Oleh Wawancara KH Dr Jeje Zaenudin, Ketua Umum PP Persis 2022-2027

KH Dr Jeje Zaenudin terpilih sebagai ketua umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) masa jihad 2022-2027. Pemilihan ketua umum berlangsung dalam Muktamar XVI Persis di Bandung, Jawa Barat, 23-26 September 2022.

Ada berbagai program, baik program jihad maupun rekomendasi muktamar, yang akan dikerjakan selama lima tahun ke depan. Secara gamblang, Kiai Jeje menjelaskannya dalam wawancara khusus bersama wartawan Republika, Umar Mukhtar. Berikut petikannya.

Bagaimana tanggapan Anda setelah terpilih sebagai ketua umum PP Persis 2022-2027?

Pada hakikatnya, suksesi kepemimpinan di jam’iyyah Persis ini menunjukkan kemenangan harapan dan kepercayaan. Kenapa demikian? Karena kita ini sekarang berada di pengujung satu abad Persis di mana sedang tumbuh generasi baru.

Generasi baru ini antusias sekali terhadap adanya perubahan-perubahan, adanya kemajuan, perbaikan berorganisasi, sehingga harapan itu kita tangkap kegairahan mereka dalam dunia dakwah, dalam dunia pendidikan, dan juga dalam dunia entrepreneurship. Ini menemukan momentum dalam menginginkan pemimpin yang punya harapan.

Kedua adalah kepercayaan. Karena mereka percaya peralihan kepemimpinan dari generasi sepuh ke generasi yang muda. Saya dapat dikatakan muda lah ya. Artinya, generasi yang menengah antara usia pemuda dengan usia orang tua sehingga bisa menjadi mediator yang menghubungkan kepentingan generasi sepuh dengan generasi muda. Maka Insya Allah kepemimpinan kita ini adalah kepemimpinan yang dibangun di atas harapan dan kepercayaan.

Ketua Umum Persis Masa Jihad 2015-2022 KH Aceng Zakaria (Kiri) menyerahkan buku secara simbolis kepada Ketua Umum Persis terpilih masa jihad 2022-2027 KH Jeje Zaenudin di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Bandung, Senin (26/9/2022). - (Republika-Fauzi Ridwan)

SHARE    

Bagaimana Anda melihat Persis sekarang ini?

Sekarang sedang berada di satu fase peralihan abad di jam'iyyah Persis. Sehingga sedang tumbuh generasi baru dan mereka memiliki orientasi yang berbeda, gairah yang berbeda, skill yang berbeda, harapan juga berbeda.

Jadi, butuh ruang-ruang yang lebih luas dan lebih leluasa dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai generasi muda Islam dengan merespons situasi perkembangan zaman. Untuk mewadahi mereka ini, perlu bagaimana menciptakan suasana yang nyaman, betah, dan terbuka untuk improvisasi anak-anak muda dalam organisasi keagamaan ini. Nah ini tantangan yang kita hadapi di jam’iyyah.

Apa program prioritas dalam lima tahun ke depan?

Program prioritas telah diamanahkan dalam program jihad, di mana ini adalah program kerja prioritas yang disebut program jihad. Kemudian, yang diamanahkan juga adalah rekomendasi muktamar. Dua produk muktamar inilah yang harus menjadi acuan pokok program utama di dalam mencapai cita-cita organisasi lima tahun ke depan.

Di antaranya, pertama, bagaimana memperkuat basis organisasi ke dalam. Kedua, memperluas jaringan, (yaitu) ekspansi untuk menghidupkan lagi jaringan-jaringan organisasi dengan memperluas infrastruktur cabang daerah dan wilayah yang selama ini belum tergarap, terbengkalai.

Kemudian, yang ketiga, adalah bagaimana membangun sikap responsif terhadap dinamika dan perubahan zaman yang terjadi. Jadi, dengan responsif terhadap isu-isu keumatan, kemanusiaan, dan isu-isu global, maka telah membawa organisasi kita ini kepada kemaslahatan umat. Maka tema muktamar ini akan terlaksana, yaitu transformasi dakwah persatuan Islam untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Jadi, tidak lagi pada tataran gagasan, isu, maupun norma. Namun, bagaimana pada praktik keseharian kita sebagai Muslim yang baik, Muslim yang benar, yang berbasis pada nilai-nilai Alquran dan sunah.

Apa sektor yang harus lebih ditingkatkan lagi?

Kita ini basisnya di dunia pendidikan, baik itu pesantren ataupun sekolah umum. Maka, program utama adalah sektor pendidikan diperbaiki, diperkuat, diperluas, dan diimprovisasi dengan melahirkan berbagai inovasi baru di dunia pendidikan.

Ini perlu memanfaatkan kader-kader yang memiliki kapasitas, dan profesionalisme di bidang dunia pendidikan. Itu yang kita utamakan, insya Allah.