Pengantin memakaikan cincin pernikahan seusai ijab kabul di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Jumat (29/5/2020). | IRWANSYAH PUTRA/ANTARA FOTO

Fikih Muslimah

Menyiasati Pernikahan LDR

Istilah long distance relationship (LDR) dalam pernikahan sebenarnya bukanlah hal yang baru.

 

OLEH DEA ALVI SORAYA

 

Istilah long distance relationship (LDR) dalam pernikahan sebenarnya bukanlah hal yang baru. Rintangan dari hubungan jarak jauh nyatanya telah dialami oleh Nabi Ibrahim AS dan istrinya, Siti Sarah, yang harus terpisah selama bertahun-tahun. 

Zaman makin berkembang, tantangan LDR juga makin terkikis dengan kemutakhiran teknologi yang membuat jarak tak lagi menjadi masalah dalam membina suatu hubungan, termasuk pernikahan. “Tapi, tentu ujian dari LDR tidak akan mudah, dan kunci utamanya adalah kejujuran,” kata Ustazah Qotrunnada Syathiry dalam program Republika Ngaji pada Kamis (10/2) malam di kanal Youtube Republika Official. 

Melalui kejujuran, Ustazah Nada menjelaskan, segala prasangka dari suami maupun istri dapat ditangkal, dan untuk menjaga kejujuran harus dengan memaksimalkan komunikasi. Terlebih, sekarang telah banyak media komunikasi yang bisa digunakan bagi para pejuang LDR untuk melepas rindu. Selain kepercayaan, hal yang perlu ditanamkan oleh pasangan LDR adalah keridhaan dan saling memahami. 

Fondasi itu, kata Ustazah Nada, dapat menangkis timbulnya perasaan atau pemikiran miring tentang pasangan. Di samping itu, ketakwaan dan menjaga rasa takut pada Allah SWT juga dapat menjadi tameng yang dapat menghalau timbulnya niat untuk melakukan hal yang berpotensi merusak keutuhan rumah tangga.

“Ketakwaan dan rasa takut pada Allah sangat perlu dijaga sehingga ketika suami atau istri tergoda untuk melakukan maksiat, mereka dapat mengantisipasinya dengan ketakwaan dan rasa takut tadi,” ujar dia.

Kunci lain yang dapat diterapkan oleh para pejuang LDR adalah senantiasa berprasangka baik (husnuzhan) kepada pasangan. Istri maupun suami juga disarankan untuk tidak mudah termakan desas-desus miring tentang pasangan dari tetangga, kerabat, atau orang lain yang belum pasti kebenarannya.

“Kalaupun kita menemukan suatu yang ganjil maka tabayun dulu, tanya dan pastikan langsung terlebih dulu kepada pasangan agar tidak terjadi kesalahpahaman,” sarannya. 

“Yang terpenting, selalu libatkan Allah SWT dengan berdoa agar pernikahan kita senantiasa dijaga dan dilindungi dari segala macam hal yang merusak dan agar pasangan kita mendapatkan keteguhan hati,” sambungnya.

Penceramah yang kerap mengisi program kajian Islam di berbagai media ini menyarankan para pasangan yang harus menjalani LDR untuk membuat kesepakatan dan perjanjian dengan pasangan. Itu merupakan bentuk komitmen dari kedua belah pihak untuk saling menjaga keharmonisan rumah tangga. 

Jika dalam prosesnya kemudian bahtera ini diterpa gelombang ombak yang cukup menggoyahkan keteguhan hati salah satu atau kedua pasangan, solusi yang dapat dilakukan adalah kembali kepada Allah SWT.

Menurut Ustazah Nada, berdoa dan mengadu kepada Allah SWT merupakan jalan keluar dari segala kegundahan, di mana Allah SWT selalu menawarkan ketenangan bagi setiap hamba-Nya yang datang dan mengadu pada-Nya. 

 “Setelah berdoa pada Allah SWT, kita tentu boleh menceritakan kegundahan atau masalah kita ke teman atau orang yang kita percaya. Pilihlah teman yang bisa menenangkan dan tidak akan menimbulkan masalah baru karena curhat itu manusiawi dan ini tidak termasuk mengumbar aib. Asal pastikan bahwa teman curhat itu tidak akan menjerumuskan kita pada masalah yang baru,” ucap Ustazah Nada.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat