Ustadz Abdul Somad memberikan tausiyahnya saat acara MPR-RI Bersholawat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (29/8). | Republika/Mahmud Muhyidin

Nasional

Tak Seharusnya Singapura Menolak UAS

UAS mendakwahkan wasathiyah Islam. Karena itu tak benar bila ada yang menganggapnya menyebarkan ekstremisme.

Tuduhan radikal dan ekstrimis kembali disematkan kepada Ustaz Abdul Somad Batubara yang akrab dipanggil UAS ini. Pemerintah Singapura menolak kedatangan dan mendeportasi UAS beserta keluarga meskipun kedatangannya untuk tujuan wisata.

Sahabat karib UAS, Babe Haikal Hassan, menyayangkan sikap Singapura yang arogan dan tidak menjaga etika bertetangga. "Siapa sesungguhnya yang ekstrimis yang menghina para ulama," ungkap pembina Majelis Keluarga Indonesia (MKI) ini.

Babe merasa heran dengan sikap Singapura. "Kok sama dengan suara BuzzerRp, ane menduga ada pembisik yang sengaja melaporkan kedatangan UAS, "ungkapnya. "Mau sampai kapan bangsa ini dipecah-belah, kok masih ada yang bela Singapura, kan kita tahu banyak koruptor yang maling uang rakyat lari ke Singapura, " lanjut Babe.

Ceramah UAS soal bom bunuh diri pejuang Palestina dan adanya jin dalam patung terus dicuatkan oleh para buzzerRp gara-gara UAS sosok ulama yang tegas dan istiqomah. "Kenapa orang yang berani mengkritik pemerintah harus dimusuhi, UAS itu ulama yang cinta NKRI, " tegas Babe. 

Singapura merupakan negara kecil yang  devisa terbesarnya dipasok dari kunjungan wisata, terbesar dari Indonesia. "Lebih baik kita boikot aja Singapura," seru Babe Haikal. Sebagai sesama Penceramah, Babe begitu mengenal sosok UAS. Sosoknya yang tegas dan santun. Beliau penceramah yang terhormat, tidak hanya diakui di dalam negeri juga di negara-negara Islam. 

"Ini jelas pelecehan bagi Indonesia. Karena UAS merupakan tokoh dan ulama besar, tidak hanya di Indonesia saja bahkan Brunei Darussalam dan Malaysia memberikan penghormatan tinggi terhadap beliau,” jelasnya. Karena dakwahnya, UAS pernah mendapat gelar profesor tamu di Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam pada Januari 2020.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, selama ini Ustaz Abdul Somad menyebarkan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin. Hal ini betolak belakang dengan pernyataan Kementerian Dalam Negeri Singapura yang menganggap UAS menyebarkan ajaran ekstremis sehingga ditolak masuk ke negara tersebut.

"Perlu kita pertanyakan, atas dasar apa dan apa buktinya (menyebut UAS ekstremis)? Jangan mengada-ada. Menyebut seseorang ekstrem itu absurd dan sensitif. Kita minta agar itu dipertanggungjawabkan Kementerian Dalam Negeri Singapura," ujar Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirsyah Tambunan kepada Republika, Rabu (18/5).

Semua persoalan bisa diselesaikan dengan duduk bersama. Maka, langkah terbaik adalah berdialog, saling memberikan pemahaman yang baik, dan berprasangka baik. Tuduhan-tuduhan yang buruk itu harus dihindari, apalagi sampai menuduh seseorang ekstremis.

"Jadi, sebetulnya pejabat Kemendagri Singapura itu mengada-ada. Maka kita minta itu dievaluasi dan janganlah sembarang bicara," ujarnya.

Jika yang dijadikan dasar adalah pernyataan dibolehkannya bom bunuh diri di Palestina, Buya Amirsyah menyebut, itu sudah diluruskan oleh UAS. Karena video ceramah tentang hal tersebut dipotong oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga menimbulkan pemahaman yang keliru.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Singapura mengkonfirmasi bahwa UAS tiba di Terminal Feri Tanah Merah dari Batam bersama enam orang lainnya pada Senin (16/5/2022). Setelah diawancarai oleh petugas, rombongan UAS ditolak masuk dan kembali ke Batam pada hari yang sama.

"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat yang cenderung multiras dan multiagama Singapura," tulis pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Singapura pada Selasa (17/5/2022).

Pernyataan tersebut mencontohkan ceramah UAS yang kerap menimbulkan segregesi. Semisal UAS telah mengatakan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi syahid. 

Selain itu, Kemendagri Singapura menyontohkan bahwa UAS telah membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir." Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir.

Pemerintah Singapura menegaskan bahwa masuknya pengunjung asing ke Singapura bukanlah bisa secara otomatis atau memiliki hak. Setiap kasus dinilai berdasarkan kemampuannya sendiri.  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Jokowi Buka Keran Ekspor CPO 

Jokowi mengakui harga minyak goreng di beberapa daerah masih relatif tinggi.

SELENGKAPNYA

Kontrak Pelayanan Calhaj Hampir Rampung

Menag meminta jajarannya memastikan layakan terhadap calhaj berkualitas.

SELENGKAPNYA

Indonesia Juara Umum Panahan SEA Games

Karate Indonesia berhasil mencapai target tiga medali emas yang ditetapkan Kementerian Pemuda dan Olahraga pada SEA Games 2021.

SELENGKAPNYA