Petugas Dishub Kota Bogor bersama anggota Polresta Bogor Kota mengatur lalu lintas saat uji coba BISKITA Trans Pakuan di jalan Juanda, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/11/2021). Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bekerja sama dengan Pemerin | ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

Bodetabek

Aksi Pencurian di Biskita Tertangkap Kamera

Kamera CCTV dinilai mencukupi untuk mencegah aksi pencurian di Biskita Transpakuan Kota Bogor.

BOGOR — Dua aksi pencurian di transportasi massal Biskita Transpakuan Kota Bogor tengah menjadi perhatian warga. Pemkot Bogor akan mengandalkan kamera CCTV untuk mencegah pencurian serupa.

Kejadian pencurian yang terjadi pada Sabtu (19/2) dan Ahad (20/2), terekam dalam CCTV Biskita Transpakuan dan viral di media sosial. Pada video yang diterima Republika, aksi pencurian pada Sabtu (19/2) terjadi di Halte Simpang Bogor Baru, Koridor 6 Parung Banteng-Air Mancur. Dalam video tersebut terlihat seorang perempuan berbaju merah mengambil sebuah tas milik rombongan yang tertinggal dalam bus.

Sedangkan, pada kejadian Ahad (20/2) pagi, aksi pencurian terjadi di Halte Terminal Ciparigi, Koridor 5 Ciparigi-Stasiun Bogor. Dalam aksi pencurian kali ini, korban merupakan pramudi Biskita Transpakuan.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengungkapkan pelaku pada kejadian Sabtu (19/2) sudah mengembalikan barangnya. Sedangkan, barang milik pramudi Biskita Transpakuan yang diambil orang belum ada titik terang.

“Jadi, anaknya ada yang mengembalikan karena khawatir begitu tau di Instagram ramai. Kalau (kasus) yang satu masih dikoordinasikan akan ketemu juga,” kata Bima Arya, Selasa (22/2).

Bima Arya mengaku akan terus berkoordinasi dengan Polresta Bogor Kota dan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) selaku operator Biskita Transpakuan. Ia berharap, pelaku pencuri di bus berkonsep Bus Rapid Transit (BRT) itu bisa tertangkap.

Dengan adanya pencurian itu, Bima Arya mengatakan, video yang beredar merupakan bukti jika seluruh kejadian di dalam Biskita Transpakuan tidak luput dari CCTV. Sehingga, menurut dia, keamanan di Biskita Transpakuan cukup dengan CCTV yang dipasang pada beberapa titik di dalam bus.

“Transkakarta dan lain-lain juga seperti itu, ada CCTV dan tidak ada di kendaraan lain. Sudah terbukti. (Barang milik) ibu-ibu sudah mengembalikan, dan tinggal pramudi masih ditelusuri,” ujarnya.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengatakan, adanya CCTV merupakan pola pengawasan modern, di samping para penumpang dan pramudi tetap harus berhati-hati. Kendati demikian, kehadiran CCTV diharapkan dapat membantu pengungkapan jika terjadi aksi kejahatan dan kelalaian di dalam transportasi massal.

Ke depan, Dedie mengatakan, ada kemungkinan Pemkot Bogor akan menambah jumlah CCTV di berbagai tempat strategis yang harus diawasi baik oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Polresta Bogor Kota, ataupun operator. Namun, terkait upaya penambahan pengamanan dari sumber daya manusia (SDM), ia mengakui ada permasalahan pada anggaran.

“Kalau kita nambah SDM untuk pengawasan kepada keamanan seperti itu, mungkin biayanya lebih tinggi. Kita kemampuan keuangannya terbatas,” ujar Dedie.

Saat ini, rekaman CCTV Biskita Transpakuan terintegrasi ke pool di Dishub Kota Bogor. Tahun ini, Pemkot Bogor berencana membangun Command Center Bogor yang akan mengoneksikan semua sistem pengawasan, terutama melalui teknologi CCTV.

“Tempatnya di Perpustakaan Daerah yang Insya Allah pembiayaannya kita mendapat komitmen dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” tuturnya.

Terpisah, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, menilai, keberadaan CCTV cukup untuk mengawasi keamanan di Biskita Transpakuan. Sebab, dalam pengamatannya pada bus berskema Buy The Service (BTS) di kota lain, adanya CCTV dapat membantu mengungkap tindak kriminal di dalam bus. Selain itu, penempatan CCTV juga membantu di sisi pengamatan.

“Saya kira sampai saat ini sudah memberikan info yang cukup banyak dan menarik. Ada juga yang sopirnya membantu disabilitas, ada yang marah-marah, tahu dari situ. Jadi, itu sejak awal sudah didesain seperti itu,” kata Djoko.

Ia menyebutkan, dari informasi yang didapatnya, terdapat empat kamera CCTV yang dapat merekam kejadian di dalam bus. Sehingga, untuk sementara waktu belum dibutuhkan keamanan dari SDM, seperti kernet atau kondektur. Apalagi, kata dia, desain dari Biskita Transpakuan memiliki deck rendah. Hal itu berbeda dengan TransJakarta dengan deck tinggi di mana penumpang membutuhkan bantuan dari kondektur untuk naik ke bus. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KoBim (floxy_art_official)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat