Pihak Kedutaan Besar Ukraina untuk Jepang menunjukkan presentasi soal kondisi di Ukraina, beberapa waktu lalu. | REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Internasional

'Rusia dan Ukraina Hormati Protokol Minsk'

Putin mengisyaratkan kesediaannya untuk melanjutkan perundingan.

KIEV -- Presiden Prancis Emmanuel Macron, Selasa (8/2), mengeklaim Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkomitmen untuk menghormati Protokol Minsk. Ini disimpulkan Macron setelah bertemu dengan kedua pemimpin tersebut.

"Kini kita memiliki kemungkinan ada perundingan yang lebih maju," kata Macron kepada Zelensky, saat konferensi pers bersama di Kiev.

Macron terbang ke Kiev setelah pada Senin mengunjungi Moskow. Di Moskow, Macron sempat berdiskusi dengan Putin selama lebih dari lima jam.

Protokol Minsk adalah serangkaian kesepakatan yang ditandatangani 2014 dan 2015 oleh pemimpin Ukraina, Rusia, Prancis, dan Jerman. Protokol itu diteken sebagai tanggapan atas aneksasi Rusia atas Krimea. Protokol tersebut juga menyebutkan upaya mengakhiri perang separatis di Donbass, Ukraina timur.

photo
Presiden Prancis Emmanuel Macron. - (AP/Michel Euler/AP Pool)

Sebelumnya, Macron mengakui, tak ada terobosan dari pertemuannya dengan Putin, Senin (7/2). Namun, Macron mengatakan, ia diyakinkan bahwa "tidak ada kemunduran dan tidak ada juga eskalasi."

Menurut Macron, tujuannya bertemu Putin adalah "Untuk mencegah eskalasi dan untuk membuat perspektif baru. Tujuan itu telah tercapai."

Sedangkan, Putin menggambarkan pertemuannya dengan Macron "bermanfaat", substantif, dan resmi. Ia menyebut, sejumlah gagasan Macron bisa menjadi dasar bagi langkah lebih jauh.

"Sejumlah ide dan proposal yang mungkin terlalu dini untuk disebutkan, menurut saya semua itu mungkin untuk menjadi dasar bagi langkah bersama selanjutnya," ujar Putin, Senin.

"Kami telah sepakat bahwa usai perjalanan beliau ke ibu kota Ukraina, kami akan saling berhubungan kembali dan bertukar pandangan mengenai hal ini," katanya menambahkan.

Usai pertemuannya dengan Macron, Putin mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengabaikan tuntutan Rusia. Namun, Putin mengisyaratkan kesiapannya untuk terus berunding.

Rusia menuntut NATO dan pemimpinnya, AS, menolak permohonan Ukraina untuk menjadi anggota NATO. Rusia juga meminta NATO dan AS menarik kekuatannya dari Eropa Timur.

Rusia menempatkan lebih dari 100 ribu personel militernya di dekat Ukraina. Zelensky khawatir bahwa Rusia akan menginvasi negaranya. Rusia menampik dugaan itu.

Namun, Barat juga mulai mengerahkan kekuatannya ke Eropa Timur, kian mendekati Ukraina. Menanggapi ini, Putin mengingatkan, negara-negara Eropa akan tertarik ke dalam konflik militer dengan Rusia dan "tak akan ada pemenangnya".

photo
Foto yang dilansir Kementerian PErtahanan Rusia menunjukkan prajurit berlatih di Golovenki, Rusia, Selasa (25/1/2022). - (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Rusia mengatakan, pengerahan kekuatan adalah bagian dari latihan militer bersama Belarus. Namun, mereka tidak menyatakan kapan pasukan Rusia akan meninggalkan Belarus jika latihan usai.

Putin hanya mengatakan, pada suatu saat pasukannya akan kembali ke pangkalan militer di Rusia. Namun, kata Putin, "Tak ada satu orang pun pernah mengatakan bahwa mereka akan tetap di sana."

Pada Selasa, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, ada enam kapal induk dikerahkan dari Mediterania untuk menuju Laut Hitam. Pengerahan itu terkait latihan militer bersama Belarus.

Ukraina memiliki sejarah kelam dengan Rusia. Salah satunya, pada 2014 Rusia menganeksasi Krimea yang ada di wilayah Ukraina timur.

Semenrara itu, Presiden AS Joe Biden memperingatkan, AS akan memblokir pipa gas Nord Stream 2 yang menghubungkan Rusia dan Jerman. Langkah itu akan dilakukannya, "Jika Rusia menginvasi, artinya tank dan pasukan akan melintas perbatasan Ukraina lagi."

Pipa gas tersebut sudah selesai pembangunannya. Namun, hingga kini belum beroperasi.

Rusia adalah pemasok energi terbesar bagi Eropa. Terblokirnya pipa itu akan menghantam perekonomian Rusia, sekaligus mengganggu suplai energi bagi Jerman. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat