Biskita Trans Pakuan menunggu penumpang di Jalan Mayor Oking, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (24/1). Biskita Trans Pakuan kembali beroperasi masih dengan tarif gratis pada hari ini setelah diberhentikan sementara untuk dilakukan evaluasi oleh Badan Pengelo | Republika/Putra M. Akbar

Bodetabek

Biskita Transpakuan Kembali Mengaspal di Kota Bogor

Waktu tempuh menggunakan Biskita Transpakuan lebih cepat.

Setelah 23 hari sejak awal 2022, halte bernuansa biru tua dan kuning milik Biskita Transpakuan di seluruh penjuru Kota Bogor akhirnya tak lagi sepi. Setelah berhenti beroperasi pada 1 Januari 2022, 49 armada Biskita Transpakuan siap kembali melayani masyarakat Bogor.

Pada Ahad (23/1), masyarakat dihebohkan dengan 49 unit Biskita Transpakuan yang ‘berkonvoi’ di jalan protokol Kota Bogor. Rupanya, puluhan bus berkonsep bus rapid transit (BRT) ini tengah ‘memanaskan mesinnya’ untuk kembali mengaspal di Kota Hujan.

Sejak pukul 05.00 WIB, bus dengan corak batik Bogor berwarna ungu ini sudah mulai beroperasi menjemput warga Kota Bogor yang telah merindukan kehadirannya. Mulai dari Koridor 1, rute Terminal Bubulak-Cidangiang, Koridor 2 rute Terminal Bubulak-Ciawi, Koridor 5 rute Ciparigi-Stasiun Bogor, dan Koridor 6 rute Parung Banteng-Air Mancur.

Yudith (27 tahun), seorang karyawan swasta, satu di antara sekian banyak orang yang turut berbahagia dengan kembalinya Biskita Transpakuan. Menurut dia, Biskita Transpakuan merupakan transportasi umum ternyaman di Kota Bogor. Apalagi, sejak beroperasi pada November 2021, masyarakat dapat memanfaatkannya secara gratis.

Namun, sebelum berangkat sekitar pukul 08.30 WIB, Yudith merasa sangsi. Lantaran aplikasi Biskita di ponselnya menunjukkan status “bus belum beroperasional”. 

Ia takut termakan harapan palsu yang beredar di media-media, yang menyebutkan Biskita Transpakuan akan beroperasi. Namun, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto telah mengunggah video persiapan Biskita Transpakuan dan ternyata memang mengaspal pada Senin (24/1).

“Memang kabarnya sudah resmi antara akun di Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Biskita, koran, dan digital. Tapi, status di aplikasinya membuat saya sangsi,” ujar Yudith kepada Republika.

Warga Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, ini pun mendatangi bus stop Sempur. Ternyata Biskita Transpakuan sudah berjalan normal.

“Berarti aplikasi Biskita yang belum update sama sekali, karena sampai saat ini statusnya ‘bus belum beroperasional’ di layar, dan tidak ada ikon bus yang biasa bergerak di petanya,” ujarnya.

Hal yang sama dirasakan Budi (41), penumpang Biskita Transpakuan Koridor 6 rute Parung Banteng-Air Mancur. Selama tiga pekan ke belakang, Budi mengaku terpaksa kembali menggunakan angkutan kota (angkot). Padahal, jika menggunakan Biskita Transpakuan yang berhenti teratur di setiap halte dan bus stop, waktu tempuh perjalanan Budi lebih cepat.

Budi mengaku sempat ragu untuk mendatangi Halte Parung Banteng. Sebab, di aplikasi Biskita pada ponselnya menunjukkan status “bus belum beroperasional”. 

“Tapi kemarin dengar Pak Wali Kota bilangnya hari ini mulai beroperasional, makanya agak ragu. Tapi ternyata busnya benar sudah berjalan, jadi saya pakai Biskita lagi,” ujar Budi.

Humas BPTJ, Budi Rahardjo, menjelaskan 49 unit Biskita Transpakuan di Kota Bogor beroperasi normal seperti sedia kala. Hanya saja, saat ini memang sedang dilakukan integrasi sistem aplikasi Biskita, dengan sistem aplikasi program subsidi buy the service (BTS) di kota lain yang berada di bawah pengelolaan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. “Untuk sementara memang aplikasi Biskita belum dapat dimanfaatkan seperti sedia kala,” kata Budi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat