Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan kata sambutan pada Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2021 di Jakarta, Kamis (30/12/2021). | ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU

Kabar Utama

Ekonomi Diyakini Terus Membaik 

Ada beberapa indikator yang menunjukkan ekonomi Indonesia akan terus berada di zona positif.

JAKARTA -- Pemerintah yakin tren pemulihan ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun akan terus berlanjut. Ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia akan terus berada di zona positif setelah sempat mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi kuartal IV 2021 diperkirakan tumbuh di angka 5 persen. Jika itu tercapai, pertumbuhan sepanjang tahun ini akan berada di kisaran 3,7 persen hingga 4 persen. "Kami sampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi sudah masuk di jalur positif. Dari sisi permintaan sudah positif, begitu juga dari segi suplai yang terus bertumbuh," kata Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (30/12).

Airlangga mengatakan, salah satu indikator yang menunjukkan adanya pemulihan ekonomi adalah angka purchasing managers' index (PMI) manufaktur. Per November, PMI manufaktur Indonesia berada di level 53,9 poin atau dalam level ekspansi. Geliat industri itu juga ditunjukkan dari capaian ekspor yang tinggi sepanjang tahun ini.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor sepanjang Januari-November 2021 mencapai 209,1 miliar dolar AS. Jumlah tersebut meningkat 42,6 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar 146,6 miliar dolar AS.

Dari segi permintaan, kata Airlangga, pemulihan ekonomi tecermin dengan naiknya indeks keyakinan konsumen (IKK). Pada bulan lalu, IKK tercatat mencapai 118,5 atau meningkat dari bulan sebelumnya. 

Mengenai inflasi, Airlangga menyampaikan, laju inflasi per November mencapai 1,75 persen year on year (yoy). Sampai akhir tahun ini, angka inflasi kemungkinan mencapai kisaran 1,77 persen atau masih berada dalam sasaran inflasi 2021 yang sebesar 3 plus minus 1 persen. "Inflasi yang masih terjaga rendah dan stabil mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi," kata Airlangga.

Memasuki 2022, Airlangga memperkirakan, pertumbuhan ekonomi nasional berada pada kisaran 5,2 persen. Level tersebut sama seperti pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia sebelum pandemi terjadi. Adapun tingkat inflasi tahun depan tetap ditargetkan mencapai 3 persen plus minus 1 persen.

Airlangga mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi tahun depan akan sangat bergantung pada tiga faktor. Pertama, pengendalian pandemi yang disiplin disertai dengan dukungan perbaikan sistem ketahanan kesehatan. Faktor kedua, bergantung pada respons kebijakan ekonomi yang tepat, termasuk fiskal dan moneter, untuk memastikan proses pemulihan yang lebih kuat. Terakhir, penciptaan lapangan kerja secara signifikan dengan kesiapan transformasi teknologi digital.

photo
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan paparan saat Refleksi Capaian 2021 dan Outlook Ekonomi 2022 di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (30/12/2021). - (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.)

Untuk mempercepat pemulihan ekonomi pada 2022, pemerintah melakukan perubahan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 414 triliun. Anggaran PEN di tahun depan mencakup bidang kesehatan Rp 117,9 triliun, sedangkan untuk anggaran PEN program perlindungan masyarakat mencapai Rp 154,8 triliun. Terakhir, anggaran program penguatan pemulihan ekonomi dialokasikan sebesar Rp 141,4 triliun.

 Optimisme investor

Bursa Efek Indonesia (BE) menilai investor makin optimistis terhadap perekonomian Tanah Air. Kondisi ini tecermin dari aktivitas perdagangan, jumlah investor, maupun pertumbuhan aktivitas pencatatan saham perdana (IPO).

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, optimisme pelaku pasar juga terlihat melalui rekor-rekor baru yang tercatat dalam aktivitas perdagangan tahun ini. "Sepanjang 2021, pasar modal Indonesia menorehkan sejumlah pencapaian yang positif meski masih dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19," kata Inarno, Kamis (30/12).

Inarno menjelaskan, aktivitas pasar modal sepanjang 2021 tumbuh positif, tecermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mencapai level 6.600,68 pada 29 Desember 2021. Posisi tersebut meningkat 10,4 persen dari posisi Desember 2020. 

IHSG bahkan sempat menembus rekor baru, yakni di level 6.723,39 pada 22 November 2021, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi. Sementara itu, kapitalisasi pasar pada 29 Desember mencapai Rp 8.277 triliun atau naik hampir 18 persen dibandingkan dengan akhir 2020, yakni Rp 6.970 triliun.

Sementara itu, aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat di angka Rp 13,39 triliun atau naik lebih dari 45 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yakni Rp 9,2 triliun. 

Tahun 2021 turut diramaikan oleh minat perusahaan untuk memobilisasi dana jangka panjang melalui pasar modal. Hingga 30 Desember 2021, telah terdapat 54 perusahaan tercatat yang melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di BEI. Indonesia pun masih menjadi bursa dengan jumlah IPO terbanyak di kawasan ASEAN selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2019. 

Adapun total penghimpunan dana IPO saham mencapai Rp 62,61 triliun. "Angka ini naik sebesar 1.022,35 persen dibandingkan dengan tahun 2020 dan merupakan nilai penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia," ujar Inarno. 

photo
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) menekan layar didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kedua kanan) dan Ketua Komisi XI DPR Dito Ganinduto (kiri) pada Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2021 di Jakarta, Kamis (30/12/2021). - ( ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU)

Pencapaian positif turut tecermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7 persen menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020. Jumlah itu meningkat hampir tujuh kali lipat dibandingkan dengan tahun 2017. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, berkomitmen untuk meningkatkan likuiditas di pasar modal. Hingga 24 Desember 2021, OJK mencatat penghimpunan dana melalui pasar modal telah mencapai Rp 358,4 triliun. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, penghimpunan dana tersebut merupakan rekor tertinggi bagi pasar modal Indonesia. Bahkan, lanjut Wimboh, angkanya melampaui jumlah pembiayaan di industri perbankan. 

"Pembiayaan di perbankan tidak sampai Rp 300 triliun tahun ini. Kami berkomitmen penuh meningkatkan integritas pasar dan likuiditas," kata Wimboh dalam acara Seremoni Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2021, Kamis (30/12).

Menurut Wimboh, pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan penghimpunan dana di pasar modal. Selama masa tersebut, banyak masyarakat yang menekan aktivitas belanja dan mengalihkan dananya ke pasar modal.

Pemulihan Transformatif Disiapkan

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyiapkan program pemulihan transformatif bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada 2022. Lewat program itu, bisnis UMKM dan koperasi diharapkan tak sekadar pulih dari dampak pandemi, tapi juga lebih siap menghadapi krisis serta perubahan lingkungan. 

Menkop UKM, Teten Masduki, optimistis pemulihan transformatif dapat diwujudkan melalui sejumlah strategi. Strategi pertama, sebanyak 70 persen dari prioritas program Kemenkop nantinya menyasar langsung pelaku UMKM dan koperasi anak muda serta perempuan. "Kemudian fokus mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan," kata Teten dalam konferensi pers, Kamis (30/12). 

Teten menjelaskan, data demografi Indonesia menunjukkan populasi anak muda meliputi  generasi milenial, generasi Z, dan generasi post gen Z mencapai 64,69 persen dari total 270,2 juta jiwa penduduk. Oleh karena itu, anak muda, perempuan, serta ekonomi hijau bakal menjadi penggerak ekonomi.

"Kepemimpinan Indonesia di G-20 menjadi momentumnya. Ini menjadi alasan cukup kuat bagi kita harus siapkan masa depan UMKM agar lebih tangguh dan kompetitif," tutur Teten.

Pemulihan transformatif kedua, lanjut Teten, yaitu mendorong pembiayaan UMKM dan koperasi bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil. Hal itu karena sektor rill dapat membuka lapangan pekerjaan lebih luas dan memperkuat kemandirian pangan nasional. Langkah ketiga, Kemenkop menargetkan ada sedikitnya 30 persen atau 20 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital. 

"Melalui ketiga agenda pemulihan transformatif tersebut, target Kementerian Koperasi dan UKM di 2022 bisa terpenuhi," katanya.

Teten optimistis, pada tahun depan kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) akan mencapai 6,2 persen. Angka itu di atas target RPJMN pada 2024, yaitu 5,5 persen. Kemudian, kontribusi UMKM terhadap PDB menjadi sebesar 63 persen. "Sekarang kontribusinya 61 persen," kata Teten.

Program pemulihan transformatif merupakan langkah lanjutan dari upaya pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Sejak kuartal II 2021, ekonomi Indonesia kembali ke zona positif. 

Tren pemulihan ekonomi salah satunya tecermin dari geliat sektor industri manufaktur. Menteri Perindustrian menyampaikan, industri manufaktur mulai bangkit pada 2021. Hal itu terlihat dari meningkatnya realisasi investasi, capaian ekspor, kontribusi pajak, kontribusi terhadap PDB, dan peringkat Purchasing Managers Index (PMI).

Sepanjang Januari sampai September 2021, realisasi investasi di sektor manufaktur tercatat sebesar Rp 236,79 triliun. Angka ini naik 17,3 persen dibandingkan periode sama 2020 yang sebesar Rp 201,87 triliun.

Dari sisi capaian nilai ekspor, kontribusi sektor industri manufaktur terus meningkat meski di tengah impitan pandemi. Nilai ekspor industri manufaktur pada Januari sampai November 2021 mencapai 160 miliar dolar AS atau berkontribusi sebesar 76,51 persen dari total ekspor nasional.

“Kinerja ekspor sektor manufaktur ini sekaligus mempertahankan surplus neraca perdagangan yang dicetak sejak Mei 2020,” ujar Agus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat