Suasana pemilu di Filipina | Nanang Sumanang/KJRI Davao

Internasional

Wajah Pesta Demokrasi di Filipina

Pemilu di Filipina kali ini diikuti oleh 10 orang calon presiden dengan latar belakang yang berbeda-beda

NANANG SUMANANG; guru Sekolah Indonesia Davao-Filipina.

 

Senin, 09 Mei 2022. Sejak pukul 06.00, warga Negara Filipina, khususnya yang tinggal di kota Davao City sudah terlihat berbondong-bondong menjuju tempat pemilihan suara (TPS) yang terdekat. TPS-TPS ini biasanya bertempat pada sekolah-sekolah negeri (public school), dimana para gurunya menjadi petugas TPS tersebut.

Hari ini, rakyat Filipina yang telah tercatat sebagai pemilih (65,7 juta pemilih) mengadakan pesta demokrasinya untuk menentukan Presiden dan Wakilnya, Senator, Local Election (pemilihan gubernur, wakil gubernur, walikota dan wakil wali kota), serta anggota House of Representative (Dewan Perwakilan Rakyat) yang terdiri dari dua; anggota Congress dan partai politik.

Pemilu kali ini diikuti oleh 10 orang calon presiden dengan latar belakang yang berbeda-beda; Ernesto Abella (mantan juru bicara presiden Duterte), Isko Moreno Domagoso (walikota Manila), Leody De Guzman pemimpin buruh), Norberto Gonzales (mantan Kepala Pertahanan Nasional), Ping Lacson (Senator), Ferdinand Marcos Jr.(anak mantan presiden Ferdinand Marcos dan mantan senator), Faisal Mangondato (pengusaha), Jose Montemayor (dokter), Manny Pacquiao (legenda tinju Filipina dan Senator), dan Leni Robredo (wakil Presiden).

Sedangkan untuk Wakil Presidennya ada 9 calon mereka adalah: Lito Atienza, Walden Bello, Rizalito David, Sara Duterte, Manny Lopez, Doc Willie Ong, Kiko Pangilinan, Carlos Serapio, dan Vicente Tito Sotto.

Di kota Davao sendiri memang ada beberapa tempat TPS yang melaksanakan pemilihannnya agak mundur serta akan ditutup lebih cepat dari jadwal semula, yaitu mulai pukul 06.00 sd pukul 19.00, ini bisa disebabkan oleh banyaknya jumlah pemilih yang tidak merata, serta kesiapan teknisnya.

Menarik untuk disimak adalah bahwa dalam setiap pemilu, tidak akan kita temui minggu tenang. Hingga hari penusukan, kita masih melihat poster-poster dan pamplet dari peserta pemilu (kandidat), baik itu orang maupun partai politik yang masih terpampang dimana-mana.  Yang lucunya lagi adalah bahwa ketika orang-orang akan masuk ke TPS, para Tim kampanye peserta pemilu maupun partai politik membagi-bagikan contoh “ballot”, yaitu kertas yang harus di isi nanti ketika sampai di TPS dengan nama-nama calon yang dikampanyekan.

Setelah pemilih masuk dalam ruangan, maka pemilih akan diberikan ballot yang terdiri dari nama-nama calon dan partai politik yang akan dipilih, setelah memilih, maka pemilih akan menyerahkannya langsung kepada petugas yang langsung akan diinput ke dalam sistim penghitungan secara nasional. Setelah selesai, maka mesin tersebut akan mengeluarkan seperti tanda terima bahwa yang bersangkutan sudah memilih nama-nama tertentu, tinggal pemilihnya nanti untuk mengecek kembali, apakah nama-nama yang dipilih sudah benar masuk ke dalam mesin penghitungan suara secara nasional. 

Kalau pemilih sudah yakin, maka pemilih akan pergi ke petugas TPS untuk mendapatkan tinta di jarinya, sebagai tanda bahwa yang bersangkutan sudah memilih.

Keamanan dan kenyamanan pada pemilu kali ini cukup baik. Pemerintah sudah membentuk tim untuk menindak orang-orang yang menggunakan uang untuk membeli suara masyarakat. Pada pelaksanaannya, kami lihat ada penjagaan polisi, ambulance, mobil pemadam kebarkaran yang siaga di TPS-TPS.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat