Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, di Jakarta, Senin (28/2/2022). | ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Nasional

Kasus Terus Turun, Pemerintah Belum Putuskan Endemi

Penguatan protokol kesehatan menjadi kunci Indonesia menuju endemi.

JAKARTA -- Angka kesembuhan Covid-19 menunjukkan tren kenaikan. Kasus aktif juga terus menurun secara konsisten.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, angka kesembuhan pasien Covid-19 pada Sabtu (5/3) mencapai 46.669. Lebih tinggi dari sehari sebelumnya yang berada di angka 40.462.

"Angka kesembuhan (hari Sabtu) juga lebih tinggi dari kasus konfirmasi hari tersebut yang berada di posisi 30.156 kasus," kata Nadia dalam siaran persnya, Ahad (6/3).

Kasus aktif juga mengalami penurunan secara konsisten. Pada Sabtu tercatat 500.418 kasus aktif, yang berarti turun 16.835 dibanding sehari sebelumnya.  "Angka keterisian tempat tidur di rumah sakit juga masih bertahan di posisi 31 persen dari kapasitas nasional," kata Nadia. 

Namun demikian, lanjut Nadia, angka positivity rate nasional masih jauh dari target. Pemerintah menargetkan angka positivity rate di bawah lima persen. Sedangkan pada Jumat (4/3), angka positivity rate masih berada di angka 13,58 persen. Adapun rata-rata positivity rate mingguan berada di angka 15,87 persen. 

Karena itu, ujar Nadia, semua pihak masih harus bekerja keras untuk mengendalikan pandemi Covid-19 di Tanah Air. "Dari pantauan kondisi penanganan pandemi Covid-19 secara harian maupun mingguan, meskipun beberapa indikator menunjukkan angka yang positif secara konsisten, tapi kita masih perlu kerja keras dan kerja sama semua pihak agar pandemi bisa terkendali," ujar Nadia. 

Nadia menambahkan, pihaknya juga terus berupaya menekan angka kematian pada pasien Covid-19. Dia meminta semua pasien lansia mendapatkan perawatan di rumah sakit. “Langkah ini penting untuk membantu menekan angka kematian terutama pada golongan lansia,” ujar Nadia. 

Sedangkan untuk pasien non lansia yang bergejala ringan dan tanpa gejala, Nadia meminta mereka melakukan isolasi mandiri ataupun isolasi terpusat (isoter) yang disediakan pemerintah. Pasien isoman juga bisa memanfaatkan layanan telemedisin Kemenkes. 

Di sisi lain, pemerintah juga terus memperluas dan mempercepat cakupan vaksinasi primer dua dosis ditambah vaksinasi lanjutan (booster). Vaksinasi bertujuan untuk memperkuat pertahanan masyarakat dari infeksi Covid-19, terutama dari gejala berat dan risiko kematian.

photo
Petugas menyiapkan vaksin Covid-19 untuk disuntikan kepada warga di RPTRA Tanah Merdeka, Ciracas, Jakarta, Sabtu (5/3/2022). - (Republika/Putra M. Akbar)

Terkendalinya situasi pandemi bisa membawa Indonesia melangkah ke babak endemi. Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Arif Imam Hidayat mengingatkan perlunya terus memperkuat protokol kesehatan sebagai salah satu kunci untuk menuju endemi. "Masyarakat perlu terus memperkuat disiplin protokol kesehatan, tidak boleh abai karena itu salah satu kunci mencapai endemi," katanya.

Dosen Departemen Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Unsoed itu menjelaskan perjalanan penanganan wabah penyakit hingga diputuskan menjadi endemi biasanya dilakukan ketika rata-rata jumlah penularan cenderung tetap.

"Artinya, tidak banyak berkurang atau bertambah. Untuk mengendalikan jumlah penularan tentunya perlu didukung penguatan protokol kesehatan dan peningkatan cakupan vaksinasi," katanya.

Masalahnya, kata dia, perubahan status dari pandemi menjadi endemi tidak boleh membuat masyarakat menjadi tidak memperhatikan penyebaran Covid-19. "Terlebih lagi jika perubahan status Covid-19 nantinya malah menjadikan masyarakat menjadi abai terhadap protokol kesehatan. Hal ini dapat menjadi tindakan yang sangat berisiko," katanya.

Dia menambahkan, jika nantinya perubahan status menjadi endemi telah mulai dilakukan secara bertahap, maka pemerintah perlu membuat aturan yang ketat terkait bagaimana masyarakat harus bersikap menghadapi Covid-19 dan menerima keberadaan virus ini dalam kehidupan sehari-hari.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo sebelumnya menegaskan, keputusan terkait Covid-19 dilakukan berdasarkan ilmu dan data. "Mengenai perubahan status pandemi menjadi endemi, Bapak Presiden menekankan kita tidak perlu tergesa-gesa dan memperhatikan aspek kehati-hatian," kata Abraham, Rabu (2/3).

Presiden tidak ingin Indonesia sampai kembali ke situasi pada awal pandemi jika kebijakan diambil secara terburu-buru. Menurut dia, pemerintah selalu memonitor perkembangan Covid-19 di Indonesia maupun di negara lain. Pemerintah juga melibatkan para pakar dalam mengambil setiap kebijakan terutama dalam penentuan status pandemi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pakar Minta Turis Asing ke Bali Harus PCR

Pemerintah memulai uji coba tanpa karantina bagi PPLN yang masuk ke Pulau Bali.

SELENGKAPNYA

Vaksinasi Dosis Kedua Capai 70 Persen Target

Efektivitas vaksinasi Covid-19 masih tinggi untuk mencegah pasien bergejala berat hingga kematian akibat Covid-19.

SELENGKAPNYA

‘Perubahan Status Endemi Jangan Tergesa-gesa’

Pemerintah berjanji melibatkan pakar dalam menetapkan status endemi.

SELENGKAPNYA