Calon konsumen memilih buah di Pasar Pucang, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/4/2022). Berbagai jenis buah terutama buah semangka, melon, jeruk, blewah dan pepaya merupakan salah satu makanan pendamping berbuka puasa yang banyak dicari konsumen selama bulan | ANTARA FOTO/Didik Suhartono/aww.

Ekonomi

BPKN Minta Kembalikan HET Minyak Goreng

BPS menyebut, inflasi pada April 2022 berpotensi meningkat.

JAKARTA -- Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) meminta Presiden Joko Widodo agar kembali menetapkan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) pada seluruh jenis minyak goreng. Ketua BPKN Rizal Edy Halim mengatakan, di tengah lonjakan harga komoditas global, diperlukan kebijakan yang berpihak pada masyarakat.

"Rekomendasi kami agar pemerintah menerapkan HET minyak goreng curah sebesar Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan premium Rp 14 ribu per liter," kata Rizal dalam konferensi pers, Kamis (7/4).

Besaran HET tersebut sama seperti yang diterapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya. Rizal mengatakan, rekomendasi HET tersebut itu sudah memperhitungkan harga pokok produksi dan nilai keekonomiannya. Termasuk, besaran biaya sarana produksi, inflasi, dan daya beli masyarakat serta margin yang diterapkan industri.

Saat ini, Kemendag hanya menerapkan HET minyak goreng curah sebesar Rp 14 ribu per liter. Untuk kemasan sederhana dan premium, dilepaskan sesuai mekanisme pasar yang berakibat pada lonjakan harga dan tembus hingga lebih dari Rp 24 ribu per liter.

"Kenapa kami tidak merekomendasikan ke mekanisme pasar karena kalau dilepas saat situasi saat ini, masyarakat kita akan menjadi korban nantinya," ujar Rizal.

Selain merekomendasikan HET, BPKN juga meminta agar pemerintah menetapkan kewajiban memasok kebutuhan dalam negeri (DMO) minyak sawit sebesar 30 persen. Berbeda dengan kebijakan sebelumnya, BPKN mengusulkan agar pasokan DMO dipegang dan dikendalikan oleh pemerintah.

Selain itu, BPKN juga merekomendasikan penguatan pengawasan dan sanksi tegas kepada pihak yang menghambat distribusi atau dengan sengaja menyebabkan kelangkaan pasokan minyak goreng. Ia menegaskan, tren kenaikan harga minyak sawit (CPO) dunia seharusnya tidak dapat mendikte harga CPO dalam negeri. Sebab, Indonesia merupakan negara eksportir CPO terbesar di dunia.

"Kita adalah price setter. Walaupun ada keterkaitan pasar dunia dan domestik, kita tidak tergantung ke harga CPO dunia. Pemerintah bahkan bisa membatasi harga demi kepentingan nasional dan pada titik ekstrem juga bisa melakukan larangan terbatas," kata dia.

Anggota Komisi Penelitian dan Pengembangan BPKN Arief Safari menyampaikan, untuk mengoptimalkan kebijakan DMO, pemerintah harus memegang fisik minyak sawit agar dapat mengontrol distribusinya. Dalam kebijakan DMO 20 persen yang sebelumnya diterapkan, tidak disertai pada penguasaan fisik barang sehingga sulit diawasi.

"Ini akan kesulitan ketika tidak tahu fisik barangnya ada di mana," kata dia.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, perlu strategi khusus agar Indonesia dapat menentukan harga minyak sawit untuk pasar dalam negeri. Salah satunya, dengan menambah luasan lahan perkebunan sawit yang dimiliki oleh BUMN, khususnya PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Sahat mengatakan, jika BUMN yang mendominasi kepemilikan perkebunan sawit, pemerintah pun akan lebih memiliki daya tawar dalam menentukan harga. Hal itu tentunya juga berdampak pada harga minyak goreng sebagai salah satu produk turunan yang belakangan mengalami masalah akibat lonjakan harga.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, inflasi pada April 2022 berpotensi meningkat. Hal ini dipicu beberapa komoditas yang mengalami lonjakan harga, seperti minyak goreng, cabai merah, daging, telur ayam, bahan bakar rumah tangga, dan emas perhiasan.

“Ada permintaan yang polanya meningkat pada puasa atau Lebaran, sedangkan di sisi lain ada kebijakan pemerintah yang berpotensi terjadinya inflasi. April ini dugaan saya tinggi (inflasi), karena ada banyak tekanan dari faktor eksternal,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono.

Dia menyampaikan, harga minyak goreng pada awal April kembali melonjak meskipun rata-rata harga minyak goreng mengalami penurunan pada Maret 2022. Kemudian, harga cabai merah sejak Maret telah naik di pasaran dan masih bertahan hingga awal April.

Margo menyampaikan, minyak goreng menjadi penyumbang utama inflasi selama tiga bulan terakhir karena harga yang bergejolak akibat kenaikan harga CPO. Inflasi minyak goreng pada Januari sebesar 0,31 persen (yoy), Februari 0,20 persen (yoy), dan Maret 0,24 persen (yoy).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mahendra Siregar Pimpin OJK 2022-2027

Mahendra Siregar mengungguli Darwin Cyril Noerhadi yang juga menjadi calon ketua DK OJK.

SELENGKAPNYA

KNEKS Gandeng Shipper Bangun Layanan Logistik Halal

Shipper bersama KNEKS juga menginisiasi program Inkubasi Bisnis Syariah

SELENGKAPNYA