Sejumlah warga antre membeli sembako murah di Kantor Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta, Rabu (2/3/2022). Kegiatan pasar murah tersebut menjual berbagai komoditas pangan dengan harga terjangkau. | Prayogi/Republika

Tajuk

Kendalikan Harga

Ancaman kenaikan harga-harga jelas sangat memberatkan masyarakat.

Potensi kenaikan harga barang, baik itu kebutuhan bahan pokok  maupun barang lainnya akan mengancam dunia dalam beberapa waktu mendatang. Tak terkecuali, Indonesia juga berpotensi mengalaminya. 

Dalam rapim TNI-Polri di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (1/3), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan potensi kenaikan harga-harga barang di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Penyebab meroketnya  harga menurut Jokowi karena terjadinya lonjakan harga-harga barang seperti pangan dan energi.

Jokowi juga menyampaikan kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga elpiji. Hal tersebut disebabkan kelangkaan energi di dunia yang diperparah dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.  Presiden Jokowi meminta masyarakat Indonesia untuk berhati-hati dengan kondisi tersebut.

Ancaman kenaikan harga-harga tersebut jelas sangat memberatkan masyarakat. Setidaknya ada dua hal yang membuat masyarakat sangat terpukul dengan kenaikan harga-harga barang. Pertama, daya beli masyarakat masih belum pulih.

Wabah Covid-19 yang telah melanda Indonesia hampir dua tahun ini membuat porak-poranda ekonomi nasional. Upaya pemulihan ekonomi dalam satu tahun terakhir ini belum mampu membawa ekonomi di dalam negeri kembali ke kondisi sebelum wabah melanda.

 
Ancaman kenaikan harga-harga tersebut jelas sangat memberatkan masyarakat. 
 
 

Dengan daya beli masyarakat yang masih terbatas, untuk memperoleh barang dengan harga normal saja masyarakat masih terasa berat. Apalagi jika harganya melonjak. Masyarakat berpotensi tidak mampu memenuhi kebutuhan bahan pokok sehari-hari dengan layak.

Faktor kedua yang memberatkan karena masyarakat akan memasuki Ramadhan dan Idul Fitri. Biasanya setiap Ramadhan dan Idul Fitri  konsumsi bahan pokok masyarakat dan sandang mengalami peningkatan sehingga harganya pun ikut naik.

Tapi kini, rakyat berpotensi mengalami tekanan kenaikan harga sampai dua kali. Potensi kenaikan yang  pertama karena persoalan global dan yang kedua karena akan memasuki Ramadhan.

Apalagi, bukan hari-hari ini dan beberapa hari ke depan saja masyarakat harus menanggung beban berat kenaikan harga. Beberapa bulan sebelumnya masyarakat harus mengeluarkan dananya lebih besar untuk membeli sejumlah kebutuhan pokok seperti minyak goreng, tempe, bawang, daging ayam, daging sapi,  dan lainnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memang menyatakan, terjadi deflasi sebesar 0,02 persen sepanjang Februari 2022. Namun di lapangan keluhan masyarakat terkait harga kebutuhan pokok masih sering nyaring terdengar. Selain harganya yang tinggi, di sisi lain sejumlah barang ada sulit diperoleh.

 
Dengan daya beli masyarakat yang masih terbatas, untuk memperoleh barang dengan harga normal saja masyarakat masih terasa berat. 
 
 

Seperti yang diungkapkan Presiden Jokowi  realisasi yang terjadi di kehidupan sehari-hari hingga saat ini adalah masyarakat masih saja kesulitan untuk mendapatkan beragam harga kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Selain sejumlah komoditas pangan pokok harganya mahal, mendapatkannya pun kian sulit. 

Permintaan agar pemerintah menjaga sejumlah kebutuhan bahan pokok juga disampaikan oleh Ketua DPR Puan Maharani. Seusai melakukan kunjungan di pasar tradisional dan pabrik minyak goreng di Jawa Timur, Rabu (2/3), Puan meminta pemerintah segera menyelesaikan masalah kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng dan kedelai sebelum Ramadhan pada awal April 2022.

Kita berharap seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah yang bertanggung jawab terhadap masalah pangan dan energi, termasuk aparat keamanan berjibaku untuk menyelesaikan persoalan ini. Mari kita kawal masuknya Ramadhan dengan ketenangan dan kesucian untuk beribadah.

Jangan membuat masyarakat kesulitan dan menjadi resah karena pemerintah tidak mampu mengendalikan harga-harga di pasar. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat