Industri wisata mulai pulih pascapandemi (ilustrasi) | Unsplash/Geojango Maps

Inovasi

Digital Marketing, Kunci Pulihnya Pariwisata Dunia

Video pendek yang jelas dan dinamis, memainkan peran yang penting dalam pemasaran digital.

 

Pandemi Covid-19 telah mempercepat transformasi digital di seluruh dunia. Hal ini tercermin dari perluasan infrastruktur digital di berbagai sektor industri.

Salah satunya terjadi di sektor pariwisata yang kini makin memanfaatkan digitalisasi, selama dan setelah pandemi.

Associate Researcher China Tourism Academy Dr Liu Xiangyan mengungkapkan, dari perspektif konsumen, hampir semua aspek kehidupan masyarakat kini terlibat dengan perangkat digital.

Orang-orang masuk ke internet untuk belajar hingga menikmati hiburan juga tentunya. “Dalam keadaan seperti ini, bisnis pariwisata dan tempat wisata akan makin merangkul pemasaran digital sekarang," ujar Liu dalam acara The 4th World Indonesianist Congress: Economic Recovery Acceleration through Tourism and Digital Economy yang digelar pekan lalu, secara daring.

Menurutnya, saat ini di Cina, pemasaran digital juga telah dapat dianggap sebagai jantung transformasi digital dari seluruh sektor pariwisata. Ketika bicara pemasaran digital, sebenarnya hampir berarti atau sama dengan pemasaran media sosial.

Hal ini karena aplikasi media sosial hadir bersamaan dengan penggunaan smartphone. Sedangkan smartphone merupakan perangkat dominan bagi masyarakat Cina untuk mendapat konektivitas internet.

Menurut laporan statistik data terbaru oleh China Internet Network Information Center, smartphone adalah perangkat yang dominan. China Tourism Academy juga mencatat populasi pengguna internet sangat besar, yakni sekitar 1,5 miliar.

Di antara pengguna internet, Cina Tourism Academy juga melihat adanya potensi tinggi untuk video pendek dan aplikasi live stream. Liu menjelaskan, aplikasi video pendek dengan keseluruhan sarana komunikasi yang lebih jelas dan dinamis, kini memainkan peran yang semakin penting dalam pemasaran digital.

"Terbukti dengan meningkatnya pengguna video pendek di kalangan bisnis pariwisata dan destinasi saat mereka melakukan pemasaran,” ujarnya.

Contohnya, kota kecil di Provinsi Xinjiang menjadi terkenal di China sekarang karena video pendek yang diambil oleh sang wali kota. Video ini menjadi viral, kemudian sangat populer dalam semalam.

 

Perkuat hyperlocal

photo
Strategi promo melalui media sosial (ilustrasi) - (Unsplash/Adem Ay)

Di Indonesia, tren pemulihan pariwisata juga terus bergulir. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Republika Indonesia, Muhammad Neil El Himam mengungkapkan, budaya yang terdiri dari bahasa dan seni, merupakan kekuatan utama pemulihan pariwisata Tanah Air.

Indonesia yang memiliki lebih kurang 780 bahasa daerah Indonesia, merupakan daya tarik tersendiri. “Kita harus menganggap ini sebagai aset ekonomi kreatif itu sendiri,” lanjutnya.

Contohnya, dalam beberapa karya musik dan film sekarang, banyak yang dibawakan dengan bahasa lokal. Banyaknya orang yang memahami bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa yang mencapai 80 juta orang, atau Bahasa Sunda yang berkisar antara 50 juta orang, otomatis menjadi pasar yang sangat besar untuk produk hyperlocal.

Namun, Neil mengingatkan saat ini berbagai upaya penguatan hyperlocal, tak bisa dipisahkan dari penggunaan teknologi. Termasuk juga, penggunaan produk berbasis IP, pembiayaan, infrastruktur, hingga kebijakan dan regulasi terkait, untuk makin mengoptimalkan proses pemasaran wisata Indonesia. 

 

Pengalaman Lebih Interaktif

photo
Philips TV untuk industri perhotelan - (Dok Philips )

Mulai pulihnya industri wisata dari pandemi, ikut menyemarakkan juga berbagai lini bisnis penunjang. Salah satunya, adalah perangkat hiburan yang biasa digunakan di kamar hotel.

Pekan lalu, di Jakarta, Philips Professional Display Solutions (PPDS) bersama Invia Solusindo Pratama sebagai distributor resmi Philips Professional Display, memperkenalkan lini terbaru Hotel TV MediaSuite, yang dikhususkan untuk penggunaan di sektor hospitality dan hotel.

Asia Pacific (APAC) Sales Director Philips Professional Display Solution, Rob Fowler menjelaskan, saat ini industri pariwisata di berbagai belahan dunia tengah mengalami masa pemulihan. Tak terkecuali di Indonesia. “Lini MediaSuite yang kami hadirkan kali ini, menyasar berbagai jaringan hotel, baik bintang tiga, empat, hingga lima,” ujarnya,

MediaSuite yang diluncurkan di Indonesia adalah MediaSuite HFL5214U dengan tiga variasi ukuran, yakni 43, 50, dan 55 inci. Berbasis Android TV, Philips Mediasuite diharapkan akan memberikan pengalaman yang lebih terpersonalisasi bagi tamu hotel.

“TV MediaSuite dapat dikelola dan diperbarui sepenuhnya dari jarak jauh, baik secara individual maupun kolektif, dengan tingkat penyesuaian yang luas. Baik itu citra, pewarnaan, atau bahkan pesan yang dipersonalisasi,” ujar Kevin Oktavian selaku product and marketing manager Invia Solusindo Pratama.

Hal ini, lanjut dia, diharapkan akan makin memudahkan hotel dalam mengganti konten yang akan ditampilkan. Misalnya, tentang memperkenalkan atraksi-atraksi yang ada di sekitar hotel, atau beragam promo dan layanan yang bisa dinikmati oleh tamu selama menginap.

Selain itu, MediaSuite juga menawarkan peluang baru untuk interaksi yang lebih besar dengan tamu hotel. Dimana tamu akan disajikan pesan yang telah dipersonalisasi dari hotel. Tamu pun akan dimungkinkan untuk melakukan pemesanan melalui TV tersebut.

 
Indonesia yang memiliki lebih kurang 780 bahasa daerah Indonesia, dan ini merupakan daya tarik tersendiri.
MUHAMMAD NEIL AL HIMAM, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Republika Indonesia
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat