Staf fasilitas Modern Rice Milling Plant Perum Bulog Kendal, Jawa Tengah memeriksa stok gabah di salah satu Silo penampungan gabah, Kamis (21/7/2022). | Republika/Yogi Ardhi

Ekonomi

NFA Naikkan Harga Pembelian Gabah

Cadangan beras pemerintah ditargetkan bisa meningkat menjadi 1,2 juta ton.

JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) menaikkan acuan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk komoditas gabah ataupun beras petani. Dengan fleksibilitas yang lebih tinggi, NFA meminta Perum Bulog untuk bisa menyerap gabah dan beras.

Menurut Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, Bulog mengalami kesulitan dalam pembelian hasil produksi petani karena ketentuan HPP di bawah harga pasar. "(Kondisi harga) membuat Bulog sulit untuk melakukan penyerapan beras," kata Arief kepada Republika, Kamis (15/9).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badan Pangan Nasional (@badanpangannasional)

Arief mengatakan, dengan fleksibilitas tersebut, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dapat dibeli seharga Rp 4.450 per kg dari sebelumnya Rp 4.200 per kg berdasarkan aturan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2020. Selain itu, harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan juga dinaikkan menjadi Rp 5.550 per kg dari Rp 5.250 per kg.

Pemerintah juga menaikkan harga GKP di gudang Bulog menjadi Rp 5.650 per kg dari Rp 5.300 per kg. Kemudian, harga beras di gudang Bulog juga naik menjadi Rp 8.800 per kg dari sebelumnya Rp 8.300 per kg.

Arief tak menjelaskan secara detail, apakah kenaikan HPP itu berkaitan dengan adanya tren peningkatan harga gabah dan beras saat ini. Ia menekankan, dengan tingkat acuan harga saat ini, Bulog sulit untuk melakukan pengadaan beras.

Arief menyampaikan, keputusan tersebut sudah disetujui dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) tingkat Kemenko Perekonomian. NFA pun diberi wewenang dalam menetapkan HPP yang sebelumnya menjadi kewenangan Kementerian Perdagangan. Dengan fleksibilitas harga beli yang lebih tinggi, cadangan beras pemerintah (CBP) ditargetkan bisa meningkat menjadi 1,2 juta ton.

 
 
Per 9 September 2022, stok beras di Bulog hampir 1 juta ton. Sedangkan, stok beras di Pasar Induk Cipinang sebanyak 33.338 ton.
 
 

Berdasarkan data Bulog, pasokan CBP yang tersimpan di gudang hanya 900 ribu ton. Angka itu di bawah instruksi pemerintah, yakni sebesar 1 juta hingga 1,5 juta ton per bulan.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, fleksibilitas harga itu berlaku sejak 2 September 2022 sampai 30 November 2022. Ia mengatakan, dengan penugasan itu, Bulog dapat memperkuat stok beras. "Ini dalam rangka penguatan cadangan beras pemerintah," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan kondisi perberasan nasional masih dalam kondisi normal. Ia mengeklaim, stok beras di tengah masyarakat masih aman. "Per 9 September 2022, stok beras di Bulog hampir 1 juta ton. Sedangkan, stok beras di Pasar Induk Cipinang sebanyak 33.338 ton," kata Syahrul.

Syahrul menuturkan, untuk memperkuat ketahanan pangan, revitalisasi penggilingan padi menjadi sangat penting saat ini. Langkah itu akan menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam membenahi kuantitas dan kualitas sektor pertanian.

 
 
Saya bersyukur harga telur dan ayam stabil, bawang stabil, tapi memang beras naik sedikit. Walau hanya naik Rp 100, itu berbahaya.
 
 

Penggilingan padi, kata dia, harus semakin modern dan menghasilkan beras berkualitas serta berharga tinggi. Dengan meningkatnya kualitas, beras yang diproduksi para petani dapat menjamah pasar ekspor ke sejumlah negara.

"Untuk itu, Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) harus naik kelas menjadi semacam Bulog kecil di bawah Kementerian Pertanian yang berfungsi sebagai ekosistem beras," ujarnya.

Di sisi lain, Kostraling juga harus mulai menyusun rantai perberasan dari hulu hingga ke hilir. Hal itu dimulai dari persoalan stok, kemasan, pembiayaan, hingga tahap pemasaran kepada masyarakat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Syahrul Yasin Limpo (@syasinlimpo)

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengakui adanya kenaikan harga beras di tengah masyarakat. Ia menekankan, kenaikan harga beras akan berbahaya bagi lonjakan laju inflasi nasional yang tengah dikendalikan oleh pemerintah.

"Saya bersyukur harga telur dan ayam stabil, bawang stabil, tapi memang beras naik sedikit. Walau hanya naik Rp 100, itu berbahaya," kata Zulkifli.

Zulkifli mengatakan, kenaikan harga beras yang tidak terkendali dapat berkontribusi pada pergerakan inflasi yang relatif besar atau mencapai 3,3 persen. Oleh karena itu, pengendalian harga beras menjadi prioritas pemerintah. "Saya sudah berkoordinasi dengan Bulog agar kita segera operasi pasar," katanya.

Spin Off UUS Butuh Masa Transisi

UUS tetap menyiapkan strategi spin off apabila regulasi mengharuskan.

SELENGKAPNYA

Holding Ultramikro Jadi Sumber Pertumbuhan Baru BRI

Penyaluran kredit BRI yang tumbuh positif diimbangi dengan kualitas kredit yang baik.

SELENGKAPNYA

Divestasi Tol Japek Elevated akan Selesai Tahun Ini

Saat ini Jasa Marga mengoperasikan total 1.260 km jalan tol di Indonesia.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya