Warga mengamati aplikasi-aplikasi | ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Inovasi

Perjalanan Mengantar Rintisan Berkembang 

Salah satu alasan utama startup gagal berkembang adalah karena gagal mengembangkan produk yang dibutuhkan pasar.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI sadar betul bahwa usaha rintisan atau startup memerlukan pembinaan agar bisa terus berkembang. Oleh karena itu, Kominfo mengelar program dengan nama Startup Studio Indonesia (SSI) yang saat ini telah hadir dalam batch ketiga.

Koordinator Startup Digital, Sonny Hendra Sudaryana mengatakan, setelah lima bulan melalui rangkaian seleksi dan pelatihan, SSI kini telah memasuki tahap akhir, yakni tahapan milestone day. "Milestone day merupakan acara puncak dari program ini, dimana tiap startup diberikan kesempatan untuk mempresentasikan bisnis dan pencapaiannya selama mengikuti program di depan para stakeholder, seperti lembaga pemerintah dan venture capital," kata Sonny dalam konferensi pers milestone day SSI Batch 3 yang digelar virtual, pekan lalu.

Sebelum acara puncak, para usaha rintisan telah melalui proses seleksi dan kurasi yang ketat sejak September lalu. Setelah terpilih, setiap usaha rintisan, melalui sesi diagnosis untuk memetakan pin point perusahaan masing-masing. 

Data yang didapat pun menjadi landasan untuk pembuatan kurikulum dan pemilihan coach yang sesuai. Setelah itu para founders mengikuti founder’s camp, yaitu sesi brainstorming dengan para pendiri usaha rintisan Indonesia yang telah sukses membesarkan usahanya ke level yang lebih tinggi. 

Dalam sesi inti ini, para usaha rintisan menggali ilmu sebanyak-banyaknya, terkait cara mencapai product-market fit, atau memformulasikan produk digital yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Terakhir, 15 startup usaha rintisan yang terpilih juga mendapatkan sesi privat 1-on-1 coaching selama 12 minggu dengan para mentor. Tujuannya, agar bisa berkonsultasi dan mempelajari pemaparan materi sebelum Milestone Day tiba. “Pada penyelenggaraan SSI Batch 3, fokus kami lebih tajam untuk membantu startup mencari product-market fit (PMF). Tahap ini sangat krusial, karena salah satu alasan utama startup gagal berkembang adalah karena gagal mengembangkan produk yang dibutuhkan pasar," ujarnya.

Untuk mencapai PMF, ia percaya, metode pelatihan paling efektif adalah dengan sesi tukar pikiran intensif untuk mengupas seluk beluk setiap proses perancangan produk.  Di sinilah SSI mendatangkan bantuan 60 fasilitator ahli yang melakukan coaching kepada para founder dan membantu membuka berbagai kesempatan dan ide terobosan.

photo
Sejumlah pengelola perusahaan rintisan digital atau startup mengoperasikan program pelayanan di sebuah kantor bersama berbasis jaringan internet (Coworking space) Ngalup.Co di Malang, Jawa Timur, Senin (12/10/2020). Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan bisa menumbuhkan 750 wirausaha baru berbasis teknologi informasi atau startup digital setiap tahun untuk mendorong lebih banyak pelaku UMKM terakses digital. - (ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO)

Dalam acara milestone day ini, usaha rntisan yang telah mengikuti program Startup Studio Indonesia sebelumnya pun berkesempatan memberikan testimoninya soal SSI. Co-Founder Praktis yang merpakan peserta usaha rintisan dari batch 1, Adrian Gilrandy mengatakan, SSI adalah program inkubasi yang hadir dengan kurikulum yang dirancang akurat, dengan terlebih dahulu memetakan tantangan yang paling umum dihadapi founder.

"Kami merasa beruntung bisa mengikuti program ini, terutama karena bisa mengakses jaringan network yang luas, serta mendapatkan pelatihan langsung dari para praktisi yang telah sukses sebelumnya. Banyak usaha rintisan tahap awal yang melangkahi tahap paling penting sebelum bertemu dengan venture capital untuk pendanaan," kata Adrian.

Tahap paling penting yang ia maksud adalah pematangan produk agar siap untuk pasar. Dalam SSI, para peserta dituntut untuk implementasi dan melakukan refinement produk yang matang dulu setelah program selesai.

"Sehingga, kami benar-benar siap membawanya ke tahap selanjutnya,” ujarnya. Dengan begitu, maka tiap rintisan bisa berkembang secara lebih optimal dan siap untuk jadi rintisan yang benar-benar hadir sebagai problem solving.

Sejak batch pertama diluncurkan pada 2020, antusiasme terhadap program ini terus meningkat. Jumlah pendaftar di Batch 3 meningkat pun hingga lebih dari lima kali lipat dibandingkan batch sebelumnya.

photo
Sejumlah warga mengamati aplikasi-aplikasi start up yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021). Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini Indonesia memiliki 2.229 perusahaan rintisan (start up) sampai 2021 ini dan diperkirakan potensi nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 124 miliar dolar AS pada 2025. - (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Tak hanya dari segi kuantitas, penyelenggara Startup Studio Indonesia juga melihat peningkatan dari segi kualitas dan diversifikasi industri rintisan. Dimana peserta kini bergerak di isu-isu yang penting di masyarakat, seperti edukasi, kesehatan mental, perikanan, dan Internet of Things (IoT).

Hal ini mengindikasikan, kurikulum yang dirancang sudah tepat dalam menjawab kebutuhan para pelaku usaha rintisan, dan akan terus disosialisasikan agar kualitas serta kuantitas peserta terus meningkat di Batch mendatang.

Dalam SSI Bach 3 sendiri, terdapat 15startup early-stage yang terpilih mengikuti serangkaian program inkubasi ini. Di antaranya adalah AturKuliner, AyoBlajar, Bicarakan, Bolu, Eateroo, Finku, FishLog, Gajiku, Imajin, Keyta, KreatifHub, Powerbrain, Sgara, Soul Parking, dan Zi.Care.

 

 
Metode pelatihan paling efektif adalah dengan sesi tukar pikiran intensif untuk mengupas seluk beluk setiap proses perancangan produk. 
SONNY HENDRA SUDARYANA, Koordinator Startup Digital. 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat