Kondisi jamaah pertama yang masuk di kantor kesehatan haji Indonesia (KKHI) Madinah, Ahad (5/6/2022). | Ali Yusuf/Republika

Kabar Tanah Suci

Ya Duyufurrahman, Ikuti Saran Petugas

Kelelahan menjadi faktor pemicu kekambuhan penyakit jantung yang dialami jamaah haji.

ALI YUSUF dari Madinah, Arab Saudi 

“Pasien Bawuk kritis kembali dan tidak sadarkan diri,” begitu pesan dokter Muhaimin Munizu kepada Republika, melalui pesan WhatsApp, Senin (13/6), waktu Arab Saudi (WAS). Dokter spesialis jantung ini memberi tahu pada pukul 09.05 WAS, saat saya siap-siap berangkat ke sektor ikut tim visitasi dan promosi kesehatan (promkes) PPIH Arab Saudi.

Mendapat kabar itu, saya tak melanjutkan perjalanan, bersegera ke lantai dasar tanpa menggunakan lift dari lantai empat. Terlihat Bawuk binti Karso (58 tahun), jamaah calon haji asal Lamongan yang pada Sabtu (11/6) berhasil dibantu tim medis melewati fase kritis, saat itu sedang terbaring tak berdaya, sedang diberikan tindakan medis karena kondisinya kembali memburuk.

Saya datang, Bawuk sudah terpasang alat-alat bantu napas, akses obat-obatan dan sembari dilakukan pijat jantung luar bergantian dengan kejut jantung. Suasana begitu menegangkan, namun tim medis terlihat optimistis tak kenal lelah bahu membahu membantu melewati fase kritis Bawuk yang kedua kalinya.

Kondisi awal memburuknya Bawuk diinformasikan pertama kali oleh dokter Rifky Mubarok spesialis rehabilitasi medik tepat pada pukul 08.42 WAS kepada tim code blue. Rifky mengatakan, pada saat itu, dia sedang memberikan pelayanan fisioterapi kepada jamaah haji di samping tempat tidur Bawuk. “Tiba-tiba saya mendengar suara dengkuran keras dan ternyata berasal dari ibu Bawuk,” kata Rifky bercerita.

 
Saya datang, Bawuk sudah terpasang alat-alat bantu napas, akses obat-obatan dan sembari dilakukan pijat jantung luar bergantian dengan kejut jantung.
 
 

Rifky menuturkan, setelah melihat kondisi tersebut, ia mengecek kesadaran Bawuk. Karena denyut nadi leher tidak teraba, tanpa pikir panjang ia melakukan pijat jantung luar sebagai tindakan penyelamatan awal. Rifky lalu meminta bantuan Ners Lina Maya Sari dan dokter Rita spesialis paru untuk mengaktifkan code blue.

Code blue aktif, tim lalu tiba di ruang perawat KKHI Madinah lantai dasar tepat pukul 08.45 WAS dengan membawa alat resusitasi jantung dan paru. Tim code blue yang datang segera mengambil alih tindakan penyelamatan.

Dokter Muhaimin tampak melakukan pijat jantung luar bersamaan dengan tindakan pemasangan alat bantu napas oleh dokter Harpandi spesialis anestesi. Di sampingnya, dokter Aziz spesialis anestesi memasang akses intravena untuk obat-obatan dibantu oleh dokter Eko spesialis bedah. Tampak pula dokter Umar spesialis penyakit dalam didampingi Ners Waldan, Ners Okta, Ners Gemelia bahu membahu melakukan pencatatan, memasukkan obat-obatan, dan memonitor tanda vital pasien.

Pukul 09.35 nadi sempat teraba, namun kondisi jantung yang terlanjur lemah, membuat jantungnya kembali berhenti. Dokter Umar lalu memanggil Asmawi dan memintanya untuk mentalqinkan. Hingga akhirnya pukul 09.45, Bawuk dinyatakan meninggal dunia. Innalillahi wa innailaihi rajiun... telah berpulang Bawuk Binti Karso ke pangkuan Sang Khalik setelah dua hari berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Tidak lama berselang, semua peralatan medis yang terpasang akhirnya dilepaskan dari tubuhnya.

