Teknisi Tower Bersama Indonesia Group memeriksa salah satu komponen di menara BTS Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Rabu (18/9). TBIG memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi. 15.272 menara telekomunikasi dan 72 jaringa | Yogi Ardhi/Republika

Inovasi

Bersumbangsih Demi Konektivitas di Pelosok

Setiap tahun kebutuhan konektivitas data terus meningkat.

Mewujudkan konektivitas yang merata, bagi warga Indonesia merupakan jalan yang penuh perjuangan. Kondisi geografis yang sulit, dan luasnya wilayah, membuat semua pihak perlu saling bantu untuk dapat memberikan akses telekomunikasi di seluruh penjuru negeri. 

Untuk mendukung akselerasi akses Internet di Indonesia, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah-daerah prioritas melalui berbagai inisiatif. Berbagai inisiatif yang dilakukan Bakti, mncakup dalam empat layanan utama, yaitu layanan akses internet, penyediaan base transceiver station (BTS), Palapa Ring, dan satelit multifungsi.  

Inisiatif tersebut tampak dalam Program Merdeka Sinyal 2024.  Bakti pun telah menjangkau 15.559 titik akses internet di kawasan 3T dan perbatasan (lastmile), dan membangun 2.401 BTS dengan target 7.904 lokasi. 

Bahkan, Bakti Kominfo juga telah merencanakan pembangunan lebih kurang 150 ribu titik akses internet dengan teknologi satelit. Selanjutnya, Palapa Ring dan satelit multifungsi akan turut memberikan dampak signifikan bagi perluasan akses internet di daerah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal. 

Direktur Utama Bakti Kominfo, Anang Latif menjelaskan, dengan adanya dukungan infrastruktur tersebut, Bakti melalui Direktorat Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah (LTIMP) telah mengimplementasikan 44 inisiatif ekosistem digital yang mencakup empat sektor. Yakni, pendidikan dan literasi digital, pariwisata, UKM, serta layanan kesehatan dan pemerintahan. “Hal ini menjadi tugas bagi direktorat LTIMP untuk menyelenggarakan program terkait pemanfaatan infrastruktur,” jelasnya. 

Menurutnya, program tersebut meliputi pengembangan sumber daya manusia. khususnya untuk guru di wilayah Indonesia Timur. Dalam program ini, Bakti Kominfo juga bekerja sama dengan Ruangguru melalui Indonesia Teaching Fellowship (ITF) di wilayah Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat. 

Pada sektor pariwisata dan usaha kecil dan menengah (UKM), Bakti Kominfo telah membantu pengembangan dan pemanfaaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di wilayah 3T untuk mendukung pariwisata daring, dan pengembangan ekonomi digital di desa-desa. Sampai saat ini program Bakti telah memberikan layanan Internet di 463 kabupaten/kota di Indonesia. 

Peran Bakti dalam menyediakan akses internet, terutama di daerah 3T tidak hanya diapresiasi oleh masyarakat lokal dan nasional, tetapi juga diakui oleh dunia internasional. Hal ini terlihat dari nominasi yang berhasil didapatkan oleh BAKTI Kominfo di ajang World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2022. 

WSIS merupakan forum internasional yang berada di bawah naungan International Telecommunication Union (ITU). Adanya ajang ini, memberikan penghargaaan bagi proyek-proyek TIK di seluruh dunia yang dinilai berdampak signifikan bagi keberhasilan perkembangan TIK yang sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). 

photo
Pelatihan literasi digital dari Bakti Kominfo - (Dok Bakti Kominfo)

Pada ajang ini, program Bakti Kominfo berhasil masuk di empat kategori yaitu AL C1 The role of governments and all stakeholders in the promotion of ICTs for development berjudul Connecting Frontier, Outermost, and Disadvantaged Regions of Indonesia through Digital Ecosystem Initiatives, AL C4 Capacity building berjudul Indonesia Teaching Fellowship (ITF)-Digital Platform to Enhance Capacity for Teachers and Students, AL C6 Enabling environment berjudul Impact Adventures-Digital Platform For Promotion of Lesser-Known Tourism Destinations, AL C7 ICT applications: benefits in all aspects of life—E-business// berjudul BAKTIDesa.id-Empowering Village Enterprises through Digital Platform

Menurut Anang, nominasi ini menunjukkan, program-program yang selama ini dilakukan untuk memberikan akses internet kepada masyarakat, tidak hanya mendapatkan apresiasi di masyarakat yang terdampak. Tetapi juga diakui oleh dunia Internasional. “Kami berharap masyarakat dapat ikut berperan dalam mendukung perkembangan program kami, termasuk dengan memberikan voting pada ajang WSIS Prizes 2022 ini,” Anang melanjutkan. 

Untuk memberikan dukungan pada program Bakti, masyarakat juga bisa langsung memberikan dukungannya, melalui https://bit.ly/3MDSVlb

Dukungan Sektor Swasta

photo
BTS XL Axiata di Maumere - (Dok XL Axiata)

Upaya memperluas jaringan, juga terus dilakukan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata). Untuk memastikan kebutuhan jaringan berkualitas terpenuhi di tahun  ini, manajemen XL Axiata telah menetapkan fokus pembangunan jaringan yaitu meningkatkan kapasitas dan efisiensi guna menghadirkan customer experience yang lebih baik. 

Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa menyampaikan, menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih baik menjadi prioritas utama bagi XL. “Oleh karena itu kami terus melakukan berbagai upaya dan inisiatif secara konsisten untuk dapat mewujudkan hal tersebut, karena kami percaya dengan kualitas jaringan yang terus ditingkatkan akan membuat pelanggan semakin nyaman dan stay longer dalam menggunakan layanan-layanan yang kami sediakan,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, beberapa waktu lalu. 

Gede menambahkan, setiap tahun kebutuhan konektivitas data terus meningkat. Hal tersebut didorong oleh terus bertambahnya pengguna layanan internet. 

Data menunjukkan, 73,7 persen dari populasi Indonesia saat ini telah mengakses internet, dengan waktu berselancar rata-rata mencapai 9 jam per hari. Sebanyak 61,8 persen populasi juga aktif menggunakan media sosial, dengan waktu akses rata-rata sekitar 7,5 jam per hari.

Untuk fokus pembangunan jaringan XL Axiata di 2022 ini, sejumlah inisiatif telah mulai dijalankan sejak awal 2022 mencakup beberapa aspek. Pertama, peningkatan customer experience yang dilakukan dengan penerapan intelligence and automation untuk berbagai fungsi. 

Di antaranya, meningkatkan kemampuan jaringan, otomatisasi pada konfigurasi jaringan, optimasi, self-diagnostic, serta pemulihan jaringan. Selain itu, XL Axiata juga sudah mengimplementasi automated optimization untuk layanan VoLTE, serta value-based planning tools yang melibatkan beberapa aspek strategis bisnis dalam perencanaan jaringan.

Aspek kedua adalah memberikan pengalaman layanan digital yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seperti, penyediaan layanan yang terintegrasi untuk mobile consumer, dan home, serta penyediaan kapasitas jaringan yang sesuai dengan kebutuhan tiap area.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by XL Axiata Tbk (@xlaxiata_tbk)

Aspek ketiga, reliable service experience atau pengalaman layanan yang lebih andal dimana untuk aspek ini XL Axiata telah menambah 12 ribu BTS LTE900 yang menjangkau 343 kota, serta menambah 100 BTS 5G di 3 kota. Selain itu, XL Axiata juga menambah dua lokasi core, 6.000 site fiberisasi dan 20 ribu kilo meter tambahan fiber untuk menjamin realtime high-performance, lag-free experience bagi pelanggan.

Langkah ini merupakan kontinyuasi dari apa yang telah dilakukan XL tahun lalu. Bekerja sama dengan Bakti, XL Axiata menyediakan layanan telekomunikasi broadband 4G untuk 132 desa di Sumatera dengan kategori wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). 

Sementara itu, untuk wilayah non-3T, hingga akhir tahun lalu, XL Axiata telah menghadirkan layanan broadband 4G pada 96 desa yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur, Kalimantan, dan Sulawesi. Pembangunan di seluruh area non-3T yang menjadi kewajiban XL Axiata ditargetkan selesai pada akhir 2022.

 

 

Data menunjukkan, 73,7 persen dari populasi Indonesia saat ini telah mengakses internet.

 

 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat