Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Mengenali Rasulullah SAW

Dalam Dalail an Nubuwah menceritakan bagaimana ciri Rasulullah dalam kitab-kitab terdahulu.

Oleh ABU HASAN MUBAROK

 

OLEH ABU HASAN MUBAROK

Dakwah Rasulullah SAW di Kota Thaif yang disampaikan dengan arif dibalas dengan hinaan dan penganiayaan. Bahkan, kepala Rasulullah terluka terkena lemparan batu orang kafir Thaif pada tahun kesepuluh kenabian.

Ketika itu Rasulullah SAW belum berhasil berdakwah di sana. Sang Nabi merenungkan jauhnya perjalanan yang telah ditempuh dan beratnya cobaan. Hingga digambarkan, ketika Aisyah RA bertanya, “Adakah cobaan yang lebih berat dari ini?” Maka Rasulullah menjawab, “Ada, yaitu pada peristiwa penolakan orang-orang Thaif.”

Meski demikian, Nabi Muhammad SAW tidak putus asa. Sepulang dari Kota Thaif, Rasulullah singgah di sebuah kebun anggur milik Rabi’ah Utbah dan Syaibah. Tiba-tiba Allah menggerakkan seorang anak kecil bernama Addas si penjaga kebun anggur.

Dialah yang menyuguhkan anggur kepada Rasulullah SAW. “Ambillah dan makanlah,” kata Addas. Lalu Rasulullah pun mengambilnya dan sebelum memakannya, beliau SAW berkata, “Bismillahirrahmanirrahim”.

Hal ini membuat Addas akhirnya penasaran akan sosok yang ada di hadapannya. Kemudian Addas melihat wajah laki-laki yang ada di hadapannya dan berkata, “Demi Allah, perkataan ini tidak pernah diucapkan penduduk negeri ini.”

Atas jawaban Addas tersebut, Rasulullah penasaran dan bertanya, “Addas, dari mana kamu berasal?” Lalu Addas menjawab, “Saya seorang Nasrani dari Ninawa”. Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Ninawa adalah negeri nabi Allah, Yunus bin Matta”.

Mendengar jawaban ini, Addas bertambah penasaran. “Memangnya, tuan tahu siapa itu Yunus bin Matta.” Rasulullah menjawab, “Yunus bin Matta adalah seorang nabi dan aku pun adalah seorang Nabi.”

Setelah mendengar penjelasan itu, Addas pun akhirnya memeluk Rasulullah, mencium tangan dan kakinya. Bukan siapa-siapa, Addas hanyalah pembantu di sebuah kebun, tapi dialah yang memotivasi Rasulullah yang sedang bersedih. Saat harapan hampir sirna, Allah mengutus Addas yang dengan segala keterbatasannya, mengimani tauhid yang luar biasa.

Hatinya bergetar saat mendengar Rasulullah mengucapkan bismillahirrahmanirrahim sehingga membuat anak itu memeluk Islam. Alhasil, dakwah Rasulullah ke negeri Thaif, bukan berarti tanpa hasil.

Namun, justru beliau menemukan sosok anak yang bertauhid dan menyambungkan informasi dan dakwah antara Nabi Yunus bin Matta dan nabi akhir zaman.

Bagaimana bisa Addas mengetahui dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap Islam. Pengetahuannya tentang nabi akhir zaman yang terdapat di Taurat, Zabur, dan Injil adalah modalnya. Ini artinya, Addas adalah anak yang cinta ilmu, pembaca yang baik, menjaga nilai-nilai kebenaran, dan memiliki keberanian untuk mengungkapkan hal yang benar.

Imam Baihaqi (w. 404 H) dalam Dalail an Nubuwah menceritakan bagaimana ciri Rasulullah dalam kitab-kitab terdahulu.

Di dalam Taurat, misalnya, ada ciri yang disebut berperangai mulia, tidak membalas keburukan dengan keburukan, bahkan memberikan maaf dan memohonkan ampunan, tidak akan meninggal kecuali telah tegak dan sempurna agama yang dibawanya. Kemudian mendakwahkan lafaz laa ilaaha illa Allah.

Tanda itu semua menjadi bekal dan inspirasi pendakwah menyebarkan Islam dengan penuh kearifan hingga detik ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat