Petugas memusnahkan barang bukti menggunakan mesin incerenator usai konferensi pers pemusnahan barang bukti narkotika di Lapangan Mako Koarmada I, Gunung Sahari, Jakarta, Kamis (2/6/2022). | Republika/Thoudy Badai

Nasional

'Mari Perangi Narkoba!'

Narkoba menjadi tanggung jawab bersama keluarga hingga pemerintah.

JAKARTA -- Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang jatuh pada Ahad (26/6) menjadi momentum untuk mengajak semua pihak sadar akan dampak kehancuran oleh narkotika dan obat-obatan berbahaya. Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung dalam peringatan HANI mengatakan, narkoba telah merusak bangsa dan negara.

Pramono menegaskan, dampak narkoba sudah dirasakan begitu menghancurkan keluarga, bangsa, dan negara. Karena itu, dia menekankan agar pemerintah dan seluruh elemen masyarakat bekerja sama dalam tekad yang kuat menghilangkan narkoba di Tanah Air.

"Untuk itu, momentum Hari Anti Narkoba Internasional ini kita gunakan dengan tekad yang kuat untuk berperang melawan narkoba. Mari kita perangi narkoba," seru Pramono dalam ucapan HANI melalui kanal Youtube Sekretariat Kabinet, Ahad (26/6).

photo
Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung - (Humas Setkab/Agung)

HANI yang diperingati setiap 26 Juni merupakan hari internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam menentang penyalahgunaan obat-obatan dan perdagangan obat-obatan ilegal. Tujuan peringatan HANI untuk mengingatkan masyarakat dunia agar menyatukan tekad dan memperkuat aksi serta kerja sama mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dunia yang terbebas dari penyalahgunaan narkotika.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengajak seluruh pemuda di Tanah Air berperan aktif dalam upaya pemberantasan narkoba guna mewujudkan generasi unggul dan berkualitas. Apalagi, pada 2030, Indonesia akan mencapai bonus demografi dengan dominasi masyarakat usia produktif. Saat itu, pemuda akan memegang peranan penting dalam mendukung program pembangunan nasional.

"Agar lebih produktif dan berdaya saing, mari bersama mencegah penyalahgunaan narkoba," kata Budi dalam acara webinar "Saatnya Pemuda Bersuara" di Jakarta, Sabtu (26/6/).

Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Badan Pusat Statistik (BPS), angka prevalensi gangguan penyalahgunaan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya meningkat dari 1,8 persen pada 2019 menjadi 1,95 persen pada 2021. Sementara itu, menurut data prevalensi terbanyak ada dalam kelompok usia 15-24 tahun.

"Melalui webinar pencegahan penyalahgunaan narkoba dan pencegahan perilaku berisiko lainnya, maka diharapkan akan ada kolaborasi yang baik antara pemerintah, NGO, dan masyarakat," kata dia.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerukan seluruh elemen masyarakat Jatim menjaga kualitas generasi bangsa dengan menggelorakan perang terhadap narkotika. Menurutnya, tidak ada batasan waktu dalam perang melawan narkoba karena kejahatan itu terus mencari bentuk baru. "Semakin beragam polanya dan semakin masif pula jaringan sindikatnya," ujarnya, Ahad (26/7).

Khofifah mengaku prihatin dengan semakin maraknya peredaran gelap narkoba. Tingginya peredaran gelap narkoba di Tanah Air, kata dia, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah konsumen yang sangat besar. "Alasan utama karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar sehingga sangat berpotensi menjadi penyalah guna narkotika," kata Khofifah.

Khofifah berpendapat, penyalahgunaan narkoba paling banyak ditemui di kalangan remaja dengan berbagai masalahnya. Menurut dia, fenomena ini menjadi ancaman bagi masa depan bangsa.

"Karena narkoba hanya akan menciptakan generasi sakau, bukan generasi intelektual berdaya saing tinggi," ujarnya.

Khofifah mengatakan, keluarga menjadi benteng utama pencegahan penyalahgunaan narkoba pada generasi muda. Asalkan fungsi proteksi terhadap anak benar-benar dijalankan. Jangan sampai karena alasan orang tua sibuk, anak akhirnya terjerat dalam dunia narkoba.

Ia menjelaskan, salah satu jurus membentengi anggota keluarga dari narkoba adalah dengan memberikan pendidikan agama sejak usia dini. "Orang tua punya peran yang sangat besar dalam mendidik, mengajar, membimbing, membina, dan membentuk anak-anaknya. Karena hasil penelitian, anak-anak penyalah guna narkoba pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang kurang harmonis," kata Khofifah.

Dalam memperingati HANI tahun ini, banyak daerah lain juga menggelar kegiatan antinarkoba di wilayahnya. Di antaranya, Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur, Jakarta Timur, yang menggelar sosialisasi bahaya narkoba pada Sabtu (25/6). Sosialisasi juga dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, kepada masyarakat di wilayahnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Turki Kembali ke Lingkungan Arab

Turki mengalami pasang surut dalam hubungannya dengan Arab Saudi dan negara Teluk lainnya.

SELENGKAPNYA

‘Wajah’ Jamaah Kita

Terbatasnya akses masuk ke Raudhah bahkan sempat disiasati oleh beberapa oknum mutawif.

SELENGKAPNYA

Akar Segala Kerusakan

Dalam catatan sejarah, hawa nafsu telah menjadi akar dari segala kerusakan.

SELENGKAPNYA