Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Jangan Terlena

Kemewahan dunia tidak menyebabkannya terlena dan teperdaya dengan bujuk rayu setan.

Oleh AHMAD AGUS FITRIAWAN

 

OLEH AHMAD AGUS FITRIAWAN

Adalah fitrah dan sifat manusia yang cenderung memiliki rasa cinta terhadap kenikmatan dunia (QS 3: 14). Memiliki kecintaan terhadap hal tersebut tentu tidak dilarang.

Namun, sebagai orang mukmin tentu dituntut untuk bersikap waspada dan mengelola dengan sebaik-baiknya, serta efisien dalam mempergunakan nikmat yang diberikan. Mensyukuri dan menggunakan segala kenikmatan yang Allah anugerahkan adalah sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Karena sering kali manusia tidak mensyukuri nikmat-Nya.

Sebagaimana disebutkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua nikmat di mana manusia banyak tertipu karenanya, yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhari).

Manusia yang terlena dengan kenikmatan dunia akan selalu mengejar dunia dengan berbagai cara. Orientasi hidupnya hanyalah untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya (QS 104: 2). Hawa nafsu diperturutkan tanpa menyadari bahwa segala kenikmatan itu hanyalah titipan sementara waktu yang mesti dipelihara sebaik mungkin (QS 25: 43).

Makin dia mengejar dunia, makin menjauhkannya dari cahaya Ilahi. Ibarat minum air laut, makin banyak diminum kian membuat dahaga. Kesibukannya mengurus harta melalaikannya dari mengingat Allah dan mensyukuri segala nikmat yang diberikan kepadanya (QS 63: 9).

Sebaliknya, hamba Allah yang saleh akan memanfaatkan segala kenikmatan dunia sebagai ladang untuk memudahkannya menuju alam akhirat (ad-dunya mazra’at al-akhirah). Kemewahan dunia yang dimiliki tidak menyebabkannya terlena dan teperdaya dengan bujuk rayu setan. Ia yakin apa yang dilakukannya di dunia akan menentukan posisinya di sisi Allah SWT (QS 87: 16-17)

Seluruh waktunya didedikasikan untuk beramal sebanyak-banyaknya agar terhindar dari kerugian. (QS 103: 1-3). Makin bertambah kenikmatan yang diberikan, makin besar pula rasa syukurnya kepada Allah. Tiada hari yang dilalui tanpa bermunajat dan bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan karunia yang diberikan kepadanya (QS 14: 7)

Di akhirat kelak, seluruh kenikmatan itu akan dimintai pertanggungjawaban (QS 102: 8). Ketika dikumpulkan di Padang Mahsyar, setiap manusia akan diinterogasi terhadap apa saja yang telah dikerjakannya di dunia, selama kesempatan hidup Allah berikan kepadanya.

Amal perbuatan semuanya akan diperlihatkan, tidak ada yang bisa mengelak dan berbohong di hadapan Allah SWT. Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun dia akan melihat (balasan)-nya pula (QS 99: 6-8).

Baru setelah itu diputuskan di tempat manakah ia akan tinggal, di surga yang penuh kenikmatan atau neraka yang penuh siksaan. Semua bergantung pada amal perbuatannya masing-masing. Semoga Allah jadikan dunia hanya di genggaman, tidak di hati kita.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat