Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Menjaga Silaturahim

Memberi makan dan mengucapkan salam merupakan cara termudah mempraktikkan silaturahim.

Oleh PROF DADANG KAHMAD

OLEH PROF DADANG KAHMAD

Kini kita hidup di era serbadigital. Silaturahim pun berlangsung secara virtual. Mungkin terasa ada yang kurang lengkap. Tetapi itu lebih kepada kebiasaan lama karena bertahun-tahun hidup dalam tatap muka.

Hanya saja, esensinya tetap harus terjaga, yaitu suasana batin yang menyatu sebagai saudara seiman, sebangsa, dan sama-sama makluk ciptaan Tuhan. Begitu pentingnya silaturahim dalam kondisi apa pun.

Mesti diingat, virtual dan tatap muka hanyalah cara. "Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahim." (HR Bukhari).  

Begitulah sabda Rasulullah SAW, Sang Teladan. Setelah menyambungkan yang terputus atau yang belum terhubung, hendaknya dapat memperluas dan  menjaganya dengan baik. Perbanyak teman di manapun dengan latarbelakang apapun.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr RA: "Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Perbuatan apakah yang paling baik dalam Islam?' Beliau menjawab, 'Memberi makan dan mengucapkan salam kepada seorang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal'." (HR Muslim).

Memberi makan dan mengucapkan salam merupakan cara yang paling mudah mempraktikkan silaturahim. Mengucapkan salam artinya menebar kedamaian, keselamatan, dan kebaikan.

Boleh jadi, saat ini banyak yang mengeluh, sesama warga jarang saling mengunjungi rumah, bahkan saat Hari Raya. Banyak yang beranggapan telah longgar keakraban.

Secara fisik dengan pandemi yang sudah berlangsung dua tahun ini, kita dibatasi. Belum lagi adanya perubahan pola hubungan antarpersonal yang luar biasa sebagai akibat dari modernisasi alat komunikasi dan informasi. Berkomunikasi organik bergeser ke virtual. Di sisi lain, secara sosial, hubungan antarindividu tidak lagi bersifat personal, tetap bersifat fungsional.

Meski demikian, dengan kondisi yang terjadi saat ini tentu kita harus berusaha agar keakraban tetap kuat walaupun tidak harus bertemu fisik. Seorang Muslim harus berusaha agar pertemuan virtual tidak mengurangi makna hakiki dari silaturahim.

Dimungkinkan bentuk silaturahim virtual tersebut akan terus menjadi model alternatif, walaupun keadaan sudah kembali normal. Komunikasi virtual itu lebih efisien dibandingkan dengan tatap muka.

Kini tinggal kita bingkai dengan hati yang tulus, menyatukan kebersamaan. Bila komunikasi fisik hanya basa basi, bila virtual hanya citra, apalah artinya sebuah niat kebaikan mengikatkan kebersamaan.

Mari jaga silaturahim, sampaikan salam, berbagi, dan terus menebar kemanfaatan. Virtual dan tatap muka hanyalah cara. Setiap manusia akan merasakan ketulusan dari upaya menebar kebaikan dan menjaga hubungan persaudaraan.

Wallaahu a'lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat