anak-anak mengambil takjil yang dibagikan secara gratis di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Selasa (5/4/2022). | Republika/Putra M. Akbar

Kabar Ramadhan

Menuju Nilai Ilahiah

Ramadhan merupakan bulan kepedulian kepada orang lain yang hidup kekurangan.

OLEH UMAR MUKHTAR

Selama Ramadhan, umat Islam ditempa untuk peduli kepada orang-orang yang tertimpa kesulitan atau kekurangan. Kepedulian antarsesama pada bulan Ramadhan tidak hanya bernilai kemanusiaan, tetapi ada nilai yang melampaui itu.

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Prof KH Noor Achmad menyampaikan, Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah karena pahala setiap kebaikan yang dilakukan seorang Muslim dilipatgandakan Allah SWT. Di balik itu, Ramadhan juga merupakan bulan kepedulian kepada orang lain yang hidup dalam kekurangan.

"Bentuk kepedulian ini tidak semata-mata menyalurkan sesuatu yang kemudian habis. Maka dibutuhkan kepedulian dengan membantu masyarakat kurang mampu secara berkelanjutan sehingga bantuan tersebut menjadi satu modal yang bermanfaat," tutur dia.

photo
Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan takjil gratis di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Selasa (5/4/2022). Sebanyak 200 paket takjil untuk berbuka puasa yang berasal dari donasi dari warga, organisasi dan instasi dibagikan secara gratis selama bulan Ramadhan tahun ini. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Kiai Noor menjelaskan, bantuan dalam bentuk zakat, infak, sedekah (ZIS) di bulan Ramadhan merupakan bantuan yang bersifat ilahiah (ketuhanan). Inilah kelebihan bulan Ramadhan, di mana bantuan yang diberikan tidak semata-mata bernilai kemanusiaan, tetapi juga terdapat nilai ilahiah.

"Ramadhan mempunyai kekuatan yang beda dengan bulan-bulan lain karena Ramadhan dapat disebut sebagai bulan ilahiah. Rasulullah SAW menyampaikan, perbuatan ibadah kita semuanya itu untuk diri kita sendiri, tetapi puasa Ramadhan itu adalah untuk Allah SWT," paparnya.

Karena itu, Ramadhan adalah momentum untuk membantu orang lain dalam konteks ilahiah. Artinya, membantu orang lain yang tidak hanya berhenti dalam kebutuhannya di dunia tetapi sekaligus untuk akhiratnya.

Ramadhan, terang Kiai Noor, juga merupakan bulan untuk meningkatkan hubungan antara muzaki, amil, dan mustahik. Muzaki memiliki kewajiban mengeluarkan zakat. Amil menjadi fasilitator untuk menyalurkan apa yang diserahkan oleh muzaki sekaligus fasilitator bagi mustahik.

Bagi mustahik, lanjut Kiai Noor, apa yang diberikan kepada mereka dapat menjadi bagian dari kehidupannya dalam rangka menuju ilahiah. Apa yang dikeluarkan oleh muzaki juga bagian terpenting bagi mereka menuju ilahiah. Begitu juga amil, apa yang dikerjakan mereka adalah kerja ilahiah. Hubungan antara tiga kekuatan ini yaitu muzaki, amil, dan mustahik, menjadi ekosistem ilahiah dalam hal manusia.

Harta juga dapat melahirkan ekosistem ilahiah. Kiai Noor memaparkan, harta semula bersifat duniawi, tetapi dengan adanya ZIS, maka harta dan ZIS itu menjadi suatu ekosistem ilahiah.

"Dikaitkan dengan Ramadhan yang merupakan bulan ilahiah, maka menjadi kekuatan dasyat dan menjadi ekosistem ilahiah yang berlipat-lipat pahalanya karena dilakukan di bulan ilahiah (Ramadhan)," paparnya.

Sebagai wujud gerakan filantropi pada Ramadhan, Baznas memantapkan dirinya untuk membantu anak-anak yatim dan yatim piatu akibat pandemi Covid-19. Hingga saat ini, ada lebih dari 150 ribu orang yang meninggal akibat Covid-19.

Dari jumlah ini, sekitar 40 ribu meninggalkan anak-anak sehingga mereka hidup dalam keadaan yatim maupun yatim piatu. Kiai Noor menekankan, Baznas pusat telah menginstruksikan kepada Baznas provinsi untuk memprioritaskan anak yatim dan yatim piatu yang ditinggal wafat oleh orang tuanya di masa pandemi Covid-19.

photo
Pengurus masjid membagikan bubur sop kepada warga di sekitar Masjid Ki Gede Ing Suro Palembang, Sumatera selatan, Selasa (5/4/2022). - (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.)

Chief Executive Officer (CEO) Rumah Zakat, Nur Efendi menyampaikan, selama dua tahun terakhir, masyarakat mendengar banyaknya kisah kesedihan, kebangkrutan, termasuk juga kematian akibat pandemi. Kini, perekonomian dan industri nasional sudah bergerak sehingga pada Ramadhan kali ini Rumah Zakat menggerakkan kampanye "Saatnya Tumbuh Bersama’'.

"Karena kampanye yang diusung adalah Saatnya Tumbuh Bersama, maka kami tetap fokus kepada umat Islam di Indonesia, kepada masyarakat yang terdampak pandemi selama dua tahun ini," tutur dia.

Berbagai program Rumah Zakat bagi mereka yang terdampak pandemi tetap dilanjutkan dan diselaraskan dengan program Ramadhan. Misalnya, berbagi dengan menyajikan hidangan berbuka puasa, selain untuk mereka yang terdampak pandemi, juga yang kesulitan makan dan masyarakat lain yang memang membutuhkan.

Program bantuan lain diperuntukkan bagi anak yatim dhuafa terutama yang orang tuanya meninggal karena pandemi. "Ini harus ada yang mengurus dan Rumah Zakat masuk ke sana. Maka ada paket untuk kado yatim," jelas Nur.

Untuk bantuan kepada pengungsi Palestina dan Muslim lain di luar negeri, Nur menyampaikan, sifatnya insidental. "Tidak kita alokasikan khususnya dari apa yang kita kumpulkan. Tetapi ketika ada masyarakat atau komunitas atau NGO yang ingin menyalurkan donasinya melalui Rumah Zakat baik untuk Rohingya ataupun pengungsi Palestina, kami respons dan kami fasilitasi, tetapi kami tidak fokus di situ," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.