Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Kehidupan Abadi

Bekali diri dengan ilmu dan pengalaman agar semakin tahu hakikat kehidupan.

Oleh AGUS SOPIAN

 

OLEH AGUS SOPIAN

Kehidupan tak selalu indah. Kesedihan kadang menghampiri dan menyelimuti diri. Orang yang bahagia ialah dia yang mampu menguasai setiap situasi.

Ia bersyukur saat bahagia, bersabar ketika sedih melanda. Ketahuilah, suka dan duka hanyalah sementara. Jangan terlena karena bahagia dan jangan larut dalam nestapa hingga putus asa.

Ingatlah, kita sedang menempuh perjalanan menuju kehidupan yang abadi. Orang yang cerdas akan senantiasa membekali diri dengan amal kebaikan. Beramal dan bekerja pada masa hidupnya untuk mendapat pahala dan ganjaran yang abadi.

Ia sadar bahwa kematian akan memotong seluruh usaha dan amal. Jika memiliki harta di dunia, ia akan berusaha mewakafkannya. Ia pun menanam tanaman yang bisa dinikmati generasi penerus.

Berusaha membangun keluarga yang bisa mendoakan ketika dirinya telah menghadap Allah SWT dan segala amalan yang pahalanya bisa dipetik tanpa henti.

Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang cerdik adalah orang yang selalu menjaga dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Sedangkan orang yang kerdil, yaitu orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya, tapi ia mengharapkan berbagai harapan kepada Allah.” (HR Tirmidzi).

Beramallah semampu yang kita bisa. Banyak jalan menuju kebaikan selama ada kemauan. Hanya kerugian yang akan didapatkan jika tak mampu menggunakan kesempatan.

Allah SWT berfirman, “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran” (QS al-Asr: 1-3).

Jauhilah hal-hal yang berpotensi membuat diri merugi. Dunia ini penuh dengan jerat-jerat yang sangat berbahaya. Jangan sampai kita terperangkap dalam kubangan hawa nafsu dan tipu daya setan. Jangan mengerjakan sesuatu kecuali diiringi niat yang benar.

Bersiaplah selalu menghadapi kematian yang datang secara tiba-tiba dan mengejutkan. Janganlah menunda-nunda pekerjaan karena hal itu menggambarkan kebodohan.

Sadarilah bahwa zaman tak akan berada pada satu kondisi yang sama terus-menerus. Bekali diri dengan ilmu dan pengalaman agar semakin tahu hakikat kehidupan.

Jangan tertipu dengan kelezatan-kelezatan yang bisa menjerumuskan kita pada perbuatan dosa dan maksiat. Orang yang melihat secara jeli akan tahu bahwa tiada dosa yang berbuah kebaikan. Sebaliknya, justru akan membawanya pada jurang kehancuran dan kesengsaraan.

Wajib bagi seorang yang cerdas untuk selalu sadar akibat maksiat karena api selalu ada di bawah arangnya. Bersegeralah memadamkan hal-hal yang membakar api dosa. Berkata imam Al-Jauzi, “Tak ada yang bisa memadamkan api dosa kecuali air mata penyesalan yang tulus.”

Maka dari itu, bersungguh-sungguhlah untuk segera beramal. Jangan tertipu dengan usia muda dan kesehatan prima. Sadar dan bersabarlah menghadapi kenikmatan-kenikmatan yang hanya sebentar. Sungguh, hari-hari manusia begitu singkat dan terbatas.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat