Sebagian ulama berpendapat, akhir waktu shalat Isya adalah tengah malam, sebagian lain sebelum sampai Subuh. | DOK EPA Karl-Josef Hildenbrand

Khazanah

Batas Waktu Shalat Isya, Benarkah Sampai Subuh?

Sebagian ulama berpendapat, akhir waktu shalat Isya adalah tengah malam, sebagian lain sebelum sampai Subuh.

OLEH RATNA AJENG TEJOMUKTI

Ada perbedaan pendapat terkait batas akhir waktu shalat Isya. Sebagian ulama berpendapat, akhir waktu shalat Isya adalah tengah malam. Sedangkan pendapat lain menyebut, batas akhir waktu shalat Isya adalah sebelum waktu Subuh.

Menjelaskan perihal ini, Ketua Umum PB Al Washliyah, Ustaz Masyhuril Khamis, menyampaikan, terdapat tiga pendapat mengenai hal tersebut. Pertama, waktu shalat Isya sampai terbit fajar shadiq (masuk waktu Subuh).

"Pendapat ini adalah mazhab Syafi'i, Hanafi, dan sebagian mazhab Maliki,” kata Ustaz Masyhuril kepada Republika, belum lama ini.

Mereka berargumen berdasarkan sebuah hadis. Dari Abi Qatadah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah tidur itu menjadi tafrith, tapi tafrith itu bagi orang yang belum shalat hingga datang waktu shalat berikutnya.” (HR Muslim).

Pendapat kedua, lanjut Ustaz Masyhuril, menyebut bahwa waktu shalat Isya sampai sepertiga malam saja. Ulama yang berpendapat demikian adalah ulama dari mazhab Maliki. Mereka berdalil dengan hadis tentang malaikat Jibril, bahwasanya Jibril pada hari kedua ketika mengajarkan shalat kepada Nabi, beliau datang di sepertiga malam pada shalat isya.

Sementara pendapat ketiga adalah waktu jawaz (boleh) sampai sepertiga malam, sedangkan waktu darurat sampai Subuh. Pendapat yang ketiga ini adalah dari mazhab Hanbali dengan menggabungkan kedua pendapat sebelumnya.

photo
ILUSTRASI Menurut al-Ghazali, meninggalkan shalat adalah sesuatu yang sering kali dianggap ringan oleh sebagian Muslimin. - (DOK REP Thoudy Badai)

Adapun pembagian waktu Isya dalam mazhab Syafi’i, yakni sebagai berikut. Pertama, waktu terbaik, yakni dari hilangnya syafaq merah sampai berlalunya sepertiga malam. Dalam hadis diriwayatkan, dari ‘Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW menunda shalat Isya hingga lewat tengah malam, kemudian beliau keluar dan melakukan shalat. Lantas beliau bersabda, “Sesungguhnya itu adalah waktunya, seandainya aku tidak memberatkan umatku.” (HR Muslim).

Kedua, waktu jawaz tanpa kemakruhan, yaitu dari sepertiga malam sampai terbit fajar kadzib atau pertama. Sedangkan ketiga, waktu jawaz bi karahah (makruh) dari fajar pertama sampai fajar kedua (masuknya waktu Subuh).

Sementara itu, Ketua Dewan Syuro Ikatan Dai Indonesia, Prof KH Ahmad Satori Ismail, menjelaskan, berdasarkan pendapat para ulama, waktu malam itu berakhir tepat pada pukul 24.00. Dengan demikian, lewat waktu tersebut disebut pagi.

Hal ini juga berlaku untuk batas waktu shalat Isya, yakni sejak habisnya waktu Maghrib hingga tengah malam. Namun, ada pendapat lain yang menyebutkan akhir waktu Isya adalah sepertiga malam menjelang Tahajud.

photo
Ada pendapat lain yang menyebutkan akhir waktu Isya adalah sepertiga malam menjelang Tahajud. Foto: darmawan / republika - (REPUBLIKA)

"Adapun terkait pendapat mengakhirkan shalat Isya lebih baik karena memiliki alasan, bahwa di wilayah Timur Tengah, terutama Saudi, udara sangat panas sehingga butuh waktu untuk mendinginkan malam," ujar Kiai Satori.

Banyak umat Islam yang memilih menunggu malam lebih dingin untuk shalat berjamaah keluar rumah bahkan hingga menjelang Tahajud. Pengalaman Kiai Satori saat beribadah haji dan umrah, ternyata di Tanah Suci pada pukul 19.00 hingga pukul 22.00 sering kali udara masih terasa panas.

Rasulullah pun ketika ditanya waktu shalat Isya, beliau menjelaskan, shalat Isya dilaksanakan saat waktu shalat Maghrib habis. Terkadang beliau mengakhirkan Isya sampai sepertiga malam pertama.

"Kata-kata sepertiga malam pertama, dimulai sejak pukul 18.00 hingga pukul 22.00 dengan batas tengah malam," ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat