Warga mengenakan masker saat melintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Kemenkes memprediksi puncak penyebaran kasus COVID-19 varian Omicron akan terjadi pada awal atau pertengahan Februari 2022. | ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.

Jakarta

Sempat Tutup karena Covid, Sebnyak 18 Sekolah Buka Lagi

PTM belum (dibuka) karena masih menunggu hasil tes PCR terkait Covid-19.

JAKARTA – Penutupan sekolah yang menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Ibu Kota terus bertambah setiap harinya. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan, total sudah 43 sekolah di Jakarta yang tutup karena ditemukan kasus Covid-19, baik pada siswa maupun guru.

“Dari 43 sekolah itu yang terpapar peserta didiknya ada 67, pendidik ada dua, tenaga pendidik ada tiga, jadi 72 orang,” kata Riza saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (19/1).

Dari 43 jumlah sekolah yang sempat ditutup menghentikan PTM 100 persen, sebanyak 28 sekolah sudah dibuka kembali. Berdasarkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2, setiap sekolah wajib tutup lima hari untuk disterilisasi jika ditemukan ada peserta maupun tenaga pendidik yang positif Covid-19. Riza menjelaskan, saat ini, sebanyak 15 sekolah yang masih tutup.

"Dari data itu rata-rata sekolah itu ada satu sampai dua (kasus), ada sekolah yang tiga tapi rata-rata ada satu," ujar Riza.

Dia menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI juga mempertimbangkan pemberlakuan PTM selama dua sesi untuk mencegah penyebaran kasus Covid-19. Hanya saja, Pemprov DKI perlu untuk konsultasi dengan pemangku kepentingan terkait. Karena itu, untuk Pemprov DKI tetap mengacu kebijakan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri soal Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

"Kami mempertimbangkan memang banyak masukan rekomendasi dari semua, namun sekali lagi Dinas Pendidikan akan terus melakukan monitoring, pengawasan, evaluasi, terus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan," ujar Riza.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, jajarannya sudah mengupayakan active case finding (ACF) terkait temuan kasus Covid-19 selama PTM 100 persen. Menurut dia, berbagai kasus positif yang terdeteksi di puluhan sekolah tersebut setelah dilakukan penelusuran, bermula dari komunitas, bukan dari aktivitas sekolah.

"Dinkes tidak sendiri, ada Dinas Pendidikan DKI, dan satgas yang mengevaluasi itu dan nanti akan ada rekomendasinya," kata Widyastuti.

Jika ada sekolah yang tidak bersedia mengikuti kebijakan ACF, kata dia, Dinkes DKI tetap melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI dengan cara melakukan persuasi. Kebijakan itu wajib diterapkan untuk memantau keberhasilan protokol kesehatan di sekolah selama PTM berlangsung.

Dengan cara itu, kata dia, temuan kasus Covid-19 bisa dengan mudah dideteksi.  "Sekolah yang nggak mau di-ACF harus terus-menerus dilakukan pendekatan," kata Widyastuti.

Sementara itu, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Jakarta batal menggelar PTM 100 persen pada Rabu karena hasil tes polymerase chain reaction (PCR) para siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut belum keluar. Wakil Kepala SMAN 6 Jakarta Bidang Hubungan Masyarakat, Unro, mengatakan, tes tersebut merupakan tindak lanjut dari salah satu siswanya yang positif Covid-19 pada Kamis (13/1).

"PTM belum (dibuka) karena masih menunggu hasil tes PCR terkait Covid-19 yang dilakukan terhadap siswa, guru, serta karyawan," kata Unro saat ditemui di sekolah yang berlokasi di Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru tersebut, Rabu.

Dia menjelaskan, tes PCR dilakukan oleh petugas Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru terhadap 82 orang, yang terdiri atas 35 siswa kelas XI, 41 pendidik, dan enam tenaga kependidikan. "(Sebanyak) 35 siswa itu berasal dari kelas yang terdapat satu orang siswa positif Covid-19," kata Unro.

Kendati PTM telah ditiadakan sejak Jumat (14/1), pihaknya tidak mau mengambil risiko dengan memulai PTM dengan jeda lima hari sesuai ketentuan. Hal itu karena pihak sekolah belum menerima hasil tes PCR. “Sehingga daripada terkatung-katung tidak ada kepastian, kami putuskan hari ini (Rabu) untuk pembelajaran jarak jauh,” ujar Unro. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat