Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Semangat Menulis

Semangat umat Islam dalam menulis telah menjadikan Islam sebagai salah satu taman peradaban dunia.

Oleh MUSLIMIN

OLEH MUSLIMIN

Semangat menulis merupakan tradisi yang melekat kuat dan sangat dianjurkan dalam Islam. Sebagaimana yang diungkapkan dalam sejarah bahwa Rasulullah SAW pernah memerintahkan kepada para tawanan Perang Badar untuk mengajar umat Islam dalam menulis.

Lahirlah kemudian para sahabat yang ahli dalam menulis untuk mencatat ayat-ayat Alquran dan hadis. Seperti Abdullah ibn ‘Amr yang memang dikenal memiliki kemampuan membaca, memahami, dan menulis Arab.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Abdullah ibn ‘Amr dahulu menulis seluruh yang ia dengar dari penjelasan Rasulullah SAW. Dia ingin menghafalkannya, tetapi masyarakat Quraisy melarangnya. Oleh karena itu, Abdullah ibn ‘Amr menahan diri dari menulis hadis Nabi SAW.

Kemudian, dia menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW. Lalu, Rasulullah memberi isyarat kepadanya dengan jari mengarah ke mulutnya, Rasulullah berujar, “Tulislah hadis demi Allah Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya tidaklah keluar dari mulutku kecuali kebenaran semata.” (HR Abu Daud).

Semangat menulis juga terlihat dari kesungguhan Imam Malik dalam menulis Kitab al-Muwaththa yang terinspirasi dari permintaan Khalifah Abbasiyah al-Mansur, yang sempat mengikuti majelis ilmu yang dipimpin Imam Malik di Madinah. Khalifah Abu Ja’far al-Mansur begitu terkesan dengan kedalaman ilmu hadis dan fikih Imam Malik.

Suatu ketika Khalifah Abu Ja’far al-Mansur berujar kepada Imam Malik, “Wahai Imam Malik, engkau sangat mengetahui bahwa saat ini tidak ada orang yang menguasai ilmu agama dengan baik kecuali dirimu. Engkau juga tahu betapa sibuknya diriku mengurus negara dan rakyat. Oleh karena itu, aku sangat berharap jika engkau menulis sebuah buku yang dapat dipergunakan untuk kemaslahatan masyarakat luas.”

Suatu saat Imam Malik berujar, “Sungguh al-Mansur telah memberiku inspirasi untuk menulis Kitab al-Muwaththa.” Kemudian, Imam Malik memperlihatkan karyanya kepada Khalifah Abu Ja’far al-Mansur.

Pada saat itu, Khalifah l-Mansur sangat tertarik untuk menjadikan Kitab al-Muwaththa sebagai salah satu sumber undang-undang dan digunakan di lembaga negara.

Ayat Alquran juga menyemangati kita untuk menulis, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara pena. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS al-‘Alaq [96]: 1-5).

Dengan diturunkannya ayat ini, Allah SWT hendak menggugah kesadaran manusia bahwa dia diciptakan dari dari ‘alaqah (segumpal darah). Setelah proses penciptaan manusia, Allah SWT mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Hal ini berarti Allah SWT telah memuliakan manusia yang menguasai ilmu dan menuliskan ilmunya. Semangat umat Islam dalam menulis telah menjadikan Islam sebagai salah satu taman peradaban dunia yang keindahannya dapat dirasakan oleh masyarakat dunia sampai saat ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat