Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (tengah) saat foto bersama dalam rangkaian KTT Khusus ASEAN-AS di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (13/5/2022). | ANTARA FOTO/HO/ Setpres/Laily Rachev

Opini

Tantangan Baru Ekonomi Asia-Pasifik

Aktivitas ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik cukup dinamis.

ERIC HERMAWAN; Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia dan Staf Pengajar STIAMI Jakarta

Presiden Amerika Serikat Joe Biden resmi mendirikan Indo Pacific Economic Framework (IPEF), dengan 12 negara mitra Indo-Pasifik untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Secara langsung, kesepakatan ini menarik Indonesia masuk IPEF.

Pemicunya, aktivitas ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik cukup dinamis. Beberapa tahun terakhir, terjadi pertumbuhan ekonomi tinggi dari negara di kawasan tersebut, seperti Cina dan negara anggota ASEAN.

Tanpa kehadiran Cina dalam IPEF mengindikasikan peranan AS cukup dominan. Kerja sama ini menandakan respons AS untuk memperbaiki, sekaligus menegaskan hubungan negara mitra dagang guna meningkatkan pengaruhnya di kawasan Asia-Pasifik.

IPEF digadang-gadang fokus pada agenda membantu AS dan perekonomian Asia lebih erat dalam perdagangan digital, air bersih, perlindungan pekerja, serta pencegahan korupsi.

 
IPEF digadang-gadang fokus pada agenda membantu AS dan perekonomian Asia lebih erat dalam perdagangan digital, air bersih, perlindungan pekerja, serta pencegahan korupsi.
 
 

Menurunnya perekonomian dunia akibat pandemi Covid-19 dan perang Ukraina, berdampak langsung pada perekonomian Eropa dan AS. Pilihan mencetuskan IPEF terlihat lebih pada muatan ekonomi politik AS daripada simbiosis mutualisme antarsesama negara di dalamnya.

Jika digabung, aktivitas perekonomian negara IPEF mencakup 40 persen produk domestik bruto (PDB) dunia. Tentu, bagi negara ASEAN tak keseluruhan proposal bisa diterima. Sekalipun Thailand menyambut baik, tetapi mereka juga mau memastikan pada waktu mendatang.

Bagi Indonesia, harus mengukur kembali perjanjian ini luar dan dalam. Pada faktor internal, kita mesti menghitung produk dan jasa unggulan apa saja yang laku di pasar ekspor negara IPEF. Pada wilayah eksternal, kerja sama ini belum menunjukkan takaran insentif untuk negera mitra.

Terutama, soal akses dan penurunan tarif masuk barang pada pasar AS lebih luas. Hubungan Indonesia dan AS harus dikaji kembali, mengingat AS belakangan memilih Singapura dan Vietnam sebagai sekutu utama di Asia Tenggara dalam melawan pengaruh Cina.

Ketidakhadiran Cina di IPEF seperti buah simalaka bagi Indonesia karena beberapa kontrak proyek strategis nasional terikat investasi Cina. Investasi Cina di Indonesia pada 2021 saja telah mencapai 3,9 miliar dolar AS.

 
Ketidakhadiran Cina di IPEF seperti buah simalaka bagi Indonesia karena beberapa kontrak proyek strategis nasional terikat investasi Cina. Investasi Cina di Indonesia pada 2021 saja telah mencapai 3,9 miliar dolar AS.
 
 

Mengurai peluang

IPEF bukan tanpa peluang, besarnya ekspor bahan mentah kita akan memungkinkan tersedianya pasar lebih kuat. Negara ASEAN akan lebih kuat karena tergolong dalam mode perdagangan “Intra-industry trade”, yakni perdagangan dalam industri yang sama.

Perdagangan jenis ini terjadi antarnegara yang memiliki kesamaan sumber daya mulai dari tenaga kerja, sumber daya alam (SDA), hingga teknologi. Indonesia selama ini pengekspor neto untuk produk pertanian dan importir neto untuk produk manufaktur berteknologi tinggi.

Sementara itu, dengan negara ASEAN relatif kecil karena kesamaan sumber daya antarnegara. Tujuannya, terwujud aliran supply-chain yang membuat ASEAN berkolaborasi. Kita perlu menghindari dampak negatif ketika produksi antarnegara cenderung homogen.

Tantangan besar kita justru mode perdagangan “inter-industry trade”, yang lebih mencerminkan keunggulan komparatif masing-masing negara, misalnya, negara maju berkonsentrasi di teknologi tinggi dan negara berkembang di teknologi menengah.

 
Tantangan besar kita justru mode perdagangan “inter-industry trade”, yang lebih mencerminkan keunggulan komparatif masing-masing negara.
 
 

Korea Selatan, India, dan Jepang siap lepas landas dalam IPEF jika terkait produk teknologi dibandingkan negara kita. Persoalan ini bisa saja kita pandang dalam makna positif, misalnya karena pangsa perdagangan ASEAN sudah luas dan terjalin lintas regional negara.

Namun, bisa juga pola hubungan antarnegara ASEAN justru lebih banyak diwarnai liberalisasi dan persaingan ketimbang gotong royong dalam pemenuhan "input-output" produksi. Penyebabnya sangat mungkin adalah faktor homogenitas produk.

Menghadapi dampak IPEF, persoalan ketimpangan SDM ini bisa membuat tingkat keterampilan dan produktivitas SDM berbeda-beda. Fakta ketimpangan juga disebabkan perbedaan efisiensi ekonomi antarnegara khususnya, kualitas infrastruktur.

Jika memakai metode logistic performance index (LPI), Singapura relatif meninggalkan negara ASEAN lainnya karena daya saing infrastrukturnya peringkat ketujuh dunia (Bank Dunia, 2020).

 
Namun, melesunya kondisi ekonomi dunia juga memengaruhi penurunan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
 
 

Namun, melesunya kondisi ekonomi dunia juga memengaruhi penurunan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

Bagaimana Indonesia merespons dinamika ekonomi di Asia-Pasifik pasca-IPEF? Indonesia perlu berubah secara gradual dari negara penghasil komoditas SDA menjadi penghasil barang unggulan.

Negara penghasil komoditas, seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand terkena dampak cukup signifikan dari melesunya ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.

Indonesia perlu memberdayakan ekonominya, dengan memanfaatkan potensi pasar regional dan memaksimalkan potensi ekonomi nasional, untuk menjawab dinamika ekonomi terkini kawasan pascakerja sama IPEF. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Biaya Haji Membengkak

Komisi VIII DPR menyayangkan penambahan anggaran yang mendadak.

SELENGKAPNYA

Presiden Minta Kampanye Pemilu Dipersingkat

KPU periode sebelumnya sempat mengusulkan masa kampanye Pemilu 2024 selama 120 hari.

SELENGKAPNYA

Khansa binti Khadzdzam, Saksi Islam Muliakan Kaum Hawa

Khansa jadi saksi hidup betapa ajaran Islam yang disebarkan Nabi Muhammad SAW sangat memuliakan perempuan.

SELENGKAPNYA