Ilustrasi iktikaf. | SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO

Kabar Ramadhan

Masjid Siapkan Iktikaf

Pengurus masjid diminta mengimbau jamaah iktikaf agar tetap melaksanakan protokol kesehatan.

JAKARTA — Menjelang sepuluh malam terakhir Ramadhan, umat Islam memiliki tradisi yang diambil dari sunah Rasulullah SAW, yakni beriktikaf di masjid. Meski demikian, tradisi tersebut terkesan luntur dalam dua tahun terakhir akibat pandemi.

Pada Ramadhan tahun ini, para pengurus masjid pun tampak menyiapkan kembali pelayanan iktikaf bagi para jamaah seiring dengan merosotnya tingkat kasus Covid-19. 

Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqutni mengimbau agar para pengurus dewan kemakmuran masjid (DKM) menyiapkan dengan baik tempat penyelenggaraan iktikaf. Dia menegaskan, pandemi Covid-19 belum berakhir. "Betul-betul menyiapkan masjid sebagai tempat iktikaf karena Covid-19 belum berakhir, dengan cara yang lebih bijak. Jangan sampai masjid tertuduh sebagai tempat penyebaran," kata Imam kepada Republika, Ahad (17/4).

Dia pun meminta agar segenap pengurus masjid memberi imbauan kepada jamaah agar berhati-hati dan mempertahankan kebiasaan dengan protokol kesehatan. Menurut dia, imbauan dari masjid akan lebih efektif karena cenderung diikuti jamaah. Menurut dia, imbauan menjalankan protokol kesehatan tak bermaksud untuk melarang jamaah melakukan iktikaf. 

Imam mengatakan, semangat yang dikembangkan DMI, yakni lebih penting memperhitungkan kemungkinan terburuk. Dia mengungkapkan, memang ada ulama yang menyerukan untuk kembali kepada keadaan normal.

Akan tetapi, DMI tetap cenderung pada kedaruratan karena masalah Covid-19 belum usai. "Yang terpenting hati-hati, semangat mempertimbangkan kemungkinan terburuk, perhatikan yang terburuk daripada nanti kembali ke seperti awal," kata dia.

DMI tidak membatasi waktu iktikaf bagi para jamaah. Dia menjelaskan, para jamaah dapat melakukan iktikaf dari selesai shalat Tarawih, pada pertengahan malam, atau singgah dalam waktu yang tidak lama. “Mungkin jarak, iktikaf tidak seperti shalat. Shalat ada seruan merapatkan, tidak masalah duduk di mana saja, tidak perlu rapatkan barisan," ujar Imam.

 

Kepala Peribadatan Masjid At-Tin Ustaz Karnali mengatakan, pada Ramadhan 1443 Hijriyah Masjid At-Tin memutuskan untuk kembali menyelenggarakan ibadah iktikaf untuk para jamaah, setelah dua tahun sebelumnya sempat ditiadakan. Hal ini turut disertai dengan protokol kesehatan (prokes) terkait Covid-19.

"Pandemi belum berakhir, kami menyiapkan protokol kesehatan, cuci tangan, hand sanitizer. Nanti juga akan ada pembagian masker," kata Ustaz Karnali, kemarin.

 

Ustaz Karnali mengatakan, akan ada beberapa kegiatan saat penyelenggaraan iktikaf seperti tahun-tahun sebelum pandemi. Di antaranya akan ada kajian setelah shalat Tarawih dan qiyamul lail. Pihak masjid pun akan menyiapkan makanan sahur bagi jamaah yang telah mendaftar sebagai jamaah iktikaf kepada panitia iktikaf.

"Nanti kami akan melihat kondisinya, mudah-mudahan tidak membeludak. Kalau membeludak nanti akan kita batasi. Nanti dibuka mulai 22 April malam ke-21 Ramadhan," kata Ustaz Karnali.

Dia mengatakan, sebelumnya At-Tin tidak ingin mengadakan penyelenggaraan iktikaf karena usulan dari para jamaah. Namun, melihat masjid lainnya seperti Istiqlal dan Masjid Agung Sunda Kelapa yang mengadakan iktikaf, pada hari ketiga Ramadhan diajukan penyelenggaraan iktikaf. Pengurus pun menyepakati pelaksanaan iktikaf yang bekerja sama dengan remaja masjid At-Tin. 

"Imbauannya kepada para jamaah pertama protokol kesehatan, menjaga barang-barang bawaan karena hal-hal seperti kehilangan dan tertukar banyak terjadi. Jadi, harus diinformasikan tetap waspada," kata Ustaz Karnali.

Salah satu pegawai instansi pemerintah, Anisa Ayundari (28 tahun), mengungkapkan keinginannya untuk pergi melakukan iktikaf. Menurut dia, persiapan yang paling utama, yakni niat dari dalam hati.

"Pertama adalah niat, lalu mencari informasi di internet tentang penyelenggaraan iktikaf, apa saja syarat yang diperlukan untuk iktikaf di masjid tersebut, kemudian juga mempersiapkan fisik," kata Anisa.

 

Anisa mengatakan, selama masa pandemi Covid-19, dia juga akan membawa hygiene kit pribadi. Anisa mengaku akan tetap menaati protokol kesehatan Covid-19. "Penting iktikaf untuk memanfaatkan 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan dan agar mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. Selama iktikaf kita juga akan fokus ibadah, menyelesaikan target khataman Alquran," kata Anisa. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.