 
Pukul 09.35 nadi sempat teraba, namun kondisi jantung yang terlanjur lemah, membuat jantungnya kembali berhenti. 
 
 

Ners Nasya langsung mengambil telepon yang digenggam Asmawi untuk menghubungi keluarga almarhumah di Lamongan. Setelah telepon terhubung, Asmawi mengabarkan kepada putrinya dengan bahasa Jawa yang artinya. “Ibu sudah tidak ada, doakan semoga amalnya diterima Allah SWT,” kata Asmawi kepada putrinya.

Tangis pecah terdengar di ujung telepon. Asmawi segera menutup telepon tak ingin larut dalam kesedihan yang ditunjukkan putrinya. Asmawi kembali melihat istrinya yang sudah ditutup kain untuk terakhir kalinya. “Selamat jalan istriku tercinta, semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT.”

Saya kembali beruntung bisa menyaksikan momen krusial perjuangan tim medis dan perawat yang bahu membahu memberikan pertolongan kepada pasien. Usaha tak kenal lelah yang diperlihatkan oleh tim medis dan perawat mungkin saja tidak berhasil menyelamatkan nyawa Bawuk. Namun, semangat kerja sama, bahu membahu dan ikhtiar yang ditunjukkan oleh mereka patut diapresiasi.

“Tugas kita sebagai pelayan adalah mengerahkan segala upaya terbaik yang bisa kita berikan untuk menolong jamaah, hasil akhir biarlah menjadi keputusan mutlak dari Allah SWT,” kata dr Harpandi.

 
Sampai Rabu (15/6) pukul 07.30 WAS, tercatat tiga jamaah haji meninggal dunia. 
 
 

Ners Gemelia Zulfar menuturkan, sebelum kritis almarhumah terlihat segar bugar dan sempat minta makan. Bahkan sempat minta diabadikan gayanya yang mengacungkan jempol, maksudnya dia sudah lebih baik dan siap kembali ke kloter.

Asmawi bercerita, sebelum dilarikan ke KKHI, dalam satu hari itu sudah tiga kali istrinya mondar-mandir ke Masjid Nabawi, lanjut berziarah bersama rombongan ke tempat-tempat bersejarah di Madinah. Selesai aktivitas itulah istrinya mengeluh sakit. “Istri layu habis ziarah ke Masjid Quba, Kebun Kurma,” katanya.

Sampai Rabu (15/6) pukul 07.30 WAS, tercatat tiga jamaah haji meninggal dunia. Menurut hasil analisis tim dokter KKHI Madinah, tiga jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Arab Saudi atas nama Bawuk binti Karso 58, Suhati binti Haji Rahmat Ali 64 tahun dan Bangun Wahid Lubis 59 tahun karena kelelahan. “Ketiganya diketahui memiliki penyakit jantung,” kata dr Muhaimin Munizu Hawi dokter jaga KKHI Madinah.

Muhaimin menuturkan, berdasarkan pengamatannya, kelelahan menjadi faktor utama pemicu kekambuhan penyakit jantung yang dialami oleh ketiga jamaah haji. Sehingga  mereka mengalami serangan jantung yang berujung kematian. Belajar dari ketiga kasus tersebut jamaah agar mengikuti saran petugas, tidak boleh memaksakan diri untuk melakukan aktivitas berlebihan. Apalagi bagi jamaah haji yang memiliki riwayat penyakit jantung.

“Maka dari itu, jamaah haji Indonesia agar mengikuti saran petugas,” pesan dokter muda kelahiran Baubau, Sulawesi Tenggara.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Saudi Longgarkan Penggunaan Masker

Kebanyakan jamaah haji Indonesia terpantau masih patuh menggunakan masker.

SELENGKAPNYA

Merenungi Hijrah Nabi dari Bus Ber-AC

Nabi Muhammad SAW harus hijrah menempuh perjalanan hingga 450 kilometer dengan berkendara unta.

SELENGKAPNYA

Berbakti untuk Negara, Melayani Jamaah Sepenuh Hati

Dia termotivasi untuk melayani para jamaah haji.

SELENGKAPNYA