. Mestinya, negara adidaya segera melepas ego untuk tetap mempertahankan konflik ini. Negara lain yang jauh lebih banyak, juga diharapkan untuk konsisten mendesakkan formula penyelesaian.

Tak semestinya justru larut dalam perkubuan negara adidaya yang ikut bermain dalam konflik. Jika tak segera disudahi, konflik Rusia-Ukraina akan terus berlangsung. Bisa dua, tiga, empat, atau bahkan puluhan tahun lagi. Dampak yang pasti, nestapa melanda siapa saja. Dan ironisnya, dunia tak juga belajar dari konflik berkepanjangan, seperti di Suriah, Yaman, dan negara lainnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Siapkan Dana Pernikahan dengan Investasi

Kesiapan finansial merupakan hal penting dalam mempersiapkan pernikahan.

SELENGKAPNYA

Sultan Selim I, Khalifah Pertama Turki Utsmaniyah

Pada masa Selim I, pertama kalinya Turki Utsmaniyah menyandang titel kekhalifahan.

SELENGKAPNYA

Sulaiman al-Qanuni, Sang Penerus Kejayaan Utsmaniyah

Di bawah pemerintahan Sulaiman al-Qanuni, Utsmaniyah meneruskan kejayaan yang sudah dimula dahulu.

SELENGKAPNYA