Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Bali International Hospital di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Senin (27/12/2021). Bali International Hospital ditargetkan mulai beroperasi tahun 2023. | ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.

Ekonomi

Infrastruktur Dasar KEK Sanur Hampir Rampung

KEK Sanur akan dibangun di atas lahan seluas 41 hektare (ha)

 

JAKARTA -- Proses pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata di Sanur, Bali, terus berlanjut. Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) (HIN) Iswandi Said menjelaskan, progres pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut sudah hampir rampung. "Pembangunan infrastruktur, seperti jalan, utilitas, hingga penyediaan air bersih sudah hampir selesai. Kemungkinan bulan depan sudah 100 persen," kata Iswandi saat dihubungi Republika, Ahad (23/10).

Selain infrastruktur, HIN juga mengerjakan pembangunan hotel, taman, serta pusat konvensi. Untuk fasilitas pendukung tersebut, Iswandi mengungkapkan, progres pengerjaannya sudah mencapai 15 persen dan ditargetkan rampung pada Agustus 2023. KEK Sanur akan dibangun di atas lahan seluas 41 hektare (ha). Dari total luas lahan itu, sekitar 21,2 ha akan dikembangkan untuk pusat wisata kesehatan dengan fasilitas rumah sakit kelas internasional, eco park, area komersial, dan sekolah perhotelan.

photo
Pekerja memasang beton pemecah ombak menggunakan alat berat saat pembangunan Pelabuhan Sanur di Denpasar, Bali, Rabu (27/4/2022). Pembangunan Pelabuhan Sanur untuk akses penyeberangan menuju kawasan wisata Pulau Nusa Penida tersebut saat ini sudah mencapai 91 persen dan ditargetkan selesai pada Juni 2022. - (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Total nilai investasi pembangunan kawasan ini mencapai 664 juta dolar AS atau sekitar Rp 9,6 triliun. Khusus untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas perhotelan, kata Iswandi, dana yang dianggarkan mencapai Rp 1,5 triliun. Selain mengerjakan infrastruktur, HIN juga akan menyewakan lahan untuk area bisnis.

Kementerian BUMN mengupayakan terciptanya ekosistem kesehatan terintegrasi. Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, KEK Sanur bekerja sama dengan mitra global, seperti Mayo Clinics untuk memberikan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu tinggi berstandar internasional terkini.

photo
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) saat meninjau lokasi pembangunan Bali International Hospital di kawasan Sanur, Bali, Selasa (29/3/2022). Pembangunan Bali International Hospital diharapkan menjadi destinasi kesehatan masyarakat serta Warga Negara Asing (WNA) dan ditargetkan rampung pada 2023. - (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Hal ini untuk mendorong masyarakat memercayakan pengobatan di Indonesia, tanpa harus pergi ke luar negeri. "Data menunjukkan, penduduk Indonesia merupakan penyumbang utama wisata medis di kawasan dengan lebih dari dua juta warga bepergian ke luar negeri pada 2019 untuk mendapatkan layanan kesehatan senilai 6 miliar dolar AS," ucap Erick.

 

 

Penduduk Indonesia merupakan penyumbang utama wisata medis di kawasan dengan lebih dari dua juta warga bepergian ke luar negeri pada 2019

 

ERICK THOHIR Menteri BUMN
 

 

BUMN, ucap Erick, sangat terbuka untuk peluang kerja sama bisnis, baik dengan swasta maupun mitra global. Ia mengakui, penguatan ekosistem kesehatan tentu tak bisa dilakukan BUMN semata.

Sebagai KEK pertama di Indonesia yang menggabungkan sektor kesehatan dan pariwisata, Erick berharap, KEK Sanur dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. KEK Sanur juga didorong untuk menjadi lokasi investasi baru, sekaligus menyerap tenaga kerja.

Setelah beroperasi penuh, lanjut Erick, KEK Sanur dapat menyerap sekitar 43 ribu tenaga kerja dan pada 2045 diharapkan mampu menambah total perolehan devisa hingga 1,28 miliar dolar AS. Erick memproyeksikan pengembangan KEK Sanur mampu menyerap sekitar empat persen hingga delapan persen masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dengan demikian, pada 2030 jumlah pasien yang berobat di KEK Sanur mencapai 123 ribu hingga 240 ribu orang.

Erick meyakini, pengembangan KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur akan mendorong perekonomian, baik nasional maupun lokal. "Potensinya cukup besar sehingga bisa menjadi prioritas untuk menghidupkan kembali kegiatan pariwisata di Bali," lanjut Erick.

Dia menjelaskan, intervensi ini harus dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat ke luar negeri karena Indonesia telah mampu memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan berkelas dunia. Selain itu, peningkatan jumlah wisatawa ke Bali diperkirakan mencapai 24,6 persen pada periode 2020-2024. Lalu, pertumbuhan wisata medis di Asia Tenggara diprediksi mencapai sekitar 18 persen pada periode yang sama.

 

 

Ikuti Berita Republika Lainnya