Pekerja menyelesaikan proyek revitalisasi trotoar di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (7/10/2019). | M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

Metro

Revitalisasi Trotoar di Salemba Raya Semrawut

Untuk pembangunan trotoar sepanjang 103 kilometer itu, dianggarkan sebesar Rp 1,2 triliun.

Upaya revitalisasi trotoar dengan memangkas sejumlah pohon dikeluhkan oleh para pengendara dan pejalan kaki di kawasan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Senin (11/11). Bekas penebangan pohon yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta di Jalan Salemba Raya terlihat berserakan. Terlihat dari pantauan Republika, pohon yang berada di trotoar Jalan Salemba Raya telah ditebang. Salah satu pohon terlihat sudah tidak utuh, hanya tersisa bagian batang dan serpihan kayu.

Akibat dari penebangan yang dilakukan, tampak tanah menumpuk dan berserakan di atas trotoar. Sebagian tanah juga telah menyelimuti jalan raya di kawasan tersebut. Kondisi itu menyebabkan sebagian kendaraan bermotor melintas dengan berhati-hati. Sebagian pejalan kaki juga terlihat berusaha untuk menghindari gundukan tanah bekas penebangan. Ditambah kondisi kabel listrik yang tampak semrawut dengan ranting pohon.

Salah satu pengendara sepeda motor, Zulfana (23 tahun), merasa khawatir dengan kondisi tanah hingga ke jalan raya. Dikhawatirkan ketika terjadi hujan, jalan di kawasan tersebut licin. "Ini kan musim hujan, khawatir kondisi kaya ini (tanah ke jalan) kan bikin licin, bikin kecelakaan, belum lagi galian lubang di situ enggak ada batasan," tutur Zul.

Pengendara lainnya, Ridwan (32 tahun), merasa khawatir terporosok saat berjalan di pinggir jalan tersebut. "Ini ngeri banget kalau kejeblos. Kagak ada pembatas di dekat lubangnya. Kalau jalan malam, rada-rada ngeri," kata Ridwan di kawasan Jalan Salemba Raya.

Seorang pengguna jalan, Putri Ayu (27 tahun), mengatakan, kawasan Salemba Raya terlihat gersang akibat penebangan pohon tersebut. Hal itu ditambah perbaikan di trotoar belum selesai pengerjaannya. "Jadinya semrawut, biasa lewat trotoar ini adem juga, sekarang agak melipir buat //hindarin// itu (tumpukkan tanah) saja," ujar Putri.

Sementara, tampak petugas dengan berpakaian lengkap berada di lokasi, yang terlihat sedang menguruk tanah. Mesin pengangkut alat berat juga ada disediakan sepanjang trotoar Jalan Salemba Raya.

Trotoar sepanjang 103 kilometer dibangun pada 2020.

Sebelumnya, Pemprov DKI melakukan penebangan pohon di trotoar Jalan Cikini Raya. Hal tersebut merupakan upaya Dinas Kehutanan DKI Jakarta guna program revitalisasi trotoar. Selain itu, penebangan yang dilakukan juga merupakan upaya peremajaan pohon.

Sementara itu, Dinas Bina Marga DKI Jakarta merencanakan pembangunan jalur bagi pejalan kaki atau trotoar sepanjang 103 kilometer pada 2020. Dengan target 103 kilometer itu, berarti meningkat 40 persen dari target pembangunan trotoar pada 2019, yaitu sepanjang 67 kilometer. "Sesuai dengan Ingub 66/2019, kita lakukan percepatan untuk pembangunan, makanya kita naikkan lagi menjadi sekitar 100 kilometer lah per tahun," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho saat ditemui di DPRD DKI Jakarta, Senin.

Untuk pembangunan trotoar sepanjang 103 kilometer itu, dianggarkan sebesar Rp 1,2 triliun. Besaran dana itu mencapai 30 persen dari seluruh total anggaran Dinas Bina Marga sebesar Rp 3,9 triliun.

Trotoar yang dibangun pada 2020 oleh Dinas Bina Marga DKI Jakarta nantinya tidak hanya berupa jalur, tetapi sudah terdiri atas elemen pelengkap, seperti ubin jalur bagi pejalan kaki disabilitas, bangku tempat duduk, jalur sepeda, hingga fasilitas penerangan. Elemen-elemen tersebut nantinya disesuaikan dengan lebar jalan sesuai dengan tipe-tipe jalan I, II, III, dan IV.

Hari menjelaskan, untuk trotoar tipe I memiliki lebar lebih dari 5 meter atau disebut dengan complete street. Selanjutnya, untuk tipe II memiliki lebar 3,5- 5,5 meter, lalu untuk tipe III memiliki lebar 2- 3,5 meter, dan terakhir trotoar tipe IV 1,5- 2 meter.

Meski demikian, rencana itu masih dipertimbangkan Komisi D DPRD DKI Jakarta bidang pembangunan. "Cukup fantastis (angkanya), ini kan masyarakat banyak yang kontra dibandingkan pro-nya. Saya masih melihat apakah mau disetujui atau tidak," kata Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah. n abdurrahman rabbani/antara ed: bilal ramadhan

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat