
Ekonomi
Business Survival Kunci Kinerja Positif AP II
AP II berkomitmen memberikan pelayanan terbaik untuk para pengguna jasa transportasi udara.
JAKARTA — PT Angkasa Pura II (Persero) menjalankan strategi business survival dengan memperketat cost leadership atau mengukur hasil yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan dalam setiap program. Termasuk, pengaturan arus keluar-masuk kas secara efisien dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19.
Director of Finance and Risk Management AP II Wiweko Probojakti mengatakan, sebagai upaya meningkatkan cost leadership dan cash flow management di tengah pandemi, AP II mengimplementasikan skema supplier financing. Langkah tersebut untuk menjaga pengembangan dan pembangunan infrastruktur yang dinilai penting terkait operasional bandara dan pemulihan ekonomi nasional.
AP II telah menandatangani skema supplier financing bersama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk pembiayaan empat pekerjaan dengan nilai maksimal Rp 400 miliar.
“Supplier features financing ini adalah salah satu opsi pendanaan yang prosesnya sederhana dan bunga yang kompetitif. Hal ini karena ada kepentingan tiga pihak di sana, yakni AP II selaku pemberi pekerjaan, lalu WIKA sebagai kontraktor (supplier), dan Bank Mandiri sebagai lembaga keuangan yang melakukan pembiayaan sehingga bisa mewujudkan cost leadership,” kata Wiweko di Jakarta, Rabu (15/12).
View this post on Instagram
Wiweko menjelaskan, keempat pekerjaan itu adalah pembangunan hotel domestik Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, jasa konstruksi lanjutan pekerjaan aksesibilitas, pelebaran, dan perpanjangan runway Bandara Banyuwangi, dan perluasan gedung Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Melalui opsi supplier financing ini, Wiweko menambahkan, bank akan membayarkan terlebih dahulu tagihan dari kontraktor sehingga akan membuat AP II bisa lebih efisien dalam mengatur arus keuangan.
Wiweko mengatakan, cost leadership dan cash flow management yang efisien didukung dengan penerapan konsep supplier financing, secara tidak langsung membantu AP II untuk dapat memenuhi kewajiban dengan tetap menjaga kesinambungan pembangunan infrastruktur bandara.
Pada awal Desember 2021, AP II melakukan pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan I AP II Tahap I Tahun 2018 Seri A sebesar Rp200 miliar. Selain itu, pada tanggal yang sama, AP II juga melakukan pembayaran kupon Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap I Tahun 2018 Seri A dan B ke-12 senilai Rp 16,63 miliar.
Sementara itu, AP II akan membayarkan bunga Obligasi Berkelanjutan I AP II Tahun 2016 Seri B dan C ke-22 senilai Rp 22,45 miliar pada 29 Desember 2021. Adapun pelunasan pokok dan kupon obligasi yang dilakukan AP II ini sesuai dengan jadwal jatuh tempo. Wiweko mengatakan, pembayaran kewajiban tepat waktu ini merupakan bentuk komitmen AP II terhadap para kreditur dan bondholder.
Sementara itu, President Director of AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, membaiknya fundamental AP II didukung strategi //business survival// dan operasional bandara yang mampu beradaptasi di tengah pandemi. “AP II menjaga operasional bandara-bandara yang dikelolanya melalui penerapan operasional yang tangguh, cepat beradaptasi yang mengutamakan kerampingan sehingga dapat menghadapi tantangan pandemi Covid-19 dengan baik,” ujar Awaluddin.
Sejalan dengan hal tersebut, Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola AP II dapat tetap beroperasi 24 jam setiap hari meski di tengah pandemi. Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia pun berangsur pulih dengan rasio pemulihan telah mencapai 70 persen pada kuartal IV 2021. “Artinya, kondisi lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta pada kuartal IV/21 sudah mencapai 70 persen dari kondisi sebelum adanya pandemi, yakni pada 2019,” kata Awaluddin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.