Sejumlah umat muslim membaca Al-Quran pada kegiatan Bogor Ngaos Al-Quran di Lawang Salapan, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (24/4/2022). | Republika/Putra M. Akbar

Kabar Ramadhan

Ramadhan Perkokoh Tali Persaudaraan

Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin senantiasa mengajarkan umatnya untuk bertoleransi dan saling menyayangi.

OLEH RATNA AJENG TEJOMUKTI

Ramadhan menyimpan banyak momen berharga bagi setiap Muslim. Saat-saat semacam itu, seharusnya dimanfaatkan untuk mengokohkan solidaritas dan kesatuan umat Islam.

Saat Ramadhan misalnya, banyak orang berkumpul di masjid atau mushala untuk berbuka puasa bersama, shalat Tarawih atau menyimak kuliah Subuh. Ketika itu, tentu ada kesempatan bagi umat untuk saling berinteraksi, bertegur sapa. Pertemuan-pertemuan semacam ini  bisa mendekatkan hati sesama Muslim.

Dalam pandangan Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti), KH Anwar Sanusi, momen indah dan penuh suka cita di bulan suci Ramadhan itu mestinya jadi kesempatan bagi umat Islam untuk mempererat ukhuwah, tali persaudaraan.

"Bahwa momen ini adalah memang bulan kasih sayang. Dan kita pererat ukhuwah tali persaudaraan, baik ukhuwah Islamiyah terhadap sesama Islam , lalu ukhuwah wathaniyah  dengan sesama manusia dalam suatu negara dan ukhuwah insaniyah sebagai bentuk untuk perdamaian dunia," ujar Kiai Anwar, belum lama ini.

photo
Sejumlah umat muslim membaca Al-Quran pada kegiatan Bogor Ngaos Al-Quran di Lawang Salapan, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (24/4/2022). Kegiatan Bogor Ngaos Al-Quran yang diikuti sebanyak 1.000 peserta dari 63 komunitas itu bertujuan untuk mensyiarkan Al-Quran di bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah. - (Republika/Putra M. Akbar)

Ia melanjutkan, sebagai masyarakat yang hidup di tengah keberagaman suku dan agama, hendaknya umat mampu meneladani kehidupan di Madinah semasa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Kala itu, umat yang berbeda agama juga dapat hidup dan beribadah dengan damai.

"Ketika Nabi Muhammad SAW menjadi pemimpin agama sekaligus pemimpin di Madinah, di sana paling tidak ada empat kaum yakni kaum Yahudi, kaum Nasrani, kaum  Majusi yang menyembah berhala, dan kaum Muslim. Pada saat itu, mereka juga bisa hidup dengan damai, padahal mayoritas Islam," katanya.

Pria yang juga pendiri Badan Kontak Muballigh Indonesia (Baqomubin) ini memandang, perlu ada peran pemerintah dan tokoh-tokoh umat untuk terus bersama-sama menjaga persatuan dan kerukunan umat. Harapannya, agar hal-hal yang menodai perdamaian dan ukhuwah umat tidak terjadi kembali di kemudian hari dengan mendorong narasi kasih sayang kepada umat.

Anwar juga berpesan kepada umat Islam agar di bulan yang suci dan penuh suka cita ini dapat terus meningkatkan amal ibadah, serta semakin menyadari bahwasanya Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin senantiasa mengajarkan umatnya untuk bertoleransi dan saling menyayangi.

"Jadi Insya Allah dengan momen bulan suci Ramadhan ini, kita bisa meningkatkan amal baik perbuatan atau  perilaku. Nanti kalau sudah ditingkatkan, bakda Idul Fitri tentunya harus lebih baik lagi,’’ kata Anwar.

Sementara itu, Ketua Dewan Syura Rabithah Alawiyah, Habib Zen Bin Umar Bin Smith menjelaskan, Ramadhan adalah anugerah yang sangat besar bagi hamba Allah yang bertakwa. Di dalam bulan suci ini, diturunkan Alquran. Di dalam bulan ini pula, terdapat malam istimewa yang dalam Alquran disebutkan lebih baik dari seribu bulan, yakni Lailatul Qadar.

"Segala amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Karena itu hendaknya kita menjalani ibadah puasa dengan niat lahir dan batin. Jangan sampai puasa kita hanya bersifat lahiriyah saja," ujar dia.

Ibadah puasa, Habib Zen melanjutkan, adalah ibadah yang sangat personal antara makhluk dengan sang Khalik. Kita diwajibkan berpuasa untuk melatih diri mengekang hawa nafsu. Bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi puasa terhadap perbuatan-perbuatan dosa, perkataan kotor, ghibah, namimah, dan juga harus membersihkan hati.

photo
Sejumlah umat muslim membaca Al-Quran pada kegiatan Bogor Ngaos Al-Quran di Lawang Salapan, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (24/4/2022). - (Republika/Putra M. Akbar)

‘’Artinya, orang yang berpuasa harus menjaga hati dan juga menjaga perasaan orang lain, sehingga hubungan antarsesama manusia pun tetap baik,’’ ujar dia.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani disebutkan, "Berapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga’’.  

Hal itu terjadi, kata Habib Zen, karena dia hanya meninggalkan makan dan minum, tetapi masih tidak mampu mengekang hawa nafsu yang lain. Ibadah puasa adalah ibadah lahiriyah dan batiniah yang pahalanya Allah SWT sendiri yang menentukan.

‘’Di sinilah ketaatan mahluk diuji oleh Allah SWT. Demikian besar pahala yang diberikan tetapi kurang disadari oleh manusia.’’  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.