Ilustrasi tasmi' Alquran. | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Kabar Ramadhan

Kunci Menghafal Alquran, Santri: Ikhlas dari Hati

Apabila ada yang keliru, penyimak langsung meluruskan bacaan Alquran para santri.

Suasana tak biasa terlihat di Trans Studio Bandung, Jawa Barat. Biasanya, arena tersebut digunakan pengunjung untuk bermain bersama teman-teman dan keluarga. Namun, pada akhir pekan lalu, areal tersebut “disulap” menjadi tempat mengaji. 

Ratusan santri dan santriwati yang berasal dari berbagai pondok pesantren di Jawa Barat mengikuti kegiatan setor hapalan atau tasmi Alquran 30 juz. Sekitar pukul 09.00 WIB, para santri memulai menyetor hapalan disimak oleh para pendamping. 

Satu per satu santri dan santriwati mulai mengaji membacakan beberapa juz Alquran. Apabila ada yang keliru, penyimak langsung meluruskan.

Kegiatan tasmi yang diselenggarakan oleh Dewa Eka Prayoga Foundation serta Berl Cosmetics ini selesai pukul 12.00 WIB. Setelah tasmi selesai, mereka diperbolehkan bermain wahana yang tersedia hingga akhirnya berbuka puasa bersama saat azan Maghrib berkumandang.

Salah seorang santri asal Pesantren Ma Fatih Purwakarta, Muhammad Azka (17 tahun), sudah hafal 22 juz Alquran. Di acara tersebut, dia membacakan juz 16, 17, dan 18.  "Kadang-kadang tadi suka lupa (bacaan)," ujarnya. 

Untuk bisa sampai menghafal hingga 22 juz Alquran, dia terus berlatih menghafal tiap Senin hingga Jumat dibimbing oleh ustaz. Tantangan yang dia hadapi yaitu mengatur waktu antara kegiatan sekolah dan tasmi serta sering merasa ngantuk, namun hal itu bisa dihadapi. 

"Menghafal Alquran Senin sampai Jumat, dari beres tahajud pukul 03.00 WIB sampai pukul 07.00 WIB, minimal satu halaman dihafal," kata dia.

Sebanyak 22 juz Alquran dihafalkannya selama kurun waktu empat tahun sejak duduk di bangku SMP di pesantren yang sama. Setiap hari, dia menghafal langsung dan menyetorkan hafalan tersebut. "Menyetorkan (tasmi) tiap hari," ujarnya.

Orang yang pertama kali mendorong dirinya menjadi penghafal Alquran adalah kedua orang tuanya. Namun, seiring waktu, dia memiliki kesadaran menghafal Alquran karena kemauan sendiri. 

Azka memiliki “kunci” agar hafalannya tetap terjaga, yaitu  ikhlas dalam menghafal, istiqamah, dan menjauhi maksiat. Selain itu, rutin membaca dan menghafalnya. Setelah lulus dari pesantren, dia ingin bisa belajar di Mesir. 

Salah seorang santri lainnya asal Pondok Penghafal Quran Oase Qurani Bandung, Gilang Ramadhan (18 tahun), baru satu tahun belajar di lembaga tahfiz tersebut dan sudah bisa menghafal 10 juz. Dia bisa lebih mudah menghafal sebab sebelumnya sudah belajar bahasa Arab di pondok pesantren. 

"Jadi, ketika saya masuk pondok, menghafal punya basic bahasa Arab, lebih mudah," katanya. 

Gilang rutin menghafal dari Senin hingga Kamis dengan minimal hafalan dua halaman. "Pagi sampai sore terus diulang-ulang," ujarnya.

Meski begitu, dia sering kali mengalami kesulitan dalam menghafal Alquran saat murojaah. "Tantangan penghafal murojaah kadang mundur, kadang semangat," kata Gilang. 

Pada acara tasmi di Trans Studio Bandung, dia menjadi penyimak bagi santri yang tasmi juz empat hingga enam. Dia merasa senang bisa mengikuti kegiatan tasmi tersebut. 

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DEWA EKA PRAYOGA (dewaekaprayoga)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.