Foto udara deretan lampu minyak pada perayaan tradisi Tumbilotohe atau malam pasang lampu di Telaga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Minggu (9/5/2021). Perayaan malam pasang lampu tersebut dilakukan tiga hari jelang Idul Fitri dan menyambut malam Lailatul | ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Kabar Ramadhan

Menjemput Lailatul Qadar

Datangnya Lailatul Qadar sesungguhnya dapat dilihat dengan memperhatikan alam semesta.

 

Setiap Ramadhan Allah SWT menurunkan malam yang paling istimewa di antara malam-malam lainnya. Inilah Lailatul Qadar, malam yang dalam Alquran disebutkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Adapun maksud dari lebih baik dari seribu bulan, menurut para ulama, adalah ibadah dan amalan pada Lailatul Qadar lebih baik dari ibadah dan amalan di seribu bulan yang tidak terdapat Lailatul Qadar. Karena keistimewaannya, umat Islam berupaya sungguh-sungguh untuk menjemput dan mendapatkan malam tersebut.

Pakar ilmu Alquran Prof KH Ahsin Sakho mengatakan, Lailatul Qadar adalah malam yang istimewa bagi umat Islam sebagaimana yang termaktub dalam Alquran surah al-Qadar ayat 1-5. Allah berfirman, “Inna anzalnahu fi lailatil qadr. Wa maa adraaka maa lailatul qadr. Lailatul qadri khairun min alfi syahr. Tanazzalul malaa ikatu warruhu fiha bi idzni Rabbihim min kulli amr. Salaamun hiya hatta mathla’il fajr”.

Artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Alquran) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apa Lailatul Qadar itu? (Yaitu) malam kemuliaan yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar”.

Kiai Ahsin menjelaskan, tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar sesungguhnya dapat dilihat dengan memperhatikan alam semesta. “Pertama, tidak ada hujan, terang. Pada waktu Subuhnya, tidak terlalu terang. Mengapa demikian? Karena menurut riwayat, banyak malaikat yang turun pada malam itu sehingga mereka pergi pada waktu Subuh dan sayap-sayap mereka menutupi cahaya matahari,” kata Kiai Ahsin saat dihubungi Republika, belum lama ini.

Selain itu, beliau menjabarkan, malam Lailatul Qadar biasanya diturunkan Allah pada tanggal-tanggal ganjil pada bulan Ramadhan. Seperti tanggal 21, 25, dan 29 Ramadhan. Hal ini disebabkan Allah SWT menyukai sesuatu yang ganjil.

Kiai Ahsin menyebut bahwa selain tanda alam mengenai hadirnya Lailatul Qadar, seorang Muslim yang mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar pun dapat dikenali. Salah satunya, kata dia, orang tersebut senantiasa merasakan keteduhan dan tidak berfokus mencari Lailatul Qadar semata.

“Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar adalah orang yang ikhlas dalam beribadah. Orang ikhlas itu menjadikan hati dia tenang. Dia tidak merasa terbebani (dengan ibadah-ibadah yang dilakukan). Raut wajahnya pun terlihat sangat adem,” kata Kiai Ahsin.

Orang yang mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar juga dapat dikenali, salah satunya adalah dengan melihat raut wajahnya yang bersinar. Menurut Kiai Ahsin, sel-sel yang terdapat di wajah orang yang mendapatkan Lailatul Qadar akan berbinar-binar sehingga membuat siapa saja yang melihatnya akan ikut merasa tenang dan syahdu.

Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar juga mengatakan, Lailatul Qadar memiliki keutamaan tersendiri jika dibandingkan dengan malam-malam lainnya. Bahkan, berdasarkan ilmu tafsir, para mufasir menyebutkan bahwa keutamaan Lailatul Qadar tak hanya lebih mulia dari malam seribu bulan, melainkan beribu-ribu bulan, bahkan hingga bilangan yang tak terhitung.

“Mengapa seperti itu? Karena pada zaman Rasulullah, bilangan tertinggi itu adalah seribu. Maka bila kita sandingkan seperti apa keutamaan malam ini, tentunya sangat tidak terbatas jika dibandingkan dengan malam apa pun,” kata Kiai Nasaruddin.

Meski demikian, dia mengimbau kepada umat Islam untuk tidak hanya fokus mengejar Lailatul Qadar. Umat Islam seyogianya fokus dan menyibukkan diri untuk mengejar Allah SWT, Sang Pencipta Lailatul Qadar. Caranya dengan melakukan ibadah-ibadah secara ikhlas dengan tujuan hanya kepada Allah SWT semata.

photo
Sejumlah bocah memegang lampu botol saat merayakan tradisi Tumbilotohe atau malam pasang lampu di Hutadaa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Minggu (9/5/2021). Perayaan malam pasang lampu tersebut dilakukan tiga hari jelang Idul Fitri dan menyambut malam Lailatul Qadar dengan menyalakan lampu minyak di halaman rumah, masjid dan lapangan. - (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.