Tampak depan lokasi kediaman bung Hatta, di Bukittinggi, Sumatra Barat. | Republika/ Tahta Aidilla

Kisah Dalam Negeri

Bukti Kesederhanaan Sang Proklamator

Amzal menceritakan rumah ini dibangun persis meniru bentuk aslinya yang dilihat dari memoir Bung Hatta.

OLEH FEBRIAN FACHRI

Bukittinggi dikenal sebagai Kota Wisata yang dapat menawarkan paket komplet. Wisatawan yang datang ke Kota Bukittinggi ini, bisa menikmati pemandangan yang indah, aneka kuliner yang sedap, hingga kaya akan kekayaan budaya dan sejarah.

Bila Anda datang ke Bukittinggi, tak jauh dari jantung kota, Anda dapat mampir ke rumah kelahiran salah satu Bapak Proklamasi yaitu Mohammad Hatta. Rumah Kelahiran Bung Hatta terletak di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 37, Bukittinggi. Di rumah itu, Hatta dilahirkan. Ia menghuni rumah tersebut sampai usia 11 tahun.

"Bung Hatta dilahirkan di rumah ini. Tepatnya di lantai dua. Beliau di sini sampai menamatkan sekolah dasar. Setelah itu diajak ayah sambungnya merantau ke Padang untuk sekolah MULO," kata Pengelola Museum Kelahiran Bung Hatta, Amzal, kepada Republika akhir pekan lalu.

photo
Ruangan kamar tidur Bung Hatta di museum kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi, Sumatra Barat. - (Republika/ Tahta Aidilla)

Museum kelahiran Bung Hatta ini berada di tanah seluas 777 meter. Dulunya tanah keluarga Bung Hatta di situ seluas 4 hektare. Rumah ini sempat runtuh dan tanahnya berpindah tangan sejak tahun 1960 an.

Kemudian sejak tahun 1994, rumah ini dibangun kembali persis seperti suasana masa kecil Bung Hatta. Kayu-kayu yang dipakai untuk membangun ulang rumah masa kecil Bung Hatta ini didatangkan dari Kalimantan. Selain itu, beberapa dinding dan tonggak rumah ini juga menggunakan bambu yang dianyam. Khas rumah-rumah lama masyarakat Minangkabau.

Sejak 12 Agustus 1995 setelah selesai dibangun ulang, rumah ini diresmikan lagi sebagau museum kelahiran Bung Hatta. Museum ini kini di bawah naungan Pemerintah Kota Bukittinggi. Peresmian museum ini bertepatan dengan tanggal kelahiran Bung Hatta, sekaligus merayakan 50 tahun kemerdekaan RI saat itu.

"Rumah ini boleh dikunjungi oleh wisatawan. Bagus untuk anak-anak sekolah agar dapat mempelajari sosok seorang Wapres pertama RI Bung Hatta," ujar Amzal.

photo
Peralatan masak tertata apik di museum kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi, Sumatra Barat. - (Republika/ Tahta Aidilla)

Amzal menceritakan rumah ini dibangun persis meniru bentuk aslinya yang dilihat dari memoir Bung Hatta. Sebagian besar perabotan dalam rumah masih asli dari peninggalan masa kecil Bung Hatta. Walau sempat berpindah tangan, perabotan rumah ini dijaga oleh kerabat-kerabat Bung Hatta. 

Namun, alat-alat bersejarah masa kecil Bung Hatta seperti Bendi, sepeda ontel, dan kasur tempat tidur sudah replika ulang. Meski demikian, melihat benda-benda bersejarah dan juga replika yang ada di rumah ini tetap mampu membawa kita kepada suasana masa kecil Bung Hatta.

Bung Hatta kecil tidur di kamar berukuran kecil di belakang. Tepatnya di sebelah dapur. Di belakang kamarnya ini ada kolam ikan. Di sampingnya berdiri dua lumbung padi. Di depan lumbung ini, ada juga satu lesung yang pada zaman dahulu dipakai untuk menumbuk padi, kopi, tepung, dan lain-lain.

photo
Tampak samping lokasi kediaman bung Hatta, di Bukittinggi, Sumatra Barat. - (Republika/ Tahta Aidilla)

Amzal menceritakan semasa kecil Bung Hatta jarang tidur di rumah. Karena tradisi masyarakat Minangkabau saat itu, laki-laki tidur di surau guna menimba ilmu agama.

Sementara kamar baca yang ada pada bagian depan biasa digunakan ketika ia libur sekolah semasa menempuh pendidikan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Padang.

Amzal menambahkan keberadaan Museum Rumah Kelahiran Proklamator Bung Hatta tersebut cukup menarik bagi setiap wisatawan, baik lokal maupun wisatawan mancanegara yang datang ke Bukittinggi.

“Dari seluruh pengunjung tersebut rata-rata didominasi oleh pelajar dan mahasiswa dibandingkan dengan masyarakat umum. Biasanya selain berwisata mereka juga melakukan studi lapangan,” ujar Amzal.

photo
Politikus Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno (kanan) berfoto bersama warga dengan latar belakang lukisan Wakil Presiden ke-1 RI Bung Hatta saat berkunjung di Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta di Bukittinggi, Sumatra Barat, Rabu (6/3/2019). - (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Belajar dari Bapak Koperasi

Nadya (19) seorang mahasiswa Universitas Negeri Padang siang itu, Sabtu (5/2) berkunjung ke Museum Kelahiran Bung Hatta untuk keperluan tugas. Ia berkunjung ke tempat tersebut untuk mengetahui masa lalu sosok Bapak Koperasi Indonesia.

Menurut Nadya, dari sekian banyak pahlawan bangsa yang terkenal, sosok yang ia idolakan adalah Mohammad Hatta. Karena ia mengetahui figur Hatta yang pintar, santun dan setia kepada keluarga dan negara.

“Hatta adalah contoh pemimpin yang rendah hati dan tegas. Bahkan anaknya sendiri tidak diizinkan naik kendaraan dinas wakil presiden sebagai bentuk kepatuhannya kepada aturan,” ujar Nadya. Nadya ingin pemimpin Indonesia sekarang lebih banyak mencontoh figur Hatta.

Faiz (17) seorang pelajar SMA dari Alahan Panjang, mengebut dengan mendatangi rumah kelahiran Bung Hatta, ia jadi benar-benar tahu bahwa Sang Proklamator RI adalah figur yang sangat sederhana.

Ia awalnya menyangka seseorang yang sudah menjabat sebagai pemimpin negara, akan memiliki rumah besar, megah dan mewah. “Pemimpin yang sederhana. Sosok yang sudah mengabdikan hidupnya untuk bangsa,” ucap Faiz.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat