Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Belum lama ini dia menekankan pentingnya pembangunan desa. | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Ekonomi

Ridwan Kamil: Masa Depan Itu di Desa, Asalkan...

Teknologi menjadi kunci pembangunan desa yang mengerek pertumbuhan ekonomi nasional.

BANDA ACEH — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sekaligus Bapak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Indonesia menyatakan bahwa masa depan akan ada di desa jika warganya menguasai teknologi."Saya mempercayai satu teori, masa depan itu di desa bukan di kota, asal ada teknologi," kata Ridwan Kamil di Banda Aceh, Ahad (26/12).

Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat melakukan pertemuan dengan BPD Aceh dan dari Sumatera Utara di Banda Aceh.Kata Kang Emil, langkah itu akan diperjuangkan, bukan hanya untuk eksistensi organisasi, tetapi terhadap kesejahteraan desa. Tujuannya memperjuangkan harkat martabat sebuah eksistensi yang belum sempurna."Dengan kekompakan meraih kemenangan dengan kebersamaan pasti berhasil," ujarnya.

Ridwan menyampaikan, terdapat dua eksistensi BPD yakni sebagai pengawas mewakili masyarakat. Kemudian menggunakan digital, baik untuk usulan maupun laporan dana desa, sehingga jangan sampai tidak ada eksistensi dana desa.

Ridwan menuturkan, dalam sebuah transisi menuju digital pasti ada ketidaksempurnaan, tetapi hal itu jangan membuat kemunduran."Makanya kita memiliki program anak-anak harus kembali ke desa, mengingat kalau orang tua hijrah ke digital akan lama," kata Kang Emil.

Dirinya menambahkan, jika sebuah desa terlihat makmur seperti petani milenial yang sedang digagas, maka nantinya orang akan senang tinggal di desa, sehingga dapat mengisi kekurangan hingga akhirnya anak muda menjadi pengurus desa.

Program Makmur berlanjut di Karawang

PT Pupuk Indonesia (Persero) menggelar tanam perdana lewat program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) bersama para petani di Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (23/12). Produktivitas padi di Karawang ditargetkan bisa naik menjadi 8-9 ton per hektare (ha) dari rata-rata saat ini 7 ton per ha. 

Program Makmur merupakan pendampingan petani secara penuh Pupuk Indonesia bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait lainnya. Pupuk Indonesia juga memberikan akses permodalan kepada petani, bimbingan teknis, akses asuransi, dan memberikan jaminan penyerapan hasil panen. 

Sedangkan, di kegiatan pertanian, Pupuk Indonesia menyediakan produk pupuk nonsubsidi, benih, hingga pestisida sekaligus memberikan pengawalan teknologi dan bimbingan teknis budi daya. Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto mengatakan, program Makmur akan membangun ekosistem usaha tani yang akan memberikan kemudahan bagi para petani. 

"Hasilnya dari program Makmur kami harap mampu memberikan peningkatan produktivitas yg berujung pada peningkatan kesejahteraan petani," kata Bob di Desa Sukamanah, Kecamatan Rawamerta, Karawang, Kamis (23/12). 

Bob menyampaikan, hingga kini program Makmur telah dilaksanakan di lahan seluas 66.371 ha yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Adapun jumlah petani yang terlibat mencapai 48 ribu orang.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan, program Makmur sudah berjalan sangat baik. Produktivitas padi di Karawang diproyeksi bisa naik menjadi 8-9 ton per ha dari saat ini 7 ton per ha. 

Sementara itu, produksi yang meningkat, penggunaan pupuk juga dapat dikurangi karena tepat dalam volume pemakaian. Pupuk yang digunakan juga bukan pupuk subsidi sehingga petani dapat lebih mandiri dan tidak ketergantungan pada pupuk bersubsidi. 

"Program Makmur sudah sangat bagus. Ini ditujukan agar para petani tidak hanya dengan cara konvensional, tapi dengan teknologi sehingga lebih efisien,” ujar Arya.

Program Makmur di Rawamerta itu merupakan perdana dan bekerja sama dengan PT Telkomsel (Persero), khususnya dalam menerapkan teknologi pertanian presisi. Program Makmur akan menghubungkan petani dengan project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, off taker, dan pemerintah daerah. 

Arya sekaligus mengajak para petani yang berada di wilayah Karawang, Jawa Barat, untuk bergabung pada program Makmur Pupuk Indonesia. Hal ini mengingat Karawang menjadi salah satu lumbung padi nasional sehingga membutuhkan pendampingan pertanian yang lebih baik. 

SVP Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir menjelaskan, program Makmur di Rawamerta ini menjadi pilot project penerapan teknologi presisi untuk sektor pertanian. Menurut Dharma, teknologi presisi milik Telkomsel bisa diterapkan untuk komoditi padi, tebu, jagung, dan tembakau. 

Dharma mengatakan, teknologi presisi pertanian dapat memberikan rekomendasi dosis pemupukan secara tepat dan efisien, sehingga produktivitas bisa optimal dan keuntungan petani meningkat. Teknologi tersebut juga memberikan layanan precision sprayer sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya serta kualitas hasil tanaman. 

Teknologi yang diterapkan pada tanam perdana Program Makmur di Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat ini berupa //drone// yang dimanfaatkan dalam menebar pupuk. Dharma menilai, teknologi drone ini hanya membutuhkan waktu 10 menit menebarkan pupuk per 1 ha dari yang sebelumnya membutuhkan lima sampai tujuh hari. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat