
Internasional
Peeters: EIB Tawarkan Alternatif Bagi Indonesia
EIB adalah bank multilateral terbesar di dunia.
JAKARTA — Wakil Presiden European Investment Bank (EIB) Kris Peeters mengatakan, kehadiran EIB di Indonesia adalah alternatif bagi sumber pendanaan. Sementara Duta Besar Uni Eropa (UE) Vincent Piket mengatakan, EIB sebagai bank investasi milik UE memiliki kebijakan selaras dengan UE, yaitu membidik bisnis dan kemitraan di Indo-Pasifik terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
"Selama di Indonesia, kami memperkenalkan bahwa EIB ada di Indonesia untuk menawarkan sebuah alternatif," kata Peeters, Selasa (19/7), mengacu pada inisiatif sumber pendanaan global. Saat ini dunia mengenal inisiatif dari Amerika Serikat, yaitu Build Back Better World (B3W) dan Cina dengan Belt and Road Initiative.
"Kami yakin untuk melakukan usaha dan kemitraan dengan Indonesia," katanya kepada sejumlah wartawan di Jakarta.
EIB adalah bank multilateral terbesar di dunia. Mereka mengeklaim EIB lebih besar dari Bank Dunia. Sejak tahun lalu, EIB menjadi climate bank atau bank iklim yang memusatkan pendanaan pada proyek energi hijau dan terbarukan.
"Tahun lalu, nilai pendanan kami mencapai 90 miliar euro dan 10 persen dari dana itu diinvestasikan di luar Eropa," kata Peeters. Pada 2023, EIB akan meningkatkan pendanaan menjadi 1 triliun euro.

Peeters menyebutkan, proyek-proyek EIB membawa "nilai-nilai Eropa". Ia menjelaskan, nilai-nilai ini mengacu pada kualitas, due diligence, dan standar yang berlaku sesuai dengan UE. EIB juga mempertimbangkan dampak dari proyek yang didanai terhadap masyarakat.
Peeters mencontohkan proyek jalan raya di Laos, sepanjang sekitar 200 kilometer. Jalan tersebut dibangun dengan mempertimbangkan pada kepentingan perempuan sebagai pemakai utama jalan tersebut.
"Karena perempuan di sana biasa berjalan kaki sambil membawa barang dan pelebaran jalan itu untuk mencegah kecelakaan lalu lintas," kata Peeters.
Ketika ditanya apakah EIB berminat untuk berinvestasi di proyek ibu kota Nusantara (IKN), Peeters mengatakan, " Jawabannya adalah ya!"
Peeters tidak memerinci investasi yang dibidik EIB di IKN. Ia hanya menyatakan, langkah paling pragmatis adalah EIB dapat berbagi keahlian di ranah energi terbarukan, iklim, infrastruktur, dan lainnya.
Memenuhi undangan dari Kris Peeters, Vice-President European Investment Bank (EIB), di kantor pusat EIB, Luksemburg. Kami berdiskusi visi pembangunan Jakarta dan menjajaki potensi kerja sama pembiayaan untuk berbagai infrastruktur publik di Jakarta.https://t.co/yFzZj04T7L pic.twitter.com/zifieePWjv — Anies Rasyid Baswedan (aniesbaswedan) May 22, 2022
"Kita akan lihat apa yang dapat dilakukan di sana. Namun, Anda harus menawarkan proposal terlebih dulu dan akan kita lihat," kata Peeters.
Peeters dan tim global EIB melawat ke Indonesia pada 14-19 Juli. Mereka mengikuti Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G-20 di Bali. Peeters juga menyampaikan apresiasi pada pelaksanaan FMCBG di Bali pada 15-16 Juli lalu. "Semua duduk bersama di meja. Ini menandakan multilateralisme telah pulih," katanya.
Namun, ia mengakui bahwa fakta saat ini dunia sedang menghadapi inflasi dan krisis energi. Invasi Rusia di Ukraina juga membayangi pertemuan FMCBG.
Sementara saat di jakarta, Peeters beserta tim bertemu antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pada 20 Mei silam, Anies menyaksikan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara EIB dan PT Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta). Kedua pihak sepakat bermitra dalam membangun jaringan transportasi umum dan mendanai regenerasi sejumlah kawasan di sepanjang rute perjalanan yang dilalui MRT.
Sopir dan Kernet Truk BBM Jadi Tersangka
Penyidik Ditlantas Polda Metro Jaya menduga kecelakaan disebabkan rem blong.
SELENGKAPNYAJet Tempur Korsel-RI Terbang Perdana Selama 30 Menit
Pesawat KF-21 mengudara selama 30 menit setelah 6,5 tahun megaproyek jet tempur dua negara dimulai.
SELENGKAPNYA