Bus PPD yang mengalami kecelakaan di Tol Jagorawi | Perum PPD

Jakarta

PPD Jelaskan Penyebab Busnya Tabrak Kendaraan Lain

Sopir PPD diduga hilang kesadaran sehingga bus yang dikemudikannya mengalami kecelakaan.

JAKARTA -- Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) bergerak cepat melakukan penanganan peristiwa kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada Bus Transjakarta milik Perum PPD dengan nomor body 622 di Tol Jagorawi Km 02.400 arah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur pada Jumat (22/04) sekitar pukul 21:45 WIB.

Peristiwa kecelakaan lalu lintas tersebut terjadi pada saat Bus Transjakarta Perum PPD yang telah selesai pelayanan dan tengah dalam perjalanan mengisian bahan bakar. Setiba di Jalan Tol Jagorawi Km 02.400 arah TMII, pengemudi Bus Transjakarta Perum PPD berinisial RS telah kehilangan kesadaran sehingga kehilangan kontrol atas bus yang dikendarainya. Selain itu, peristiwa kecelakaan lalu lintas ini menyebabkan tiga mobil yang berada di dekat lokasi kejadian/TKP mengalami rusak berat.

Peristiwa ini langsung ditangani cepat oleh Petugas Lapangan Perum PPD, PT. Transportasi Jakarta, Kepolisian Polda Metro Jaya. Telah dilakukan pemeriksaan oleh Tim Medis PT. Jasa Marga yang melaporkan bahwa Pramudi RS dinyatakan Meninggal Dunia ditempat dan tidak ada korban lainnya hanya kerugian materiil atas kerusakan berat kendarannya.

Direktur Utama Perum PPD, Pande Putu Yasa menegaskan bahwa Perum PPD fokus dan berkomitmen penuh dalam penanganan peristiwa ini. Pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk meminimalisir terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas.

“Perum PPD berkomitmen untuk terus berkooperatif untuk penyidikan yang dilakukan oleh berbagai pihak agar tidak lagi ada hal serupa yang terjadi di masa mendatang. Atas nama manajemen Perum PPD, kami turut berduka cita atas meninggalnya Bapak RS saat menjalankan tugasnya dan semoga keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan.” Jelas Pande Putu Yasa dalam keterangan tertulisnya pada Ahad (24/4).

Selaku Operator Transjakarta, Perum PPD telah melakukan upaya dalam meninimalisir peristiwa serupa terjadi dengan adanya pengarahan sebelum dan sesudah pelayanan, pengecekan kondisi kendaraan dan jasmani pramudi sebelum beroperasi, serta kewajiban mengikuti Medical Check Up secara berkala. Selain itu, Perum PPD siap berkoordinasi untuk penyelesaian kewajiban terhadap korban dan berkomitmen akan terus mendorong pelayanan yang mengutamakan keselamatan dan keamanan.

Cegah kecelakaan

Pegiat keselamatan Global Devensive Driving Centre (GDDC) Aan Gandhi mengatakan penting bagi pemudik untuk mengantisipasi kelelahan dan risiko kecelakaan saat melakukan perjalanan mudik via kendaraan pribadi seperti mobil.

"Mudik dengan kendaraan sendiri adalah perjalanan yang menyenangkan karena banyak dinantikan, terlebih dua tahun kemarin tidak bisa melakukan mudik. Namun, harus diingat pula kalau mudik dengan berkendara sendiri adalah salah satu aktivitas yang berisiko," kata Aan dalam diskusi daring, kemarin.

Lebih lanjut, Aan membagikan sejumlah hal yang perlu diperhatikan bagi pemudik di jalan. Pertama, pastikan memeriksa kendaraan sebelum berangkat mudik di bengkel. Jika perlu, lakukan servis besar.Selain kondisi kendaraan yang prima, pastikan pula kondisi pengemudinya juga dalam keadaan sehat. Aan melanjutkan, pemudik direkomendasikan untuk membuat rencana perjalanan; yang meliputi mau lewat jalur mana, cek aplikasi perjalanan untuk antisipasi kemacetan di titik-titik tertentu, serta melakukan mapping untuk memperkirakan waktu beristirahat.

"Selanjutnya, jika perjalanannya cukup jauh, pastikan ada pengemudi pengganti. Pengemudi pengganti tidak boleh duduk di depan, dia harus duduk di row belakang/tengah. Kalau di depan, ia akan terjaga dan menjadi navigator, sehingga dia tidak bisa istirahat," paparnya.

Lalu, pastikan jumlah penumpang sesuai dengan seat kendaraan. Misalnya, mobilnya adalah 7-seater, maka penumpangnya harus berjumlah 7 juga, termasuk pengemudinya."Ini adalah karena mobil menyediakan safety belt yang berjumlah sesuai kapasitas. Selain itu, overload beban akan berpengaruh ke suspensi, ban-nya juga terlalu overload untuk menambah beban, dan ini membahayakan," kata Aan.

Kiat berikutnya adalah pemudik untuk membawa makanan secukupnya, antisipasi kalau jalanan macet.Dari segi bahan bakar, Aan mengatakan penting bagi pemudik untuk memastikan BBM selalu terisi dalam keadaan lebih dari setengah.

"Selain itu, pastikan pada saat melewati jalan tol untuk para pengemudi roda empat, sesuaikan kecepatannya tidak melebihi batas maksimal atau 100km/jam, dan tidak di bawah 60km/jam," kata Aan.

Hal lain yang Aan soroti, adalah kondisi kesehatan pengemudi yang berpuasa ketika melakukan perjalanan mudik. Menurutnya, penting bagi pemudik untuk mengantisipasi kelelahan (fatigue).

Ia menyarankan kepada pengemudi untuk melakukan interval saat mengemudi. Misalnya, berkendara selama dua jam penuh, lalu istirahat selama 15-60 menit, kemudian baru melanjutkan perjalanan selama dua jam lagi, dan selanjutnya.

"Maksimal pengemudi menyetir adalah 8 jam. Setelah lewat 8 jam, pengendara akan merasakan letih dan jenuh. Ini yang bahaya kalau dipaksakan, dan respons anggota tubuh kita akan melambat," kata Aan.

"Setelah 8 jam mengemudi, pengemudi harus istirahat. Lebih baik ada pengemudi pengganti. Kalau ada pengganti lebih baik ganti-gantian setiap dua jam itu tadi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Aan mengatakan terdapat teknik berkendara risiko rendah (low-risk driving technique), yang merupakan metode mengemudi secara antisipatik.

"Pastikan pandangan jauh ke depan. mata tidak hanya bertumpu pada satu kendaraan di depan, tapi beberapa kendaraan di depan, sehingga kita bisa antisipasi lebih jauh," kata Aan."Selanjutnya, cek spion 5-8 detik sekali, jaga jarak aman dengan kendaraan di depan, mengemudilah sesuai kondisi dan fokus berkendara. Lalu, sebelum rem, cek kondisi di belakang lewat spion," imbuhnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PERUM PPD (perumppd)

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat