Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah sebuah masjid yang terletak di dalam kompleks Keraton Kasepuhan, Cirebon Jawa Barat.Tempat tujuan wisata yang mempunya nilai sejarah di kota ini (26/2/1993). Sumbadi/Republika | DOKREP

Kabar Ramadhan

Dlugdag dan Semarak Ramadhan di Keraton Kasepuhan

Beduk yang ditabuh dalam tradisi dlugdag itu sudah ada sejak zaman Sunan Gunung Jati.

Tradisi Ramadhan di Keraton Kasepuhan Cirebon kembali semarak. Beragam tradisi di keraton tersebut dilakukan terbatas, bahkan ditiadakan selama dua tahun ke belakang. 

Tradisi menyambut Ramadhan itu diawali dengan dlugdag. Yakni, penabuhan beduk berusia ratusan tahun di Langgar Agung Keraton Kasepuhan sebagai penanda masuknya bulan suci Ramadhan. Keraton Kasepuhan mengikuti ketentuan pemerintah dalam penetapan waktu datangnya bulan suci Ramadhan. Setelah pemerintah mengumumkan Ramadhan dimulai pada Ahad (3/4), tradisi dlugdag pun digelar pada Sabtu (2/4) sore, seusai shalat Ashar.

Penabuhan beduk diawali oleh Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Gumelar Suryadiningrat, selama beberapa menit. Setelah Patih Sepuh, penabuhan beduk dilanjutkan oleh penghulu Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan, KH Jumhur, dan sejumlah kerabat keraton.

Beduk yang ditabuh dalam tradisi dlugdag itu sudah ada sejak zaman Sunan Gunung Jati. Penabuhan beduk diawali dengan bacaan basmallah, zikir, maupun shalawat. Begitu pula selama penabuhan beduk itu berlangsung. “Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, kita memasuki bulan suci Ramadhan,’’ ujar Patih Sepuh.

Patih Sepuh menjelaskan, dlugdag terus dilestarikan di Keraton Kasepuhan sebagai tradisi dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Maknanya, sebagai seorang Muslim harus menyambut datangnya bulan yang penuh berkah dan ampunan. Selain dlugdag, Patih Sepuh menjelaskan, tradisi yang dilakukan di Keraton Kasepuhan selama Ramadhan juga ada tadarusan. Kegiatan membaca Alquran itu dilakukan setiap malam setelah selesai shalat Tarawih.

Selama ini kegiatan tadarusan akan mengkhatamkan Alquran dalam waktu 15 malam. Dengan demikian, selama bulan Ramadhan, khataman dilakukan dua kali. “Dan di malam likuran (sepuluh malam terakhri bulan Ramadhan), ada tradisi maleman,” kata adik dari almarhum Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, itu.

Tradisi maleman ditandai dengan penyalaan dlepak dan pembakaran ukup setiap malam tanggal ganjil bakda Maghrib. Dlepak merupakan piring yang terbuat dari tembikar dan diisi dengan minyak maleman untuk menyalakan sumbu dari kapas yang sudah dipilin.

Minyak maleman itu terbuat dari minyak kelapa yang digodok kembali dengan tambahan kembang tujuh rupa. Karena itu, minyak tersebut akan menyebarkan aroma yang sangat harum saat sumbu dinyalakan.

photo
Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat, menabuh bedug di Langgar Agung Keraton Kasepuhan, dalam tradisi dlugdag, Ahad (5/5). Tradisi itu menjadi penanda masuknya bulan suci Ramadhan. - (Istimewa)

Sementara, ukup adalah wewangian yang dibuat dari campuran pohon cendana, akar wangi, kayu-kayuan wangi, rempah-rempah, yang dicacah dan disangrai dengan gula merah. Untuk membakarnya, ukup cukup ditebarkan di atas bara api yang dinyalakan di dalam dupa.

Perangkat tersebut kemudian dibawa dengan menggunakan gerbong dari Keraton Kasepuhan ke Astana Gunung Jati. Dlepak itu akan dinyalakan setiap malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. “Intinya, menyambut datangnya malam Lailatul Qadar,” ujar Patih Sepuh.

Patih Sepuh mengungkapkan, selama dua tahun terakhir, pihaknya menaati anjuran pemerintah terkait penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Karena itu, berbagai tradisi dilakukan secara terbatas, bahkan ada yang ditiadakan supaya tidak menimbulkan kerumunan.

“Insya Allah tahun sekarang kami akan melaksanakan tradisi-tradisi yang saat itu (pandemi) tidak kami laksanakan,” kata Patih Sepuh. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.