
Khazanah
Tanwir Tetapkan 27 Calon Tetap PP Nasyiatul Aisyiyah
Muktamar NA diharapkan menghasilkan calon pemimpin muda ‘Aisyiyah pada masa depan.
BANDUNG — Sidang Tanwir V Pra-Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah (NA) menetapkan 27 calon tetap Pimpinan Pusat (PP) NA periode 2022-2026. Jumlah ini merupakan pengerucutan dari 67 calon sementara PP NA.
Berlangsung di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/12), pemilihan tersebut menggunakan sistem e-voting. Koordinator Media Center Muktamar XIV NA Fauziah Mona mengatakan, Sidang Tanwir V dimulai dengan pembahasan tata tertib hingga sosialisasi mekanisme dan pemilihan calon sementara PP NA. Pada pengujung Sidang Tanwir dilakukan penetapan calon tetap PP NA 2022-2026."Peserta yang mengikuti tanwir sebanyak 204 orang dan yang memilih sebanyak 201 suara untuk 27 calon tetap PP Nasyiatul Aisyiyah," kata Fauziah.
Ia mengungkapkan, pemilihan terhadap 27 orang calon tetap PP NA dilakukan oleh 201 peserta yang berasal dari perwakilan wilayah. Selanjutnya 27 nama tersebut akan dipilih kembali menjadi sembilan orang. Pemilihan sembilan orang tersebut diikuti oleh 700 orang peserta muktamar yang terdiri atas pengurus wilayah, daerah, dan cabang.
"Besok (Sabtu, 3 Desember 2022) peserta muktamar sekitar 700 orang akan memilih sembilan dari 27 yang terpilih. Setelah sembilan dipilih, nanti rapat internal, musyawarah memilih ketua umum," katanya.
Setelah sembilan dipilih, nanti rapat internal, musyawarah memilih ketua umumFAUZIAH MONA Koordinator Media Center Muktamar XIV NA
Lebih lanjut, Fauziah menyampaikan, proses pemilihan calon anggota tetap PP NA menggunakan sistem e-voting yang dikembangkan oleh Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sebanyak 20 unit perangkat komputer dan lima cadangan disiapkan untuk proses e-voting tersebut.
View this post on Instagram
Sementara, dalam daftar 27 calon tetap PP NA 2022-2026 yang terpilih melalui Sidang Tanwir V, di antaranya terdapat nama Ariati Dina Puspitasari yang meraih suara terbanyak, yakni 183 suara. Ia diikuti oleh Husnul Khotimah dengan 176 suara, Monica Subastia meraih 173 suara, Faizah sebanyak 169 suara, dan Subekti dengan 164 suara.
Sebelumnya, Ketua Umum PP NA Diyah Puspitarini mengatakan, muktamar yang mengusung tajuk “Memajukan Perempuan, Menguatkan Peradaban” ini seharusnya diselenggarakan pada 2020, tapi kemudian ditunda karena keadaan pandemi. Tema “memajukan perempuan” yang diangkat pada muktamar kali ini bukan berarti perempuan saat ini mengalami ketertinggalan.
Menurut dia, perempuan sekarang ini sudah diberikan ruang aspirasi, tetapi masih ada aspek yang tertinggal. Di antaranya terkait jaminan hak, angka kekerasan, angka perceraian, dan dampak pandemi yang mengakibatkan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap kaum perempuan."Semua aspek ini perlu menjadi perhatian kita bersama," kata Diyah melalui keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (1/12).

Sementara, Ketua Umum PP 'Aisyiyah Salmah Orbayinah berharap, Muktamar XIV NA bisa menghasilkan calon pemimpin muda ‘Aisyiyah pada masa depan. "Nasyiatul Aisyiyah, seperti namanya, merupakan tunasnya 'Aisyiyah. Maka jangan berhenti di Nasyiatul Aisyiyah. Kader potensial yang besok sudah berhenti, kami harap beralih ke 'Aisyiyah untuk meneruskan perjuangan ke depan," ujar Salmah.
Dalam pandangan Salmah, ada beberapa isu strategis yang perlu disoroti dalam Muktamar XIV NA. Pertama adalah literasi. Pada era serbainternet ini, kebiasaan literasi remaja berkurang."Karena itu, saya harap Nasyiatul Aisyiyah menggerakkan kembali literasi nasional, supaya orang tidak hanya membaca Whatsapp atau belajar singkat di media sosial," kata dia.
Isu kedua yang harus disoroti adalah tentang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Lalu, yang ketiga soal kepemimpinan. Menurut Salmah, pada masa mendatang, dibutuhkan pemimpin yang mampu bertahan terhadap perubahan yang semakin cepat dalam banyak hal. Selain itu, diperlukan seorang pemimpin yang cakap digital, berwawasan luas, dan punya pandangan jauh ke depan.
Di samping cakap digital, juga tetap ditopang akhlak mulia dan uswatun hasanahSALMAH ORBANIYAH Ketua Umum PP 'Aisyiyah
"Di samping cakap digital, juga tetap ditopang akhlak mulia dan uswatun hasanah. Ibadahnya bagus sehingga menjadi contoh maupun teladan. Di luar dia juga harus bisa bertoleransi, karena negara kita itu beragam," ujar dia.
Isu keempat yang juga perlu mendapat sorotan dalam Muktamar XIV NA adalah perubahan iklim. Dia berharap, NA dapat ikut terlibat, misalnya, dengan melakukan pembahasan untuk mengatasi perubahan iklim.